Foy profile icon
BạcBạc

Foy, Indonesia

Kontributor

Giới thiệu Foy

Mendamba seorang anak

Bài đăng(5)
Trả lời(9)
Bài viết(0)
 profile icon
Viết phản hồi

CURHAT

Saya menikah pada bulan maret 2019 kebetulan saya asli org jawa barat, baru 4 hari menikah saya langsung dibawa suami merantau ke pulau sebrang dan ditempatkan di daerah yang bisa dibilang sangat sepi jauh berbeda dengan kota saya dulu yang biasanya selalu rame. Saya bukan orang yang gampang beradaptasi dengan lingkungan bisa dibilang susah karena katanya sifat orang sunda itu rata-rata pemalu (bener gk? Tp rasanya iya), jd akibatnya susah bersosialisasi. Kebayang kan selama beberapa bulan ini saya jarang berinterkasi dg orang lain selain suami saya kecuali keperluan berbelanja. Sampe akhirnya saya hampir setiap hari merasakan jenuh yang luar biasa karena tidak ada kegiatan sama sekali kecuali melakukan kewajiban sbg isteri, dulu semasa kuliah saya adalah seorang yang senang sekali beraktivitas dari mulai kegiatan organisasi jurusan sampai pramuka. Bukan tidak mau bekerja tp belum ada izin dari suami dan tidak lama dr itu saya dinyatakan positif hamil di bulan juni dan qadarullah keguguran di bulan agustus. Tidak lama dr keguguran saya positif lagi dan alhamdulillah skrng memasuki UK 13w. 2 minggu kebelakang suami saya dapat kabar kalau akan di pindahkan ke Jakarta, selama 2 minggu itu pula saya berharap penuh agar benar benar pindah, karena melihat kondisi psikis saya sudah tdk cocok dengan tempat yang skrg, setiap hari menanyakan apakah sudah ada pengumuman pindah atau belum tp ternyata belum juga ada email masuk. Pikiran saya sudah tdk tenang, hati saya rasanya sudah tidak disini, jd mau apa apa bawaannya malas, selain memang karena bawaan hamil muda. sampai beberapa hari kemarin saya bermimpi pindah terus menerus. Dan waktu itu tiba.. Suami bilang sudah ada kabar, terus dilanjutkan dengan kata "Alhamdulillah" Deg saya senang luarbiasa, tp melihat raut muka suami sama sekali tidak senang, kemudian dia melanjutkan lagi "Alhamdulillah, Allah masih ingin kita disini, belum waktunya pindah" Ambyaaarrr sudah hati sy hancur rasanya kecewa dan menangis sejadi jadinya... Harapan ingin pengajian 4bulanan berkumpul dengan keluarga pupus sudah.. (karena disini kita hanya berdua benar-benar tidak ada saudara) Terus suami saya bilang "kamu harus sabar kasian dedenya, husnudzon aja mungkin rezeki itu datang dalam waktu yang tidak kita inginkan" Saya pernah juga ada di posisi ini ketika mengalami keguguran di kehamilan pertama, awalnya sangat sedih tp alhamdulillah suami selalu menguatkan "insyaAllah pilihan Allah yang terbaik" ternyata tdk lama setelah itu saya diberi kepercayaan lagi Alhamdulillah. Ketika saya terlihat terus menerus sedih karena hasil yang mengecewakan suami mungkin kebingungan disisi lain dia merasa kasian melihat saya disisi lain juga dia patah hati karena dia sendiri yang mengalami secara langsung. Kemudian dia menawarkan saya apakah mau pulang atau bertahan dengan dia disini. Saya jelas bilang saya mau pulang asalkan dia juga pulang dg saya. Saya sebetulnya enjoy dg pekerjaan suami , tp yang saya tidak mau itu lingkungannya. saya butuh teman, butuh bersosialisai (kebetulan disini tetangganya rata-rata laki laki, ada perempuan tp selalu sibuk jarang di rumah). Tapi tidak dipungkiri juga skrg cari pekerjaan susah alhamdulillah suami saya bekerja hidup kita dijamin kantor dari mulai kontrakan, forniture rumah, tiket pesawat pp dan hotel (apabila ada pekerjaan di pusat atau kota lain). Dan saya juga tidak berpenghasilan, jd semuanya bergantung kpd suami. Menurut bunda apa yang harus sy lakukan bertahankan atau bagaimana? Terimakasih

Đọc thêm
 profile icon
Viết phản hồi