PENGALAMAN+COVID SAAT HAMIL

PART 1 Hai Bun, selamat malam. Aku pengen berbagi pengalaman positif covid saat hamil 34w bulan agustus tahun lalu. Berawal dari suami yang mengeluh hidungnya mampet. Seperti pilek, tapi engga keluar ingusnya. Alhasil selama 2malam dia ga bisa tidur, sampai2 minyak kayu putih diteteskan ke hidung agar lega, tapi ga ada perubahan, disusul sakit tenggorokan kemudian. Sekitar tiga hari kemudian, keluhan hidung mampetnya hilang, tapi malah ga bisa mencium bau (anosmia) tapi tenggorokan masih terasa sakit Di hari ke empat sejak suami ada keluhan, malamnya saya merasakan tenggorkan sakit sekali. Untuk menelan minum saja rasanya sakit, disusul batuk+ pilek, dimana ingus dan dahaknya banyak jadi saya selalu bawa tisu plus batuknya itu ngiklik (terus menerus kayak orang keselek nyamuk). Minum Paracetamol, tapi sembuhnya hanya sekitar 2jam, setelah itu kumat lagi. Selang 4 hari keluhan, batuk + pilek tidak kunjung sembuh, disusul badan kayak meriang, akhirnya suami izin kerja untuk mengantar saya berobat ke bidan. Di bidan, pertama dicek djj dulu pakai dopler, Alhamdulillah normal, saya pun diberi obat radang, obat batuk, vitamin C. Tapi dua hari masih ga ada perubahan. Padahal saya juga minum air kelapa ijo, tapi kondisi makin parah dengan saya mengigil di malam hari (padahal suhu kamar normal, tidak dingin. Suhu badan pun tidak panas) plus mual& muntah. Merasa penasaran, suami mengantar saya berobat ke klinik. Disana saya kembali diberi obat batuk, obat mual, Paracetamol. Tapi dua hari masih tidak ada perubahan. Kondisi saya makin "memperihatinkan". Makan& minum susah, badan lemas, wajah saya sampai pucat sekali. Gerakan dedek bayi di perut masih aktif sekali. Tapi karena kondisi saya kacau, akhirnya memutuskan untuk berobat ke rumah sakit karena saya pikir mungkin ini gejala tifus. Habis ashar kamu berangkat pakai ojol. Sampai di RS saya ke IGD. Kebetulan saat itu ada bidan yang habis cek pasien mau melahirkan, jadi setelah ditanya keluhan apa, saya dibawa masuk ke ruangan untk cek djj terlebih dahulu. Dan betapa kagetnya saya, disitu djj dedek sampai angka 198. Seketika saya hampir menangis. Takut dedek kenapa2. Saya langsung dipakaikan selang oksigen, dan diobservasi selama satu jam katanya. Sambil menunggu, saya terus istighfar, mendengarkan murottal, menenangkan pikiran, meyakinkan hati bahwa saya dan dedek akan baik2 saja. Sekitar pukul 8, dokter memberikan saya Paracetamol berbentuk bulat, lalu pergi lagi. Sambil menunggu, saya dan suami pun memesan makanan lewat ojol dan makan di IGD. Batuk reda, badan saya sudah tidak lemas, tidak ada mual. Saya juga bisa bolak-balik ke kamar mandi untuk buang air kecil karena banyak minum saat itu. Sampai akhirnya djj diperiksa lagi, Alhamdulillah turun jadi 170. Suhu saya pun di cek Alhamdulillah masih normal. Dokter bilang ke suami untuk rawat jalan saja, dan suami pun mengurus ini itunya. Setelah suami selesai, sebelum pulang saya merasa badan agak aneh, saya minta untuk cek suhu. Dan ternyata suhu saya saat itu sampai 39, padahal hanya berasa sedikit meriang sajja. Akhirnya dokter buru2 menyuruh untuk rawat inap. Dan sebagai prosedur, saya di swab dulu Ga tahu kenapa, perawat memanggil suami ke luar. Disitu feeling mulai ga enak. Dan bener, saya curi2 denger perawat bilang ke suami "mas, hasil swab nya positif". BAM. Saya lemes lagi, ketawa kayak "Ya Allah" sambil lagii2 istighfar. Ga lama suami masuk. Wajahnya udah kusut sekali. Capek iya, takut iya. Semua jadi satu terlihat di wajahnya. Lemas dia bilang ke saya kalau saya positif. Dokter pun nanya, saya mau dirawat atau isoman saja. Karena mempertimbangkan dedek bayi, saya memilih untuk dirawat (meskipun aslinya saya takut sekali jarum suntik). Akhirnya suami urus lagi administrasi. Saya pun dipasang infus, juga ambil darah. Rasanya ngilu Bun (perawatnya kurang ahli kayaknya karena biasanya ga seperti ini waktu saya cek lab). Setelah infus terpasang, saya dan suami menunggu ambulan untuk membawa ke ruang perawatan. Dan akhirnya saya dibawa ke ruang perawatan menggunakan ambulans padahal jaraknya ga ada 5 menit jalan ☺️. Dan masuk ke ruangan sekitar pukul 00.30. Suami pun langsung pulang ke rumah. Perawatan saya sambung part 2 ya Bun. #Sharing #covid19

3 Các câu trả lời
 profile icon
Viết phản hồi

positif covid

pengalaman

berbagi