Saya mengenal suami melalui sahabat SMA saya. Sejak saat itu kami menjadi dekat, sering bertukar cerita dan main bersama. Namun saat kuliah kami mulai lost contact, meski kami sama-sama kuliah di salah satu Universitas di Surakarta. Setelah lulus kuliah, saya bekerja di Jakarta. Dan ternyata kami dipertemukan kembali di tanah perantauan. Pertemuan pertama, makan malam dan bercerita seperti dulu kala. Setelah pertemuan tersebut, tanpa sadar kami mulai bertukar cerita, entah hanya sekedar chatting ataupun telepon. Dan akhirnya kami janjian bertemu untuk kedua kalinya. Dipertemuan kedua kami, dia mengutarakan perasaannya dan bermaksud untuk mengajak saya menikah. Jika ditanya apa yang saya rasakan saat itu, saya tidak bisa menggambarkannya, yang pasti saya speechless. Tak ada kami pacaran sebelumnya, itu yang membuat saya shock saat itu. Namun, setelah pertemuan itu saya mengajukan persyaratan, saya mau untuk menikah dengannya asalkan dia dan keluarganya bersedia menunggu saya selesai membiayai kuliah adik saya. Dan mereka menyetujuinya. Jika ditanya, mengapa saya tak mau membiayai sekolah berdua dengannya, alasannya karena bagi saya itu adalah tanggung jawab saya. Dan pada akhirnya kami menikah setelah adik saya lulus dan sekarang kami memiliki anak laki-laki yang dititipkan oleh-Nya. Alhamdulillah. Tidak ada yang tahu dengan siapa, dimana dan kapan seseorang akan dipertemukan dengan jodohnya. Namun yang pasti, Dia mempertemukan seseorang dengan jodohnya diwaktu yang tepat. #BestMemoriesTAP
Đọc thêm