Karena Ibu, Aku Bisa Menangkap Cahaya dan Cita-cita

Banyak yang mengatakan jika wajahku dan ibu begitu mirip, mungkin karena itu pula aku banyak mewarisi keteguhan dan sikap pantang menyerah dari diri ibu. Ya, tak boleh menyerah pada kegagalan dan harus terus berjalan, itulah salah satu hal yang ibu tanamkan padaku, lewat lisan, juga lewat segala tindakannya. Belajar Pada Kesedihan dan Kegagalan  Aku termasuk anak yang memiliki keinginan yang kuat untuk selalu menjadi nomor satu, termasuk dalam urusan pendidikan. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar, aku begitu bahagia ketika berhasil selalu menyabet ranking pertama. Hingga kemudian saat duduk di bangku kelas 5 SD, rangking di raportku turun ranking ke posisi kedua. Meski sesungguhnya ibu tak mempermasalahkan, namun saat itu aku begitu sedih dan merasa gagal, dan aku pun menangis seharian.  Aku pun bercerita pada ibu tentang kesedihanku tentang rasa kecewaku karena tak bisa meraih apa yang aku inginkan. Saat itu ibu tersenyum dan mendekatiku, “Kesedihan dan kegagalan itu biasa, namun yang luar biasa adalah jika bisa belajar dari kesedihan dan kegagalan, lalu bangkit kembali untuk meraih apa yang dicita-citakan.”  Aku pun tersenyum mendengar nasihat Ibu dan mulai belajar pada kegagalanku, hingga akhirnya pada Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional di akhir masa Sekolah Dasar, aku berhasil meraih nilai NEM 47,20, dengan nilai Matematika sempurna.  Belajar Tentang Kegigihan  Sejak kecil aku menderita miopi akut pada mata kanan, di saat kacamata tak lagi bisa membantu penglihatanku dan aku mengeluh setiap hari. Ibu dengan gigih selalu menguatkanku. Aku tahu, sebenarnya ibu begitu cemas dengan kesehatan mata kananku yang semakin menurun bahkan hingga mencapai minus 10. Namun, ibu selalu berusaha kuat dan meyakinkanku bahwa akan ada obat yang tepat.  Tak ada kata putus asa dalam kamus hidup ibu, berbagai cara ibu lakukan untuk kesembuhanku, membuatkan jus wortel setiap hari dan dengan setia selalu membujukku dan menemaniku pergi ke pengobatan-pengobatan alternatif yang dipercaya dapat menyembuhkan minus di mataku. Entah sudah berapa tempat pengobatan kami datangi dan sudah berapa uang yang keluar, lelah fisik dan finansial tentunya. Namun, ibu terus membesarkan hatiku, segala sesuatu itu harus ikhtiar, harus berusaha, begitu yang ibu katakan.  Ibu terus mencari informasi tentang pengobatan-pengobatan alternatif itu, banyak kota yang telah kami datangi bersama, Solo, Demak, Jepara, Kudus, Semarang, dan kota-kota kecil lainnya. Banyak pengobatan yang sudah kami datangi, Namun, hasilnya tetap nihil. Tapi, ibu tak pernah menyerah demi kesembuhanku. Hingga, di usiaku yang ke-23 ketika aku lulus kuliah S1, mata kananku sudah mencapai minus 14.  Saat aku pasrah dengan kesehatan mataku, aku kemudian menemukan informasi jika ada operasi mata yang bisa membuat mataku kembali normal. Dengan ragu, aku mengatakan tentang jalan pengobatan ini pada ibu, namun aku tak terlalu berharap, karena operasinya memang terbilang mahal. Setelah mendengar penjelasanku, ibu dengan semangat menyetujuinya.  Ibu menguras tabungannya untuk operasi mataku hingga mata kananku pun dapat melihat dengan normal kembali, mata kananku pun bisa menangkap cahaya yang begitu cerah, tak lagi abu-abu dan kelabu.  Belajar Tentang Harapan dan Cita-cita  Ibuku bukan orang yang memiliki gelar pendidikan yang berderet panjang, ibu hanya perempuan desa yang hanya lulus sekolah dasar. Meski tak sekolah tinggi, namun ibu memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi, bisa melihat anak-anaknya sekolah setinggi-tingginya. Karena itu pula, ibu bekerja keras setiap hari, demi menjamin kebutuhan dan pendidikan anak-anaknya terpenuhi. Berkat usaha dan doa ibu, akhirnya aku pun bisa meraih gelar magister dengan predikat cumlaude.  Aku tak tahu akan jadi apa aku jika tak ada ibu, karena ibu aku bisa belajar menjadi perempuan yang tangguh dan gigih, belajar melewati tantangan dan kegagalan, juga belajar untuk memiliki harapan setinggi-tingginya. Karena ibu, aku bisa menangkap cahaya, juga menangkap cita-cita. Terima kasih, Bu. #CeritaIbuTAP

Karena Ibu, Aku Bisa Menangkap Cahaya dan Cita-cita
1 Trả lời
 profile icon
Viết phản hồi

Dabest story moms 😢🥰🤗

5y trước

Thank you, mom 😊