Saya seorang ibu dg anak Mechonium Aspiration Syndrome
Selasa tgl 15 Oktober 2019 sekitar jam 4 pagi, saya melahirkan anak pertama kami yg bernama Karuna Sankara. Masih teringat jelas HPL (Hari Perkiraan Lahir) anak saya tgl 7 Okt. Jadi mundur 1 minggu dr HPL. Saya ingin menceritakan ini bukan utk berbagi ketakutan ataupun kesedihan. Karna saya dan suami akhirnya sdh merelakan dan menerima apa yg sdh disuratkan Nya utk keluarga kami. Saya juga tidak ingin mengecilkan salah satu profesi tenaga kesehatan manapun. Tujuan saya berbagi pengalaman ini adalah agar sebagai bumil kita semua bisa merencanakan& mempersiapkan lebih baik lagi untuk anak kita. Hari jumat, saya sudah merasakan kontraksi yg cukup hebat. Hari sebelumnya, saya sdh beberapa kali bolak balik ke bidan utk melihat apakah ada pembukaan ternyata belum. Saya dan suami, memang merencanakan utk melahirkan di bidan wkt itu. Bidan yg senior. Krn kondisi saya semuanya dlm keadaan baik dan tidak diperkenankan utk meminta rujukan ke RS meskipun usia kehamilan waktu itu 40weeks lebih. Jumat sampai senin, saya hanya mentok bukaan 2. Selain bidan, kami cb cek ke salah satu RS utk usg. Saat itu kami ketemu dgn dokter kandungan yg lagi² senior dan sepuh. Tp penerimaan beliau kurang baik menurut kami. Akhirnya senin sore kami diminta utk menemui bidan utk dipacu. Jam 15.00 Wib, saya mulai di pacu. Sekitar pkl 18.00 Wib, ketuban saya mulai dipecah bidan katanya utk mempercepat persalinan. Sewaktu dipecah, air ketuban berwarna hijau. Saya agak curiga knp berwarna hijau, tp bidan tsbt ndak bilang apapun. Krn saya kira semuanya baik² saja, akhirnya tetap melanjutkan pacu smp bukaan sempurna jam 12 malam. Mulailah diminta utk mengejan, krn saya ndak tidur dr hari jumat smp senin rasanya ndak kuat. 2 jam berlalu, bayi saya belum keluar. Dari bukaan 10, menurut aturannya seharusnya max 2 jam utk persalinan. Dan kami sdh 2 jam tidak ada tanda² bayi keluar. Suami sudah berkali2 mohon rujukan. Bidan tetap ndak memberikan. Pkl 04.00 pagi, akhirnya anak kami keluar. Dibantu oleh bidan yg lain waktu itu. Tp sayang, tangisannya tidak keras. Badannya pun membiru. Kepalanya pun lonjong, kata bidan ini akan kembali seperti semula. Hanya saja nafasnya yg jd masalah. Anak kami langsung diberi bantuan oksigen & dirujuk ke ruany NICU RS. Kami berdua merantau. Tidak ada keluarga. Diruangan itu ada 4 bayi termasuk anak kami Karuna. Yg satu terkena TBC, yg lain prematur dg BBLR, yg lainnya lg baru saja selesai operasi usus dan yg terakhir anak kami. Berat? Pasti. Penuh tangisan? Tentu. Pertama kali, bertemu dokter anak yg bertugas di NICU. Kami berdua ditanya dan jawaban kami dikonfirmasi dg keterangan yg diberikan oleh bidan yg menangani kami. Ternyata ada beda. Ada keterangan dr bidan yg tidak disampaikan. Dokter anak menyampaikan, penyebab anak kami terkena MAS krn keluarnya cairan mekonium yg seharusnya dikeluarkan setelah lahir. Cairan itu bercampur ketuban dan terhirup masuk ke paru². Kl flashback, jam 6 sore ketuban dipecah sdh berwarna hijau. Kira² dijam tsbt mekonium sdh keluar dan mgkn terhirup smp jam 4 pagi. Kami tanya lagi, penyebab cairan itu keluar apa? Dokter tidak bisa menentukan pastinya. Penyebabnya bs bermacam², bisa karna : usia kehamilan lebih dr 40 weeks, bayi stress, fungsi plasenta yg sdh tidak berfungsi baik, persalinan yg lama dan sulit. Pada akhirnya Karuna hanya bertahan 3 hari. Hari ke 4 anak kami dipanggil Yang Kuasa. Apakah saya sempat memberi ASI? Iya, bersyukur saya masih memberi ASI lewat pumping dan diberikan melalui selang di ruang NICU. Apakah kami sempat menggendong? Tidak. Kami baru bisa menyentuh nya dg puas, saat dia sudah tidak ada. Kami berdua belajar dr pengalaman ini bhw merencanakan persalinan sama pentingnya dg merencakan selama kehamilan. Dlm kondisi ini kami diuji utk tidak saling menyalahkan siapapun baik itu diri sendiri, pasangan maupun tenaga kesehatan yg menangani kami. Karuna Sankara, artinya adalah anak yg mau mengampuni. Ternyata kami dulu yg belajar dari nya. Tetap sehat dan semangat dimanapun kita berada. Semoga kita selalu dlm lindungan Sang Maha, have a great Saturday bumil² dan calon bumil.
Diva di rumah of 3 pahlawan super anak laki-laki