Komunikasi untuk anti depresi
Selamat malam bunda semua.. Sering gk sih denger berita, ada ibu yg tanpa sengaja membunuh bayinya?? Kalau yg tanpa masalah sih mikirnya "ibunya gila" Saya dulu juga begitu. Tapi Setelah punya anak dan mengalami yang namanya "depresi setelah melahirkan" saya tau dan bisa memahaminya. Walaupun tidak dapat dibenarkan. Saya selalu emosional bahkan kesal marah ketika anak saya sering "muntah". Dia memuntahkan makanannya ketika dia kekenyangan, muntah karena batuk, muntah karena kebanyakan menangis. Setiap anak saya muntah, saya sering melakukan hal hal yg sangat kasar kepada anak saya, seperti memukulnya, mencubit, dan banyak lagi.. Setelahnya saya selalu merasa bersalah, hingga suatu saat saya mencoba untuk mencari penyebab kenapa saya begitu terhadap anak saya.. Dann penyebabnya adalah... Karena pernah suatu malam suami saya bertanya sambil menangis " -kenapa anak kami itu kurus? -apakah uang yg diberikannya kurang? -tolong beri dia makan, kalau uangnya kurang nanti saya tambah lagi, karena saya mencari uang untuk anak dan istri".. Saya sangat syokk dan sakit hati mendengar perkataannya. Saya dan suami memang LDR, dia kerja diluar kota dan hanya pulang 1 hari seminggu, jadi kurang komunikasi karena diapun kerja pagi pulang malam ditempatnya bekerja, sedangkan saya hanya berdua dirumah dg anak, mengurusnya sendirian mulai dari melahirkan tanpa ada bantuan. Itu saat umur anak saya 8 bulanan dia mempertanyakan kondisi anak kami, tanpa mau tau penyebab anak kurus. Memang anak kami dari awal menyusui kalau kenyang dia selalu muntah bukan gumoh, benar2 keluar semua asi yang baru dia minum, begitupula saat dy mpasi ketika kenyang dia pasti muntah sampai habis yang baru dia makan. Saya sudah konsul ke DSA, Menurut DSA itu masih wajar Berat badannyapun dipantau wajar Kondisi fisik dan tumbuh kembangnya baik. Tapi karena kurang komunikasi antara kami jadilah perkataannya menyakiti hati dan pikiran saya hingga anak kami harus jadi korban. Tidak pernah ada kesempatan untuk kami diskusi. Hingga saya merasa saya benar2 berubah dan membicarakannya dengan suami mungkin bisa mengurangi beban dan luka yg berbekas. Dann setelah saya berkeluh kesah tentang segalanya, dia meminta maaf dan membawa saya ke psikolog untuk membantu menyembuhkan depresi saya. Alhamdulillah setelah mengeluarkan segala unek2 kepada suami dan beliau mengerti, kondisi saya mulai membaik. Saya sudah mulai bisa menikmati lagi segalanya walaupun kadang saat sianak muntah saya masih suka syok tapi suami sekarang bisa membantu menenangkan saya... Agar mental kita bisa sehat, kita perlu juga sharing tentang perasaan kita suami janga. mendam sendiri dan meluangkan waktu untuk sendiri sekedar minum teh juga membantu memulihkan kesehatan mental. "ketika hubungan kita dengan suami baik, begitupula dengan perlakuan kita kepada anak" Semoga saya dan semua bunda yg sedang nemperbaiki diri dapat segera pulih. #KesehatanMentalTAP