#IbuJuara ("My Baby Twins", Allah lebih sayang padamu nak)
Bismillah Ini kisah nyata pribadiku, semoga dapat diambil hikmahnya dan menjadi inspirasi bagi bunda-bunda semua.. Hampir genap 7 bulan yang lalu aku melahirkan anak pertama bayi kembar laki-laki yang di beri nama Abyasa dan Abshori, namun momen itu masih selalu teringat sampai saat ini akan rasa kehilangan orang-orang yang kita nantikan dan dicintai. Sedih, hancur, pecah semuanya dalam 2 hari berturut-turut saat itu. Saat itu aku melahirkan dalam usia kandungan 7 bulan atau 28week, tidak pernah terduga sebelumnya bahwa bayiku akan lahir premature. Dari awal hamil hingga usia kandungan 4 bulan aku rutin cek kandungan ke bidan puskesmas, Alhamdulillah katanya bayiku sehat dan mereka tidak ada yang bilang bahwa bayiku kembar, karena memang di puskesmas tempat tinggalku tidak ada USG nya, jadi mereka cek pakai detak jantung dan pegang perut, saat itu diriku masih merasa aman, karena memang selama kehamilan tidak ada gejala apa2 yang ku alami, seperti darah keluar pun tidak ada. Seiring waktu karena dalam masih suasana pandemi covid-19, puskesmas yang biasa tempatku cek kandungan tutup sementara karena masa pandemi. Jadi, aku dan suami beralih ke salah satu praktek bidan untuk melakukan USG, Alhamdulillah ternyata bayiku sehat, dan itu sudah genap masuk usia kandungan 5 bulan, namun yang buatku tidak pernah menyangka bahwa bayi yang kandung adalah kembar, bidan tersebut mengatakan bayi nya hanya 1 dan sehat. Lanjut, usia kandunganku saat itu masuk ke usia 6 bulan, dan aku mulai merasakan sering sakit pinggang, perut terasa lebih besar, kaki bengkak, dan keanehan ini juga di rasakan keluargaku, karena ingin cepat tau keadaan bayiku, saat itu aku pergi ke salah satu dokter kandungan untuk melakukan USG, dan ternyata air ketuban ku banyak, dokter sempat memvonis kena penyakit (virus kucing), namun setelah di teliti pakai USG ternyata bayiku ada 2 dalam 1 kantung, posisi melintang seperti angka 6 dan 9. Di saat itu aku dan suami merasa bahagia karena akan mendapatkan bayi kembar, namun sedih karena kami baru tahu bahwa anak kami kembar saat usia kandungan 6 bulan :( ,sedih karena dirasa vitamin yang kami kasih kurang cukup, karena selama ini bidan hanya memberi asupan vitamin untuk bayi 1, katanya vitamin untuk anak kembar beda. Lanjut, saat itu dokter langsung memvonis bahwa aku akan melahirkan sebelum HPL, karena anak kembar umunya lahir premature, dan karena posisi bayiku yang melintang, aku di suruh bersiap untuk menghadapi lahiran secara sc. Bismillah, dalam hatiku berkata Insyaa Allah siap, apapun caranya yang penting bayiku lahir dalam keadaan sehat. Namun, sebulan kemudian saat UK 28 week aku merasa sangat mules dan keluar flek cokelat, dan saat itu langsung dilarikan ke RS, sampai di RS ternyata saya sudah bukaan 10 bun, Ya Allah......menangis hati ini karena melihat kondisi kandungan saya yang baru 7 bulan, saat itu juga dokter langsung bersiap untuk melakukan operasi sc. Alhamdulillah bayiku lahir saat itu pada jam 13.30 WIB tanggal 10 juni 2020, bahagia bercampur duka, karena masing-masing berat badan anakku hanya 850gr, jadi harus di masukkan ke ruang NICU, setelah operasi diriku tidak melihat anak-anak karena mereka langsung di bawa ke ruang NICU untuk di beri alat-alat bantuan vital. Hari menjelang sore, di hari yang sama setelah operasi sc bayiku yang bernama Abshori mengalami pendarahan yang keluar dari hidung, hingga akhirnya meninggal dunia. Hancur perasaan saya mendengar kabar ini, belum sempat lagi untuk menggendong dan memberinya ASI :( Keesokan harinya, jam 8 pagi bayiku yang bernama Abyasa mengalami kritis, dan ada masalah di jantung, hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya juga 1 hari setelah kepergian Abshori. Saya sangat sedih, tidak bisa bicara apa-apa lagi, hanya bisa menangis di kamar rawat inap sambil menahan rasa sakit pasca operasi. Dokter saat itu belum memperbolehkan ku untuk bergerak, namun kuatnya niat hati ini ingin melihat dan menggendong anak, aku nekad duduk di kursi roda untuk pergi ke ruang jenazah tempat anakku. Saat itu juga pecah tangisanku dan suami, namun bagaimanapun di satu sisi aku dan suami harus mempercayai takdir yang sudah diberikan kepada kami. Kuat..kuat..kuat "Kamu harus kuat", ini motivasi yang banyak diberikan orang-orang untukku Hingga akhirnya saat ini diri masih berusaha untuk bangkit .. Noted : Semoga bunda-bunda yang hamil dalam keadaan sehat, Selalu cek kandungan nya ya, sejak kejadian itu saya trauma untuk cek ke bidan praktek, kini saya lebih mempercayai ke dokter kandungan langsung. Terimakasih sudah membaca cerita saya, semoga dapat di ambil hikmahnya .. Barakallahufiik #ibujuara
Đọc thêm