Memang kehamilan itu hal yang indah dan unik ya Bund. Banyak banget cerita menarik saya selama kehamilan kedua kali ini. Mulai dari drama gak bisa makan sampai usia 14 minggu, nangis terharu karna pertama kali dengar detak jantung janin pas USG, heboh sendiri pas pertama kali ngerasain si dede utun nendang, dan sederet drama ala bumil lainnya. Salah satu drama paling lucu itu tentu soal ngidam. Hampir rata-rata ibu hamil ngidam kan, nah saya juga dong 😁. Nah ngidam saya tuh tergolong unik karna saya ngidam makanan yang paling saya benci selama gak hamil. Aneh ya? Hahaha iya, suami saya aja sampe bingung. Saya disaat gak hamil paling gak suka masakan apapun yang berkaitan dengan bebek, kerang dan lele. Tapi justru selama hamil saya kepengeeeen banget makan semua makanan itu. Akhirnya dikabulin sama ibu saya, dibuatin deh seafood saus padang ala-ala yang lagi hits di Medan. Beugh... Jangan tanya saya abis berapa piring ya Bund, pokoknya saya makan lahap tanpa pernah mikir kalo dulu saya benci banget sama kerang wkwkwk. Bebek juga gitu, pas ibu saya masak rendang bebek saya melas-melas minta dianterin. Hahaha beneran deh, bumil satu ini aneh banget ngidamnya. Sempet khawatir juga sih sama kabar kalo kerang itu salah satu makanan yang tinggi merkuri. Tapi alhamdulillah baik saya dan janinnya sehat wal afiat, bahkan si dede utun makin gendut akibat kekalapan mamahnya makan banyak wkwkwk. Semoga sehat terus kita ya nak, biar bisa ketemu 3 bulan lagi ❤️ #CeritaNgidamTAP #cerita_hamil #firstbaby
Đọc thêmPengalaman Depresi Pasca Keguguran Pertama (Cerita Kontes #KesehatanMentalTAP)
29 Desember 2019, untuk pertama kalinya setelah 10 bulan menikah, saya menangis terharu melihat dua garis di testpack saya. Kehamilan pertama yang disambut sukacita suami dan orangtua kandung saya, tapi nyatanya tidak dengan keluarga mertua. Dari sinilah cerita saya dimulai. Setelah menikah kami pilih tinggak dirumah ibu saya. Namun karna mengkhawatirkan mertua yang sudah tua, kami memutuskan pindah kerumah mereka. Qadarullah, saya hamil setelah menetap 2 bulan disana. Kehamilan itu kami umumkan ke keluarga, tapi tanggapan mertua dingin. Entahlah, mungkin karna cucu mereka sudah banyak jadi berita itu tidak terlalu menarik. Namun masa2 'ngidam' saya benar2 jadi sebuah titik balik disini. Saya selama hamil tidak bisa mencium bau masakan, selalu mual saat masuk dapur, mudah pusing dan lemas. Namun keluhan itu tidak ditolerir mertua saya, katanya saya hanya malas dan menghindari pekerjaan. Saya jadi jarang masak, sehingga suami lebih sering makan diluar dan melewatkan sarapan. Puncaknya adalah ketika tiba2 saya mengalami flek, karna khawatir akhirnya kami memutuskan ke dokter. Saya diminta bedrest total dan jangan stress. Kehamilan saya beresiko karna ada suspect BO atau hamil kosong. Kami menyampaikan ini ke mertua, namun mereka justru tidak menanggapinya. Esoknya ketika saya tidak mengantarkan suami saya pergi bekerja, ibu mertua marah besar dan memaki saya. Dia bilang saya istri tidak tau diri dan tidak berguna. Akibatnya justru saya makin stress dan mulai pendarahan. Saya terpaksa bekerja dan menahan sakit sambil berdoa semoga calon janin kami baik2 saja. Akhirnya saya kalah, saya harus dilarikan ke RS karna pendarahan makin banyak. 3 hari saya dirawat, tidak sekalipun saya dijenguk mertua saya. Saya masih berpikir positif, sembari berusaha melupakan beban pikiran saya. Qadarullah, Allah ternyata lebih menyayangi calon janinnya. Diusia kehamilan nyaris 7 minggu calon janin itu gugur. Saya akhirnya melakukan prosedur kuret. Setelah pulih, saya kembali kerumah ibu. Rupanya cobaan itu belum selesai. Tepat 2 minggu setelah keguguran, mertua mengadakan akikah untuk kedua cucunya tanpa memberitahukan kami. Rupanya selama ini mereka terlalu sibuk mengurus acara akikah sampai tidak sempat menjenguk saya di RS. Dan yang lebih menyakitkan lagi, rupanya 3 hari setelah saya pulang dari RS ibu mertua menelepon suami saya dan meminta uang yang pernah kami pinjam saat saya operasi. Jumlahnya tidak banyak, hanya 800 ribu. Tapi kalimat yang menyertainya bagaikan penghinaan terbesar yang pernah dilontarkan dari seorang ibu ke anaknya. "Mamak minta uang yang kalian pinjam semalam, uang untuk biaya akikahan gak cukup nanti. Toh kalian kan udah gak butuh, udah gak hamil lagi istrimu". Saat saya mendengarnya langsung dari mulut suami, hati saya hancur tak bersisa. Ledakan isak tangis saya keluar, dalam hati saya mengutuk, dosa apa yang sudah saya perbuat sampai bakal janin saya yang sudah tidak ada pun ikut dibenci? Wallahu a'lam, seumur hidup saya bahkan tidak pernah bersikap buruk pada mereka, kenapa mereka setega itu pada saya? Perasaan bersalah, marah, terluka, sedih, dan kecewa sudah tidak bisa saya ungkapkan. Saya hanya mengurung diri dikamar, tidak berbicara dan sering menangis. Apabila suami menanyakan saya, saya langsung histeris dan menjerit2. Saya bahkan pernah hampir menyayat lengan sendiri dengan pisau cutter, beruntung keluarga sempat mencegah sebelum saya benar2 melakukannya. Kondisi itu terjadi selama beberapa minggu. Syukurlah keluarga saya begitu suportif, dan suami saya benar2 ada disamping saya. Dia paham, kejadian2 itu sudah membuat luka besar bagi saya. Saya mulai kembali ceria setelah akhirnya suami mengajak kami pindah rumah. Meski harus mengontrak, keputusan itu kami syukuri dan nikmati. Waktu berlalu dan menyembuhkan setiap luka. Saya sudah belajar memaafkan perlakuan mertua dan ipar2 saya. Pun saya sudah belajar mengikhlaskan kehilangan kami, sambil berupaya untuk hamil lagi dengan hati yang lebih tenang. Tepat 9 bulan setelah kejadian itu, Allah kasih hadiah kejutan di ulang tahun saya. Masya Allah... 2 garis di testpack untuk kedua kalinya. Kebahagiaan kami terbayar mahal diatas semuanya. Alhamdulillah, janin kecil kami kini berusia 9 minggu dan akan terus bertumbuh sampai lahir kedunia. Time heals every wounds. Cinta kasih keluarga saya dan suami menyembuhkan luka mental saya. Untuk setiap kehilangan, semua pasti akan tergantikan. Untuk para ibu yang baru saja atau sudah pernah kehilangan seperti saya, tetaplah kuat dan berbahagia. Karna Tuhan menjawab setiap doa dan membalas semuanya diwaktu yang tepat. Aamiin Ya Rabbal 'Aalamiin... #KesehatanMentalTAP #kontesTAP #ceritakehilangansaya #pejuanggarisdua #SeputarBunda
Đọc thêm