Hi moms, pandemi gini jadi lebih rajin bikin hidangan untuk keluarga slain lebih sehat dan higienis, tentunya lebih hemat yaa. Nah kali ini aku bikin salad buah cemilan favorit suami dan anak aku. Untuk porsi orang dewasa aku ngikutin resep dari TheAsian Parents cuma varian buahnya yg berbeda dan aku ga pake jelly tapi pake nata de coco. Dan untuk porsi bayinya (ps : bayinya masih under 12 month) aku pilih buah yang mudah dikunyah dengan potongan yang sudah disesuaikan dan isiannya aku ganti dengan yogurt dan keju saja tanpa susu kental manis , mayonais serta nata de coco. Jangan lupa saat meracik diicip2 ya moms agar rasanya pas dan balance hehe ga keasinan ataupun kemanisan. Pokoknya tiap bikin salad buah pasti gak sampe 1/2 hari udah ludes wkwk. Jadi walalupun niatnya bikin stok tetep aja disikat habis sama suami. Gapapa deh yang penting kita semua tetep sehat dan ngemilnya pun yang sehat-sehat serta ga jajan sembarangan. Kami sekeluarga emang fix doyan banget sama buah jadi sering banget disuruh buat salad hihi. selamat mencoba moms dijamin bikin nagihhhh.😊 #MasakBersamaTAP
Đọc thêmHarapan Setelah Pandemi Berakhir
Pandemi ini sangat berdampak ke berbagai bidang kehidupan termasuk sektor ekonomi. Gak hanya Indonesia tapi hampir seluruh negara di dunia pun mengalaminya. Semenjak adanya pandemi, Pulau Bali yang sektor perekonomiannya hanya bergantung pada bidang pariwisata membuat Bali seakan mati suri karena disadari atau tidak hampir semua pekerjaan di Bali berhubungan dengan pariwisata. Termasuk pekerjaan saya sebagai seorang MC, semenjak pandemi ada banyak sekali event yang harus postponed. Alhasil bisa dibilang saya kehilangan hampir semua event. Tawaran MCpun mulai berkurang. Huh.. sedih rasanya.. beruntung masih ada kesibukan yaitu menjadi Ibu rumah tangga dan full time mother. Semoga pandemi ini segera berakhir agar Bali bangkit lagi dan Indonesia juga. Harapan saya kalo pandemi berakhir adalah ingin kembali menjadi MC, membuat orang senang menjalani hobi saya yang dibayar. Aamiin. #SetelahPandemiBerakhirTAP
Đọc thêmCerita Kehamilan TAP Bruntusan?? Hyperemesis Gravidarum?? #CeritaKehamilanTAP
Hi, aku ingin berbagi cerita pengalaman saat kehamilan pertamaku. Setelah tiga bulan menikah akhirnya Allah mempercayakan kami untuk memiliki calon buah hati, rasanya bahagia campur haru ternyata diberikan kesempatan secepat ini. Namun, dua minggu pasca testpack, mulailah muncul gejala-gejala kehamilan pada trimester pertama. Aku mengira awalnya ini hanya morning sickness biasa. Ternyata salah, aku merasakan mual-muntah yang begitu hebat sampai asam lambung juga naik. Aku mencoba bertahan selama satu minggu dengan kondisi ini, hingga akhirnya tidak ada nutrisi yang masuk ke tubuh karena setiap aku berusaha makan dan minum, tidak lama kemudian aku muntah. Dalam 1 hari bisa 10-12kali muntah. Akhirnya aku dan suami memutuskan ke rumah sakit ternyata setelah di cek lab hasilnya adalah aku mengalami Hyperemesis Gravidarum dan harus dirawat inap. Akhirnya selama trimester pertama aku dirawat inap sebanyak 4x. Beruntung ada sang suami yang sangat mendukung dan memotivasi aku agar tidak stress. Kondisi ini berlangsung sampai usia kehamilanku 3 bulan, setelah itu mualnya hilang dan aku bisa beraktivitas seperti biasa. Dan harus makan banyak karena aku kehilangan cukup banyak berat badan saat ngidam jadi harus berjuang banget biar BB janinnya normal nantinya. Selain itu, setelah usia kandungan 8 minggu mulai bermunculan jerawat di wajahku. Munculnya bukan satu atau dua tapi langsung keroyokan. Ini menjadi kali pertama aku punya jerawat yang banyak atau bruntusan. Sampai aku bingung pakai skin care apa, karena udah coba pakai skin care jerawat yang bumil friendly tapi gak ada efeknya sampai aku konsultasi ke Dokter kandungan dan Dokter kulit. Kata dokter, jerawatnya akan hilang setelah aku melahirkan karena ini pengaruh hormon kehamilan jadi tidak perlu terlalu dipikirkan. Ya sudahlah akhirnya aku berusaha berdamai dengan keadaan. Karena jerawatku ini, aku jarang skali foto apalagi posting di sosial media selama hamil. Apalah daya, wajahku jauh dari kata glowing saat hamil. Dan gara-gara ini, banyak yang meramal bahwa calon bayiku adalah laki-laki hahaha. Padahal mereka salah total karena yang keluar perempuan hehe, jadi mitos ya mak! Eh iya, jerawat ini benar-benar mulai mereda ketika aku memasuki usia kandungan 6 bulan dan sekarang bayiku berusia 10bulan, wajahku kembali mulus seperti dulu tanpa perawatan yang ribet. Alhamdulillah ❤️ #CeritaKehamilanTAP
Đọc thêmMasih teringat dulu saat masa kanak-kanak, aku menghabiskan sebagian besar waktu masa itu dengan kakekku karena Ayah dan Ibu harus pergi bekerja. Beliau sangat menyayangiku. Apapun yang aku inginkan sebisa mungkin diberikan oleh Beliau. Beliau senang memasak makanan kesukaanku yaitu Bola-Bola Ayam bumbu rajang khas Bali dan masih banyak lagi. Semua kenangan bersama beliau sangat menyenangkan untuk dikenang, salah satunya adalah diajak pergi ke kebun dekat rumah untuk mencari buah gatep (saya kurang tau Bahasa Indonesianya apa). Bentuk buahnya mirip jengkol, rasanya gurih, dan sudah mulai langka pohonnya. Kami berdua sangat suka makan gatep jadi selama seminggu kami memakannya bisa sampai 4kali. Beliau bertugas memetik buahnya dan aku bertugas mengumpulkan buah yang jatuh ke tanah. Setelah merasa cukup, kamipun pulang dan Beliau langsung mengolahnya. Seingatku, gatep itu bisa direbus biasa seperti merebus singkong lalu disajikan dengan kopi. Selain itu, kakek suka mengolahnya dengan cara diiris tipis sepeti bawang, digoreng dengan bumbu (entahlah bumbunya apa yang jelas rasanya enak) dan jadilah keripik gatep yang cocok dimakan dengan nasi hangat. Mau direbus atau dijadikan kripik, aku tetap lahap memakannya. Masa kecil yang penuh makna, aku bersyukur bisa tau makanan sederhana, lezat dan sekarang sudah sulit ditemukan apalagi diperkotaan seperti ini heuh. Terimakasih kakek atas kenangan masa kecil yang sangat kurindukan. Ternyata namanya Gayam dalam Bahasa Indonesia hehe.. #MasaKecilTAP
Đọc thêmBahan : 1. Udang 1/4kg 2. Bawang Merah 5 siung 3. Bawang Putih (Kesuna) 9 siung 4. Cabai Rawit 11 buah 5. Kencur (Cekuh) 3 buah 6. Kemiri 2 buah 7. Sereh 1 batang 8. Ketumbar 1/2 SDM 9. Garam secukupnya 10. Penyedap/Micin secukupnya (boleh di-skip) 11. Terasi secukupnya 12. Minyak Goreng Cara Membuat : 1. Kupas dan bersihkan udang kemudian goreng sebentar lalu angkat dan tiriskan 2. Haluskan bumbu dengan ulekan dan geprek batang sereh. 3. Panaskan minyak dengan api kecil agar bumbu tidak mudah gosong. Tuang bumbu ke wajan dan tambahkan sedikit air, tumis hingga harum dan airnya menyusut. 4. Masukkan udang yang digoreng tadi ke wajan, aduk perlahan hingga bumbunya meresap (tetap dengan api kecil). 5. Masukkan garam dan penyedap, aduk merata. Cek rasa, jika sudah pas matikan kompor. Udang Suna Cekuh siap disajikan. Saran penyajian : cocok ditemani dengan sayur bening dan tahu/tempe goreng. Ini adalah salah satu menu khas daerah Bali. Suami sering request dimasakin menu ini karena dia suka banget, salah satu hidangan favorit suami saya nih hehe.. Selamat Mencoba moms.. #ResepFavoritPasanganTAP
Đọc thêmSalah satu pengalaman masa kecilku yang menyenangkan adalah pergi ke rumah kakek. Ya, aku sangat senang jika sedang libur panjang atau libur semester menghabiskan hari-hariku di rumah kakek nenek. Suasana yang masih asri, masakan nenek yang enak, dan oh ya disana juga ada kebun mangga dan srikaya favoritku hehe. Jika sudah tiba musim srikaya atau mangga, kakek tidak segan memetikkannya untukku hingga satu karung banyaknya. Wahhh senangnya jika teringat saat itu. Selain itu aku juga sering diajak pergi ke pantai Balangan Bali yang terletak tidak jauh dari rumah kakek untuk menikmati senja maupun bermain air dipinggir pantai atau sekedar makan jagung bakar dan lumpia favoritku. Jika sudah berada di rumah kakek, aku akan sulit dibujuk oleh orang tuaku untuk pulang. Terimakasih kek, sudah memberikan aku kenangan masa kecil yang indah. Akan kukenang selalu... #MasaKecilTAP
Đọc thêmIdul Fitri tahun ini adalah Idul Fitri pertama kami menjadi orang tua sekaligus yang pertama juga utk si kecil. Kali ini kami hanya merayakannya bertiga karena memilih tidak mudik dalam situasi pandemi demi keamanan dan kenyamanan bersama. Walau sebenarnya kami ingin sekali berkumpul dengan keluarga besar di Lombok tapi apalah daya lebaran kali ini pun masih terjebak oleh pandemi. Semoga tahun depan keadaan semakin membaik sehingga kami bisa berkumpul dalam formasi lengkap. Tahun ini tetaplah berkesan tapi akan lebih berkesan lagi jika dapat merayakannya dengan keluarga yang jauh di sana. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442H dari kami bertiga yang jauh dirantauan #MomenBersamaKeluargaTAP
Đọc thêmDulu saat masih remaja, aku sedikit trauma melihat perempuan yang melahirkan. Saat itu aku pernah menyaksikan bibiku sendiri sedang kontraksi menunggu bukaan lengkap. Melihat beliau kesakitan, aku sempat berpikir suatu saat tidak ingin menikah apalagi memiliki keturunan. Namun ketika usia semakin bertambah seiring berjalannya waktu ketakutan itu mulai pudar hingga akhirnya aku siap untuk melepas masa lajang dan memulai babak baru dalam ikatan pernikahan. Alhamdulillah, tiga bulan setelah menikah kami dipercaya oleh Allah untuk memiliki keturunan, ya aku positif hamil. Kehamilan pertamaku ini membuatku termotivasi untuk banyak belajar karena kami berkomitmen untuk mengurus anak secara mandiri tanpa bantuan orang tua salah satunya cara adalah dengan menginstal aplikasi TheAsian Parents ini. Disini banyak sekali informasi yang kami dapat mengenai kehamilan, bayi, menyusui dan lain-lain. Masa trimester pertama kehamilan menjadi masa yang cukup berat karena aku hyperemesis gravidarum selama 3 bulan full yang membuat aku sulit memenuhi asupan nutris dan hanya bisa bedrest. Memasuki trimester kedua aku mulai menikmati masa kehamilan seperti kebanyakan ibu hamil lainnya dan aku merasakan gerakan-gerakan kecil dari dalam perut. Sejak saat itu aku merasa sangat bahagia dan bersyukur janinku tumbuh dan berkembang dengan normal dan sehat. Memasuki trimester ketiga aku mulai was-was dengan persalinan yang membuat ketakutan di masa lalu perlahan mulai menghantui. Namun aku tetap memotivasi diri bahwa aku dan bayiku bisa. Dukungan suami juga sangat penting. Tekadku untuk melahirkan normal akhirnya bisa aku lalui. Mengingat bagaimana sakitnya saat kontraksi bagaimana mengejan dan berjuang bersama dengan bayi agar ia keluar melihat dunia dan bertemu dengan ibu dan ayahnya membuatku bangga menjadi seorang ibu. Tangisan pertamanya membuatku ingin segera memeluknya, pertama kalinya ia berada didekapanku membuatku menitikkan air mata. Dari pengalamanku aku merasa bangga karena aku telah berhasil sampai di titik sejauh ini aku berhasil menjadi seorang ibu. Semoga aku bisa membesarkan anak-anakku kelak dengan baik hingga tiba saatnya ia sudah siap mandiri. Aamiin.. Selamat hari Ibu #MothersDayTAP
Đọc thêm