Bun? Apakah ada bunda-bunda disini yang pernah mengalami hal ini?? beberapa kali aku masuk ke toilet lalu aku menangis tersedu dan kupeluk diriku sendiri, aku berharap tetap kuat menjalani masa masa ini, aku tidak sanggup kalau harus menangis di depan kedua anakku yang masih balita dan bayi, bagiku bisa menangis sesaat cukup meringankan, seringkali aku pun merasa migrain, dada sesak dan juga susah tidur padahal seharian aku juga bekerja urus rumahtangga dan anak, rasanya gelisah sekali dan tidak nyaman. Apa yang aku alami benar-benar mengganggu keseharianku, membuat mood ku mudah berubah, aku mencoba merenung sebenarnya apa akar masalahku, karena keterbatasan waktu aku belum bisa ke psikologi atau psikiater untuk konsultasi karena tidak ada pengganti yang menjaga anakku, dan suamiku juga bekerja dari pagi hingga petang. Akhirnya aku mencoba mencari tahu gejala yang aku alami, beberapa artikel di internet mengatakan kalau aku mengalami gejala stress dan depresi, akhirnya aku mencari tau cara mengatasi ini semua, karena kesehatan mental adalah fondasi utamaku dalam rumahtangga, aku harus bisa sehat secara mental demi anak-anak dan suamiku, aku membaca banyak artikel tentang kesehatan mental, aku pun mencoba terapi via google oleh salah satu psikologis. Aku merasa akar masalahnya karena saat ini aku full ibu rumahtangga, dan dulu aku adalah enterpreneur bersama suamiku, hampir setiap hari aku ke kantor, memberikan evaluasi kepada tim, berkumpul dengan teman-teman satu frekuensi berbagi informasi dan pengalaman dalam bisnis, semenjak pandemi dan aku melahirkan anak kedua di bulan Mei, semua mendadak berubah aku harus menerima untuk stay di rumah mengurus kedua anakku dan belum bisa mulai bekerja, ini benar-benar menjadi pergolakan batinku, rasanya aku benar-benar belum 100% bisa ikhlas, tapi aku harus bisa menyesuaikan kondisi saat ini, aku tidak bisa egois, aku harus bisa menahan diri saat ini, walaupun tidak mudah aku yakin bisa menyesuaikan keadaan. Banyak terapi yang aku lakukan, salah satunya meditasi seperti bernafas dalam-dalam, kemudian merenung sejenak dan fokus pada apa yang aku miliki agar aku lebih bersyukur, lalu terapi menulis, menuliskan setiap hari 17 hal yang bisa aku syukuri, dan lebih mendekatkan diri pada Tuhan, selain itu penting juga mengikuti komunitas seperti di TAP, menjadi tempat sharing dan berbagi agar tidak merasa sendiri, bahwa banyak juga teman-teman lain yang merasakan hal yang sama, dan banyak mendengarkan podcast positif juga sangat membantuku dalam menjaga kesehatan mental Dari semua yang kulakukan, detox dari sosial media juga sangat penting, aku tidak perlu sekalipun membandingkan hidupku dengan orang lain, tidak perlu juga memberikan pembuktian kepada orang lain atas proses hidupku, cukup fokus pada hal-hal positif, fokus pada hal yang membuatku jadi lebih baik dari aku yang dulu. Aku bersyukur saat ini rasa cemas dan gelisah mulai berangsur hilang, aku fokus pada apa yang aku miliki dan aku bisa bahagia, karena awal dari semua adalah mindset, terimakasih diriku yang sudah bertahan hingga saat ini, terimakasih diriku yang sudah melakukan hal hebat, bagi bunda disini yang saat ini juga berusaha berdamai dengan keadaan bunda tidak sendirian, bunda pasti bisa dan bisa lebih bahagia. #KesehatanMentalTAP
Đọc thêm