Tentang bapak mertua.

Dear moms... Saya tau, mungkin saya salah satu contoh menantu yang tidak baik. Saya sadar akan hal itu. Bapak mertua memang punya hubungan yang tidak baik dengan anak-anaknya, bahkan dengan mendiang sang istri. Orangnya kasar, egois, pelit dan emosian. Saya pernah di ceritakan oleh anak-anaknya, kalau ibu mertua almarhumah pernah di tonjok bagian mata sebelah kiri hingga lebam hanya karena masalah tandon air yg sudah pecah mau diganti oleh ibu mertua almarhumah. Bapak mertua saya tidak mengizinkan, alasannya saya kurang jelas. Bapak mertua saya kalau sama orang lain bisa sangat amat sopan dan patuh sekali. Dengan kata lain, gampang terpengaruhi. Tapi lain hal jikalau anak-istri atau sanak keluarga yang memberi nasehat, bapak akan emosi dan tidak mau menerima. Singkat waktu bapak terkena stroke serangan pertama. Habis puluhan juta hanya menuruti keinginan bapak yang banyak mendengarkan orang-orang sarankan. Tetapi tidak dengan saran anaknya. Beberapa tahun kemudian saya dan suami menikah, awalnya memang saya mencoba untuk care. Tapi lama-lama saya jenuh sendiri dan jadi malas bahkan hanya bertatap muka dengan bapak mertua saya. Sekitar 4 bulan saya dan suami menikah, bapak kena serangan stroke yg kedua. Dengan kondisi bapak sudah menikah dengan istri barunya, tanpa restu anak-anak. Saya kebetulan bolak balik rmh mertua-rmh orang tua terus. Jadi ketika bapak mertua saya kena serangan stroke yg ke 2, saya kaget tapi tidak sampai yang shock. Yang saya sayangkan adalah ketika bapak mertua saya kambuh, sifat pemarahnya tidak juga hilang. Dan anak-anaknya pun ya.. panik, tapi tidak gerak cepat. Entah mengapa.. Ketika saya balik ke rumah mertua, pas sekali bapak mertua saya kambuh rewel resehnya. Saya yg lagi hamil stres berat, karena perhatian suami jadi terpecah. Bahkan saya pernah sampai di bentak suami hanya karena saya "nyautin" rewelannya bapak mertua saya. Dari situ saya benar benar benci setengah mati dengan bapak mertua saya. Bahkan saya enggan bertegur sapa. Saya sampai malas balik ke rumah mertua hanya karena muak melihat keberadaan bapak mertua saya. Tapi melihat suami saya yang juga sudah malas sama bapaknya sendiri dengan berat hati saya balik ke rumah mertua saya. Dan ketika sudah di rumah pun, saya lebih sering melengos daripada senyum sama bapak mertua saya. Anak saya pun tidak saya dekatkan, jujur aja saya geli. Baru tau sifat sifat lainnya ketika beliau sakit. Bapak mertua saya itu jorok setengah mati. Saya terbiasa bersih sama orang tua saya, jadi itu alasannya saya tidak mau dekatkan anak saya sama bapak mertua saya. Sekarang, setiap bapak mertua saya bilang "pengen sembuh supaya bisa gendong cucu." Mohon maaf, dalam hati saya jawab "ga bisa, pilihannya cuma 2. Mati atau hidup gitu gitu aja." Itu sekelumit dari besarnya ketidaksukaan saya terhadap bapak mertua saya. Sekali lagi saya tekankan, saya memang bukan menantu yang baik. Tapi setidaknya saya mencoba belajar untuk melunakan hati setiap melihat bapak mertua saya yang sudah tak berdaya. Terima kasih sudah berkenan membaca curhatan saya, moms...