Putri profile icon
Kim cươngKim cương

Putri, Indonesia

Kontributor

Giới thiệu Putri

Ibu hamil

Bài đăng(19)
Trả lời(373)
Bài viết(0)

PENGALAMAN+COVID 19

Part 2 Hari ke 1 perawatan. Pagi diantar sarapan, kemudian perawat datang untuk cek tensi, cek kadar oksigen (pakai oksimeter) dan ambil darah. Saya juga ditanya2 keluhannya apa lalu ditanya ingin pcr mandiri atau BPJS. Karena situasi keuangan saat itu sedang mepet, saya memutuskan untuk pcr BPJS. Saya pun di pcr pagi itu. Untuk pagi saya minum 8 obat, siang diberi 4 obat, sore 9 jenis obat, malam 2 obat. Isinya Paracetamol, obat batuk, vitamin2. Tapi siang hari nya saya mendapat suntikan obat pengencer darah karena katanya darah saya pengentalannya abnormal. Sampai hari ke 7 perawatan, sama seperti di hari pertama. Minum obat, cek tensi, cek oksigen, suntik pengencer darah 2x sehari. Sedangkan ambil darah rutin tiap hari hanya sampai hari ke 4. Keesokannya ambil darah hanya 2hari sekali. Keluhannya sampai hari ke 7 Alhamdulillah batuk reda, badan fit, hanya masih sisa dahak ditenggorokan. Hari ke 8- hari terakhir , masih seperti biasa, hanya saja suntikan pengencer darahnya ditambah jadi 3x sehari (beuh mantap) karena hasil lab darah saya masih tidak bagus. -Karena pcr nya BPJS, saya menjalani perawatan selama 10 hari. - Di pcr 3x karena hasil pcr hari pertama engga keluar (kayaknya ilang atau begimana gatau alhasil pcr ulang 2 hari kemudian) - Saya menjalani perawatan diawasi 3 dokter sekaligus. Dokter penyakit dalam, dokter obgyn satu lagi lupa 😂 - Kontrol djj 3 hari sekali pakai dopler. Setelah djj bagus terus perawat nya ga Dateng lagi. - Hari ketiga di RS saya dapet kabar kalau bumer, pamer positif juga lewat swab dan di rawat di tempat kerja adik ipar. Sedangkan suami hasil swabnya negatif. Tapi karena puskes dapet info akhirnya suami diminta untuk pcr di puskesmas dan hasilnya masih positif (padahal kalau dihitung dari hari pertama keluhan sudah lebih dari 14 hari) - Selama perawatan saya ga bisa tidur malam. Efek kasurnya keras, merasa "iseng" karena dirawat di ruangan 6 bed hanya diisi saya seorang 😂. Alhasil kalau malem tidur cuma 2-3 jam aja. Tapi saya bayar di siang harinya. Jadi aman. - Meskipun hasil pcr masih positif tap saya sudah diperbolehkan pulang karena sudah tidak ada keluhan dan melanjutkan isoman di rumah bareng suami. - Perawatan di RS nya bagus sekali, Alhamdulillah meskipun pakai BPJS jadi serasa di hotel 😂. Paling ga enak nya ya itu, bagian suntik-suntikan tapi Alhamdulillah aku kuaddd Alhamdulillah, meskipun berat, tapi Allah mempermudah prosesnya, menguatkan hati kami sekeluarga. Kami sekeluarga sembuh. Kini anak saya udah berumur 4 bulan. Kami telah sehat. Pesan untuk semua.. -Kalau merasa ada yg ga beres, jangan takut untuk cek, berobat. apalagi posisi sedang hamil. Saya sendiri aja merasa bersyukur masih dikasih selamat. Padahal ngerasain sakit di rumah selama 10 hari. Saya gatau apa yang terjadi kalau saya gamau ke RS saat itu. - Kalau merasa badan ga enak (terutama batuk+pilek) usahakan menjaga diri dari orang sekitar (anggota keluarga). Karena bukan apa2, kasian kalau sampai mereka harus tertular. Itu aja saya menyesal kenapa saat di rumah tidak pakai masker, yang membuat mertua positif dua-duanya. - JANGAN TAKUT PERIKSA. Di RS kita dirawat dengan baik kok. Ga ada namanya suntik mati, atau "dicovidkan" dsb. Kalaupun ada, itu karena ulah oknum, jangan disama ratakan ya. - JANGAN ANGGAP REMEH. Jujur, awal saya ke RS, orang tua (kandung) ngomel ke suami "orang cuma batuk pilek ngapain ke RS sih, bener kan di covidkan" BLA BLA BLA. Saya juga ditelepon, diomelin. Padahal, kondisi saya di rumah saat itu sudah "hampir mati" kalau dibilang. Tapi ya suami cuma kasih pengertian seadanya ke orang tua saya karena dia juga sudah menjelaskan. Hanya orang rumah yg tahu kondisi saya. Kalau ada yang mau tanya, boleh di kolom komentar ya. Karena saya lupa point' yang mau di share lagi😂 Semoga bermanfaat, salam sehat semuanya

Đọc thêm
 profile icon
Viết phản hồi

PENGALAMAN+COVID SAAT HAMIL

PART 1 Hai Bun, selamat malam. Aku pengen berbagi pengalaman positif covid saat hamil 34w bulan agustus tahun lalu. Berawal dari suami yang mengeluh hidungnya mampet. Seperti pilek, tapi engga keluar ingusnya. Alhasil selama 2malam dia ga bisa tidur, sampai2 minyak kayu putih diteteskan ke hidung agar lega, tapi ga ada perubahan, disusul sakit tenggorokan kemudian. Sekitar tiga hari kemudian, keluhan hidung mampetnya hilang, tapi malah ga bisa mencium bau (anosmia) tapi tenggorokan masih terasa sakit Di hari ke empat sejak suami ada keluhan, malamnya saya merasakan tenggorkan sakit sekali. Untuk menelan minum saja rasanya sakit, disusul batuk+ pilek, dimana ingus dan dahaknya banyak jadi saya selalu bawa tisu plus batuknya itu ngiklik (terus menerus kayak orang keselek nyamuk). Minum Paracetamol, tapi sembuhnya hanya sekitar 2jam, setelah itu kumat lagi. Selang 4 hari keluhan, batuk + pilek tidak kunjung sembuh, disusul badan kayak meriang, akhirnya suami izin kerja untuk mengantar saya berobat ke bidan. Di bidan, pertama dicek djj dulu pakai dopler, Alhamdulillah normal, saya pun diberi obat radang, obat batuk, vitamin C. Tapi dua hari masih ga ada perubahan. Padahal saya juga minum air kelapa ijo, tapi kondisi makin parah dengan saya mengigil di malam hari (padahal suhu kamar normal, tidak dingin. Suhu badan pun tidak panas) plus mual& muntah. Merasa penasaran, suami mengantar saya berobat ke klinik. Disana saya kembali diberi obat batuk, obat mual, Paracetamol. Tapi dua hari masih tidak ada perubahan. Kondisi saya makin "memperihatinkan". Makan& minum susah, badan lemas, wajah saya sampai pucat sekali. Gerakan dedek bayi di perut masih aktif sekali. Tapi karena kondisi saya kacau, akhirnya memutuskan untuk berobat ke rumah sakit karena saya pikir mungkin ini gejala tifus. Habis ashar kamu berangkat pakai ojol. Sampai di RS saya ke IGD. Kebetulan saat itu ada bidan yang habis cek pasien mau melahirkan, jadi setelah ditanya keluhan apa, saya dibawa masuk ke ruangan untk cek djj terlebih dahulu. Dan betapa kagetnya saya, disitu djj dedek sampai angka 198. Seketika saya hampir menangis. Takut dedek kenapa2. Saya langsung dipakaikan selang oksigen, dan diobservasi selama satu jam katanya. Sambil menunggu, saya terus istighfar, mendengarkan murottal, menenangkan pikiran, meyakinkan hati bahwa saya dan dedek akan baik2 saja. Sekitar pukul 8, dokter memberikan saya Paracetamol berbentuk bulat, lalu pergi lagi. Sambil menunggu, saya dan suami pun memesan makanan lewat ojol dan makan di IGD. Batuk reda, badan saya sudah tidak lemas, tidak ada mual. Saya juga bisa bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil karena banyak minum saat itu. Sampai akhirnya djj diperiksa lagi, Alhamdulillah turun jadi 170. Suhu saya pun di cek Alhamdulillah masih normal. Dokter bilang ke suami untuk rawat jalan saja, dan suami pun mengurus ini itunya. Setelah suami selesai, sebelum pulang saya merasa badan agak aneh, saya minta untuk cek suhu. Dan ternyata suhu saya saat itu sampai 39, padahal hanya berasa sedikit meriang sajja. Akhirnya dokter buru2 menyuruh untuk rawat inap. Dan sebagai prosedur, saya di swab dulu Ga tahu kenapa, perawat memanggil suami ke luar. Disitu feeling mulai ga enak. Dan bener, saya curi2 denger perawat bilang ke suami "mas, hasil swab nya positif". BAM. Saya lemes lagi, ketawa kayak "Ya Allah" sambil lagii2 istighfar. Ga lama suami masuk. Wajahnya udah kusut sekali. Capek iya, takut iya. Semua jadi satu terlihat di wajahnya. Lemas dia bilang ke saya kalau saya positif. Dokter pun nanya, saya mau dirawat atau isoman saja. Karena mempertimbangkan dedek bayi, saya memilih untuk dirawat (meskipun aslinya saya takut sekali jarum suntik). Akhirnya suami urus lagi administrasi. Saya pun dipasang infus, juga ambil darah. Rasanya ngilu Bun (perawatnya kurang ahli kayaknya karena biasanya ga seperti ini waktu saya cek lab). Setelah infus terpasang, saya dan suami menunggu ambulan untuk membawa ke ruang perawatan. Dan akhirnya saya dibawa ke ruang perawatan menggunakan ambulans padahal jaraknya ga ada 5 menit jalan ☺️. Dan masuk ke ruangan sekitar pukul 00.30. Suami pun langsung pulang ke rumah. Perawatan saya sambung part 2 ya Bun. #Sharing #covid19

Đọc thêm
 profile icon
Viết phản hồi