PENGALAMAN+COVID 19

Part 2 Hari ke 1 perawatan. Pagi diantar sarapan, kemudian perawat datang untuk cek tensi, cek kadar oksigen (pakai oksimeter) dan ambil darah. Saya juga ditanya2 keluhannya apa lalu ditanya ingin pcr mandiri atau BPJS. Karena situasi keuangan saat itu sedang mepet, saya memutuskan untuk pcr BPJS. Saya pun di pcr pagi itu. Untuk pagi saya minum 8 obat, siang diberi 4 obat, sore 9 jenis obat, malam 2 obat. Isinya Paracetamol, obat batuk, vitamin2. Tapi siang hari nya saya mendapat suntikan obat pengencer darah karena katanya darah saya pengentalannya abnormal. Sampai hari ke 7 perawatan, sama seperti di hari pertama. Minum obat, cek tensi, cek oksigen, suntik pengencer darah 2x sehari. Sedangkan ambil darah rutin tiap hari hanya sampai hari ke 4. Keesokannya ambil darah hanya 2hari sekali. Keluhannya sampai hari ke 7 Alhamdulillah batuk reda, badan fit, hanya masih sisa dahak ditenggorokan. Hari ke 8- hari terakhir , masih seperti biasa, hanya saja suntikan pengencer darahnya ditambah jadi 3x sehari (beuh mantap) karena hasil lab darah saya masih tidak bagus. -Karena pcr nya BPJS, saya menjalani perawatan selama 10 hari. - Di pcr 3x karena hasil pcr hari pertama engga keluar (kayaknya ilang atau begimana gatau alhasil pcr ulang 2 hari kemudian) - Saya menjalani perawatan diawasi 3 dokter sekaligus. Dokter penyakit dalam, dokter obgyn satu lagi lupa 😂 - Kontrol djj 3 hari sekali pakai dopler. Setelah djj bagus terus perawat nya ga Dateng lagi. - Hari ketiga di RS saya dapet kabar kalau bumer, pamer positif juga lewat swab dan di rawat di tempat kerja adik ipar. Sedangkan suami hasil swabnya negatif. Tapi karena puskes dapet info akhirnya suami diminta untuk pcr di puskesmas dan hasilnya masih positif (padahal kalau dihitung dari hari pertama keluhan sudah lebih dari 14 hari) - Selama perawatan saya ga bisa tidur malam. Efek kasurnya keras, merasa "iseng" karena dirawat di ruangan 6 bed hanya diisi saya seorang 😂. Alhasil kalau malem tidur cuma 2-3 jam aja. Tapi saya bayar di siang harinya. Jadi aman. - Meskipun hasil pcr masih positif tap saya sudah diperbolehkan pulang karena sudah tidak ada keluhan dan melanjutkan isoman di rumah bareng suami. - Perawatan di RS nya bagus sekali, Alhamdulillah meskipun pakai BPJS jadi serasa di hotel 😂. Paling ga enak nya ya itu, bagian suntik-suntikan tapi Alhamdulillah aku kuaddd Alhamdulillah, meskipun berat, tapi Allah mempermudah prosesnya, menguatkan hati kami sekeluarga. Kami sekeluarga sembuh. Kini anak saya udah berumur 4 bulan. Kami telah sehat. Pesan untuk semua.. -Kalau merasa ada yg ga beres, jangan takut untuk cek, berobat. apalagi posisi sedang hamil. Saya sendiri aja merasa bersyukur masih dikasih selamat. Padahal ngerasain sakit di rumah selama 10 hari. Saya gatau apa yang terjadi kalau saya gamau ke RS saat itu. - Kalau merasa badan ga enak (terutama batuk+pilek) usahakan menjaga diri dari orang sekitar (anggota keluarga). Karena bukan apa2, kasian kalau sampai mereka harus tertular. Itu aja saya menyesal kenapa saat di rumah tidak pakai masker, yang membuat mertua positif dua-duanya. - JANGAN TAKUT PERIKSA. Di RS kita dirawat dengan baik kok. Ga ada namanya suntik mati, atau "dicovidkan" dsb. Kalaupun ada, itu karena ulah oknum, jangan disama ratakan ya. - JANGAN ANGGAP REMEH. Jujur, awal saya ke RS, orang tua (kandung) ngomel ke suami "orang cuma batuk pilek ngapain ke RS sih, bener kan di covidkan" BLA BLA BLA. Saya juga ditelepon, diomelin. Padahal, kondisi saya di rumah saat itu sudah "hampir mati" kalau dibilang. Tapi ya suami cuma kasih pengertian seadanya ke orang tua saya karena dia juga sudah menjelaskan. Hanya orang rumah yg tahu kondisi saya. Kalau ada yang mau tanya, boleh di kolom komentar ya. Karena saya lupa point' yang mau di share lagi😂 Semoga bermanfaat, salam sehat semuanya

 profile icon
Viết phản hồi
Hãy là người đầu tiên trả lời