Wiwi Agustina Maritza profile icon
VàngVàng

Wiwi Agustina Maritza, Indonesia

Kontributor

Giới thiệu Wiwi Agustina Maritza

happy mom

Bài đăng(3)
Trả lời(64)
Bài viết(0)

Melahirkan Ceasar Tanpa Suami

Assalamu'alaikum wr wb.. Kali ini saya akan bagikan pengalaman saya melahirkan, semoga berkenan dan dapat dijadikan pelajaran. Bismillah.. Hari itu tgl 12 Desember 2016 dikehamilan 39 minggu, ketika saya ingin mengambil wudhu untuk sholat magrib.. saya merasakan ada sesuatu yang keluar diarea bawah perut.. Ternyata benar, ada bercak darah, alhamdulillah.. inilah tanda waktunya akan tiba untuk melahirkan gumam dalam hati. Beberapa saat sebelum magrib, dari siang sebenarnya saya sudah merasakan perut saya seperti mules, sakit tapi tidak ingin pup (ibu yang mau melahirkan pasti tau persis apa yang saya rasakan)? Akhirnya, saya beritahu mertua saya, beliau yang saat itu berada diteras siap siap pergi ke mesjid.. masuk kedalam dan memutuskan untuk sholat dirumah. "Alhamdulillah, cucuku mau lahir.. Ayo ma.. sholat dirumah, setelah itu kerumah sakit" bapak mertua berkata pada ibu. "Nak.. kamu siap siap, bereskan pakaian yang kamu akan bawa kerumah sakit" aku pun bergegas masuk kamar sambil mengiyakan perkataan mertuaku. Setelah menikah saya tinggal dirumah mertua, Untungnya, saya dianugerahi mertua yang sangat sayang sama menantunya.. mereka menerima saya seperti anak mereka sendiri, karena beliau hanya memiliki 2 anak laki laki salah satunya suami saya. Terus dimanakah suami saya berada? Beliau kerja merantau dikalimantan dan cuti setelah 2 bulan onsite. Akhirnya, setelah semua siap, kami berangkat menuju rumah sakit ibu dan anak terdekat, sambil dalam hati saya terus berzikir, semoga Allah memudahkan prosesnya, maklum karena ini adalah pengalaman pertama dan belum pernah ada gambaran apapun tentang proses melahirkan. Tiba dirumah sakit, masuk ruang UGD, saya didampingi oleh 2 perawat perempuan yang memeriksa, mereka menanyakan waktu dan jeda datangnya kontraksi.. Mungkin karena saya panik dan minim informasi, saya bilang bahwa saya tidak tau, bahkan menghitung lamanya kontraksi saya tidak tidak tahu caranya? akhirnya salah satu suster melakukan cek dalam untuk mengetahui bukaan. lagi-lagi saya terkejut, loh seperti ini ya rasanya diperiksa dalam.. perih yaa? "Bu, ini belum ada bukaan, tapi ibu mengalami pendarahan terus menerus" "Iya, sus.. memang dari tadi darahnya keluar terus." "Ok bu.. tenang ya, kita periksa dulu detak jantung janin bayinya, ibu tekan tombol ini jika bayinya bergerak. kita akan observasi selama 1 jam" Selama 1 jam berlangsung, mirisnya tidak ada pergerakan apa pun dari janin, saya yang awalnya mencoba tenang, kembali cemas, ada apa ini? kata saya, kenapa anak saya tidak bergerak sama sekali.? Selama observasi tersebut, perawat melakukan pembicaraan dengan mertua saya, menelpon dokter, entah apalagi yang mereka lakukan karena saya tidak diberitahu apapun tentang keadaan saya dan keluarga saat itu. Tak lama kemudian, perawat kembali masuk kedalam dan berkata tentang hasil observasi yang dilakukan. "Ibuu..detak jantung bayinya lemah sekali, kami akan melakukan cek 1x lagi, setelahnya akan kami diskusikan ke dokter kandungan untuk tindakan selanjutnya" Saya diam tidak berkata apa apa.? Hasil tidak berubah, bayi saya dinyatakan gawat janin, tidak ada pembukaan, pendarahan terus menerus. Akhirnya, perawat mengatakan saya harus dioperasi segera, untuk menyelamatkan bayi saya. Saya pun berkata, "lakukan apapun demi menyelamatkan anak saya"?tapi, saya ingin bertemu dengan mertua saya terlebih dulu. Sayangnya, saya tidak bisa menemui mereka, karena semuanya sibuk menandatangi prosedur persetujuan operasi hingga menelpon suami dan orangtua dikalimantan. saya pasrah. Infus dipasang, butuh perjuangan dan sempat membuat saya kesal saat itu.. karena salah satu perawat berkali kali salah menusukan jarumnya ketangan saya, harus beberapa kali saya mengaduh kesakitan karena jarumnya menusuk tulang. ingin sekali protes, namun tidak berdaya ? akhirnya saya minta ganti perawat, dan berhasil. Mertua saya akhirnya masuk melihat keadaan saya, saya hanya bisa berkata 3 kata, yaitu "Ma.. Saya Takut " Mertua saya berkata, banyak berdoa, tidak apa apa.. tenang saja semua akan baik baik saja. Sayang sekali, karena saya tidak bisa banyak bicara saat itu karena harus segera keruang operasi, setelah ganti pakaian hijau khas pasien, saya didorong menuju ruang operasi. Bismillah... Tolong saya, Ya Allah.. Akhirnya, saya tiba diruang tunggu operasi, disuruh menunggu, sendirian.. sepi.. seperti tidak ada siapapun dan saya dalam keadaan berbaring, saat itu jam 12 malam. tidak ada yang dapat saya lakukan kecuali terus memanjatkan doa, semoga Allah memudahkan proses lahiran ini, akhirnya saya didorong ke sebuah ruangan dingin, ada beberapa tim medis saat itu, ada bidan, ada beberapa perawat, dokter anak, dokter kandungan, dan 1 dokter yang bertugas menyuntikkan obat kepunggung belakang saya, belakangan saya ketahui beliau adalah dokter anestesi. bagaimana rasanya disuntik anestesi? jujur saya tidak merasakan apapun dipunggung saya, tapi saya merasakan kesemutan dibagian paha kebawah, gemetaran seketika sepertinya. Tidak banyak yang saya ketahui saat itu, karena sudah ada tirai pemisah diantara perut dan kaki, tapi saya masih bisa mengira mungkin saat itu saya sedang dipasang kateter. Beberapa saat kemudian, percakapan dokter dimulai, "ibu wiwi, kita akan mulai operasi, mari kita berdoa bersama-sama semoga operasinya berjalan lancar." "Aamiin" Entah, sadar atau tidak, saat itu saya masih bisa nyeletuk, dok nanti dulu dioperasinya, masih kerasa ini perut saya..? (konyol memang) dokter tertawa, tidak usah tegang bu.. rileks? Saya merasakan, badan saya bergoyang, ( mungkin saat itu dokter menekan perut saya, untuk mempermudah bayi keluar). Saya bingung, dalam keadaan operasi, mengapa tim medis diruangan ini, semuanya tertawa, bercanda, dan terlihat santai sekali.. saya bahkan diajak bicara, ditanya alamat, hobby dll.. berbeda dengan saya, yang saat itu merasakan seperti nyawa saya hanya separuhnya saja??. ternyata, memang seperti itulah mereka untuk membuat pasiennya rileks dan tidak tegang. Alhamdulillah, tak lama terdengar suara bayi menangis kencang sekali, saya menangis. "Ibuuu, anaknya perempuan, sehat dan sempurna. dicium dulu yaaa" "Oke.. selesai bu.." "Tolong dijahit dengan baik dan rapi" kata dokter kandungan saya ke perawatnya. Kemudian, saya dibawa keruang pemantauan, diobservasi kembali, karena dikhawatirkan akan terjadi pendarahan dan komplikasi lainnya yang disebabkan oleh operasi. lama, mungkin selama 2 jam. Tubuh saya gemetar kedinginan, menggigil.. mungkin efek dari obat biusnya. "Oke ibu, alhamdulillah tidak ada pendarahan, setelah ini ibu akan kami pindahkan kekamar pasien, boleh saya tau ibu pesan kamar apa?" "Saya tidak tau mas..? tanya saja ke mertua saya, mungkin diluar" "tidak ada siapa siapa diluar bu, tadi sudah saya cek" Masa sihhh? terus tadi saya tidak ditunggu siapa siapa? (gumam dalam hati) Ternyata, kata mertua saya, mereka langsung diminta keruang anak untuk keterangan data dll..? Akhirnya jam 3 pagi, saya sudah berada dikamar biasa, saya ketiduran karena kelelahan. Paginya, saya melihat suami saya sudah disamping, ada adik ipar, ada mertua. tapi tidak ada orangtua saya? Orangtua saya dikalimantan tidak bisa datang, karena adik laki laki saya yang sedang kuliah saat itu sedang middle test. Mereka baru bisa menjenguk satu bulan kemudian..? Untungnya suami saya dapat tiba tepat waktu, karena untuk mendapatkan tiket secara mendadak tentunya tidak mudah. Saat yang membahagiakan, tentunya berjumpa dengan anak saya, waktu itu kami belum memiliki nama yang lengkap untuknya, hanya nama depannya saja yaitu Yasmine. Akhirnya, saya bisa menyentuh anak saya yang mungil menggemaskan untuk pertama kalinya. Luar Biasa Kuasa Allah? Pasca operasi, saya tidak terlalu banyak melakukan interaksi dengan anak kesayangan kami, karena saya harus memulihkan kondisi badan saya pasca operasi, awalnya belajar miring kiri dan kanan, duduk, berdiri dan berjalan.. Ya, harus saya lakukan saat itu juga, karena kateter sudah dilepas, kalau tidak bisa apa apa, bagaimana saya harus ke toilet untuk buang air dan bersih-bersih. Untungnya, saya tidak merasakan sakit apapun, mungkin karena obatnya yang bagus, atau obat biusnya masih beraksi. Saya bisa duduk, bisa berdiri dan berjalan dalam 1 hari, 8 jam setelah operasi. Alhamdulillah.. Namun, sayangnya, asi saya belum keluar? Obat yang harus saya minum pun buanyak sekali, belum suntikan2.. ambil darah dan dll.. semua membuat saya depresi dan stres.. karena anak saya menangis terus menerus.. Kami sekeluarga dan pihak rumah sakit memang pro asi, dan bertekad untuk memberikan asi sebagai konsumsi pertama bayi kami. Dua Hari kemudian, saya sudah bisa pulang kerumah, sayangnya dosis peredam nyerinya sudah diturunkan dokter, efeknya agak nyeri nyelekit dibagian operasi. tapi saya masih bisa tahan, masih bisa jalan dan menggendong anak saya. Perjalanan pulang, turun dari mobil saya harus dipapah (Sedih sekali rasanya harus merepotkan keluarga karena saya tidak bisa apa apa) Malam pun tiba, anak saya rewel, menangis, karena haus belum bisa minum asi. Saya pun ikut menangis, histeris. sampai menyalahkan diri mengapa asi saya belum juga keluar padahal sudah 2 hari pasca melahirkan. Anak saya diurus mertua, suami menabahkan hati saya, sabar katanya.. nanti kita usahakan supaya asinya cepat keluar. Saya sudah mencoba beberapa cara, dari minum jus sayur, makan sayur katuk, sampai saya juga menghubungi dokter saya apa yang harus saya konsumsi agar asinya bisa keluar. pilihan terakhir adalah pumping, akhir nya mertua membeli alat pumping, saya pun mencobanya, tidak ada yang keluar, sampai akhirnya.. yang keluar adalah DARAH. yaa bukan asi yang keluar. sakit sekali..? namun perjuangan belum selesai, semua masih bisa diusahakan, saya disupport luar biasa dari mertua, suami sampai orangtua saya dikalimantan pun tidak luput untuk memberikan semangat pada anaknya.. Alhamdulillah, Allah Maha Tau Segalanya, akhirnya pada hari ke 4 asinya keluar dan deras, alhamdulillah.. Terimakasih, untuk semua yang berharga dihidup saya, yaitu keluarga. Kalianlah yang membuat saya kuat menghadapi post partum pasca melahirkan. saya melewatinya. dan Bisa. Semoga kelak Allah berikan balasan yang indah untuk kalian keluargaku, Terima kasih sudah menjadi bagian dari hidupku.? Love you so Much U're my Everything Alhamdulillah, sekarang saya hamil anak kedua.? #KarenaBundaBerharga

Đọc thêm
 profile icon
Viết phản hồi