Về chúng tôiChính sách bảo mậtĐiều khoản sử dụngTiêu chuẩn cộng đồngSơ đồ trang web
Tải app miễn phí của chúng tôi
Fiya's mom
Nyeri di tulang pipi sebelah kanan
Adakah yang punya pengalaman nyeri di tulang pipi sebelah kanan saat nyusui berbaring di bagian kiri tubuh? Jika ada bisakah sharing solusinya #menyusui
Sharing aja
Ceritanya si bayi lagi bapil. Batuknya parah banget sampe abis batuk trus nangis. Sudah di terapi uap sama di kasih transpulmin, dijemur juga. Akhirnya periksa ke dokter. Eh.. pas saya kerja, cerita ke teman kerja malah disalahin, kenapa ke dokter, gak ke bidan dulu.... Ah... Mamak pengen nangis 😭
#IBUJUARA Surat cinta untukmu cantik ku ❤️
# 3 Here we go 🤗,,, Setelah semua khawatir yang selalu hadir. Melahirkan mu. Proses kelahiran mu mungkin tak sedramatis kelahiran normal. Dimana harus ada kontraksi dan sebagai nya, Tapi proses setelah kelahiran mu tak kalah dramatis. Apalagi kalau bukan tentang menyusui. Refleksi Bunda adalah, Bunda harusnya lebih banyak belajar dan mencari ilmu tentang menyusui, daripada hanya bercita cita untuk memberi mu ASI eksklusif. Yup, cita-cita dan kenyataan amat sangat berbeda (ya iyalah 🤭) Kita masuk ruang operasi jam 8 pagi, kata Ayahmu, kamu keluar kamar operasi jam 9. Dan Bunda kembali ke kamar jam 11. Ada jeda 2 jam tanpa ada proses imd seperti yang bunda biasa lihat di tv, dimana ketika kamu keluar, langsung nemplok cari puting. Dikarenakan Bunda masih dalam keadaan tidak sadar. IMD dimulai ketika Bunda sudah masuk kamar, dalam keadaan kaki masih kebas. Karena selang infus ada di tangan kanan Bunda, waktu itu kita memulai nya dengan PD kiri. Kamu menangis karena memang ASI belum keluar. Tapi kita tetap berusaha bersama di coba dan terus di coba ditengah gempuran orang-orang yang berkata "kasih formula saja, kasihan anakmu nangis terus" termasuk salah satunya simbah mu, alias ibukku. Tak sampai sehari, waktu asar kalau tidak salah, ASI sudah keluar. Alhamdulillah Horay 🤗.... E... Tapi baru berupa cairan bening, dan baru serupa butiran mutiara. Dan kamu nangis lagi. Maaf sayang, Bunda luluh. Akhirnya kamu kena sufor juga. Tapi Bunda sudah ultimatum simbah mu, boleh kasih sufor tapi pakai sendok. Jangan pakai dot. Dan ga boleh banyak 2. Perjuangan belum selesai, saat sudah di rumah, di tengah perjuangan Bunda mengASIhi kamu, dimana puting mulai lecet dan bikin adem panas, dan ASI belum lancar, Bunda kena ultimatum tidak boleh menyusui sambil rebahan. Alhasil setelah 2 minggu, Bunda harus kembali ke RS untuk periksa jahitan. Yup, ada infeksi. Ada 2 bagian kecil dari jahitan yang bernanah. Luka Bunda harus kembali di plester. Setelah kembali dari RS, di sela gremengan simbah mu, Bunda tak peduli, Bunda memilih menyusui senyaman Bunda. Sambil rebahan. Apakah selesai sampai disitu? Oh tentu tidak... Masih banyak gremengan yang lain yang membuat Bunda harus mendablekkan diri, agar bunda bahagia dan ASI lancar. Salah satunya harus pakai gurita, dimana gurita ini justru menekan jahitan Bunda ketika harus duduk. Setelah sebulan, alhamdulillah kamu tidak mau minum sufor, dan alhamdulillah lagi bahwa ASI Bunda semakin lancar. Meski tak sampai banjir yang terpenting kamu tidak kekurangan sayang. Bagaimana luka Bunda? Ya masih sakit lah,,, meski jika dilihat bagian luar sudah kering. Ayo sayang,,, berjuang bersama. Aku tahu kita bisa! P.S foto persiapan Bunda saat kamu mau dilahirkan
# 2 Rumah sakit dan bulan Maret 2020. Adakah yang spesial? Yup. Pandemi. Inilah perjuangan Ayah dan Bunda berikutnya demi untuk memastikan kamu baik-baik saja sayang. Ada ketakutan, ada khawatir untuk berbagai hal yang entah. Tapi kemudian kami hanya berpasrah. Tiap bulan datang ke RS untuk periksa. Memastikan kamu tumbuh dan berkembang, serta melihat perkembangan mioma yang hadir bersamamu. Ayah mu protes Nak. Karena selama pandemi, di RS ini hanya yang periksa yang boleh masuk ruangan, hampir pasti Ayahmu hanya nunggu di depan pintu, karena tidak boleh masuk. Di suatu hari Sabtu, saat usia mu tiga bulan hampir empat bulan menjadi moment yang takkan terlupakan. Entah sebab kenapa, pinggang Bunda sakit luar biasa. Sudah di elus, di kasih minyak kayu putih tetap nyeri, bahkan membuat bunda tidak tidur semalaman. Ada obat nyeri di rumah, tapi bunda tak mau ambil resiko, karena ada kamu. Subuh pagi di hari minggu, bunda memaksa ayahmu mengantar Bunda ke puskesmas. Akses kesehatan paling dekat dari rumah. Masuk phoned, diperiksa bidan, akhirnya mendapat parasetamol untuk bunda minum. Alhamdulillah, lumayan berkurang. Istirahat sebentar sampai sore, akhirnya di ijinkan pulang dari phoned. Tetapi malam nya, kembali menjadi malam horor buat bunda. Nyeri pinggang masih ada, ditambah Bunda ga bisa kentut. Dan itu sakit banget di perut. Kembali tidak tidur. Akhirnya diputuskan, senin pagi harus periksa ke dokter. Ayahmu yang seharusnya berangkat kerja senin pagi, akhirnya bolos demi mengantar Bunda. Turun kendaraan di jemput kursi roda. Menunggu antrian di pendaftaran karena aturan jaga jarak, kembali menunggu di depan ruang periksa membuat Bunda menangis tanpa suara. Yup nyerinya benar-benar luar biasa. Dan semakin terasa lama karena ternyata antrian nya kesrobot pasien lain. Ayahmu turun tangan dengan meminta untuk bisa diperiksa lebih dulu. Dan memang diijinkan, sayangnya Ayahmu kembali tidak boleh masuk ruang periksa, alhasil, Bunda hanya mengangguk dan geleng kepala ketika dokter bertanya. Entah mungkin karena memahami sakit yang Bunda rasakan, oleh dokter dikasih resep untuk bisa ditebus di apotik luar,karena memang diapotik RS harus antri kembali. Seminggu bedrest dan minum obat, alhamdulillah berangsur membaik. Ssttt... Setelah nyeri pinggang dan gak bisa kentut, Bunda dapat tantangan baru, gak bisa poop. Tapi kemudian teratasi dengan makan sayur dan buat. Lumayan menguras air mata. Karena memang semua pengalaman pertama Bunda. Setelah semua pengalaman gak enak waktu di RS, Ayah sama Bunda memutuskan pindah RS untuk periksa. Dan di Dr baru ini Bunda baru tahu bahwa mioma nya berdiameter 13cm. Dimana letaknya dan jenisnya apa. Mengingat di RS sebelum nya tak pernah terkonfirmasi, Dr hanya berkata bayi sehat. Lumayan besar kan?, Bukan lumayan, memang besar. bahkan sempat di wawancara dokter, seperti awal Bunda periksa dulu di RS pertama, apa tidak ada gejala sebelum nya? Tentu saja Bunda jawab dengan jawaban yang sama. Tidak ada. Dan disini pula Bunda tahu bahwa plasentamu berada diatas, nyaris menempel di mioma. Itu yang dokter sampaikan. Dan setiap periksa, dokter selalu mengingatkan, ini nanti lahiran SC mbak. Dan itu menjadi persiapan tersendiri buat Bunda untuk menyiapkan mental. Karena sejak awal sudah terkonfirmasi bagaimana proses kelahiran mu, dan menjadi penyemangat Bunda, kamu akan baik2 saja sampai nanti. Di RS inilah nanti kamu lahir. P.s foto ini saat dokter memberi tahu Ayah Bunda tentang tubuhmu, mulai kepala dan kaki, dan saat itu tangan mu bergerak seolah berkata "Hai Ayah... Hai Bunda...."
# 1 Dulu Ayah dan Bunda tak pernah mengira bahwa kedatanganmu akan secepat ini. Dari Ayah dan Bunda menikah di bulan Desember, dan kamu hadir di bulan Februari. Ayah dan Bunda sedang menikmati waktu bersama, tak pernah terfikir atau merencanakan kehadiran mu, tapi ketika akhirnya Bunda telat dan tespeck terkonfirmasi garis dua, ada haru yang tidak bisa terucap kata. Bahagia pasti. Jangan tanya respon Ayahmu waktu itu. Oh ya.. Ayah dan Bunda LDR jadi Bunda sudah tak sabar menanti ayah mu pulang untuk memberi tahu tentang hadir mu. Bunda hanya mengirim sebuah video tentang tes yang bunda lakukan lewat aplikasi pengiriman pesan. 5 minggu usia mu ketika akhirnya Bunda mendapat kabar luar biasa. Waktu itu teman2 kerja Bunda semakin riuh berkata kamu kembar Nak, melihat perut Bunda yang sudah terlihat menonjol. Pipi Bunda bersemu merah. Tentu akan menyenangkan sekali ketika kamu kembar. Dan saran teman-teman Bunda untuk segera periksa. Periksa di faskes pertama, justru dipertanyakan, bener ini baru 5 minggu? Harapan tentang kembar berubah menjadi kekhawatiran. Oleh dokter di suruh periksa ke puskesmas, dan di sana bertemu para bidan cantik. Mulai dari tes urin, wawancara berkali2 apakah bunda pernah punya keluhan dari pendarahan atau mens telat, yang kesemuanya tidak bunda alami, sampai periksa manual dimana perut di raba di pencet bahkan sempat tertuduh Bunda hamil duluan karena kondisi perut bunda yang sudah terlihat besar. Tidak ketemu solusi, Bunda dirujuk ke RSUD untuk melakukan USG. Disinilah langit Bunda sempet runtuh, Bunda oleng Nak mendengar vonis dokter. Ada miom yang hadir bersamamu. Dengan ukuran yang lumayan besar. Dokter tidak menjelaskan detail berapa ukuran waktu itu, tapi penjelasan dokter selanjutnya yang membuat Bunda semakin oleng. Kehamilan dengan mioma bisa menyebabkan keguguran, janin tidak berkembang atau yang lebih buruk rahim diangkat. Lalu apa yang harus saya lakukan Dok, pertanyaan spontan Bunda waktu itu. Tetep observasi tiap bulan nya. Jawab Dokter waktu itu. Air mata terus mengalir, nyaris tak sanggup kasih kabar ke Ayahmu, pun ketika Ayahmu memaksakan diri pulang sesaat setelah Bunda kasih kabar, hanya demi memberi support ke Bunda untuk kuat. (Terimakasih Ayah 😘) Dan lewat saran Ayahmu pula, Bunda periksa ke SpOg yang lain dan hasilnya sama. Ada mioma yang hadir bersamamu. Kehamilan pertama dengan mioma tanpa ada keluhan sebelumnya. Yang pasti, Bunda khawatir, tapi tetap yang harus Bunda lakukan adalah bersyukur dan tetap berdoa yang terbaik untukmu. Disaat Bunda 2 yang lain menunggu garis dua, Bunda mendapat amanah itu dengan syarat. Foto: saat Bunda memberanikan diri mengkonfirmasi hadir mu.