Mengexplore Dunia Anak Berawal dari tahun lalu, saat pandemi datang ke tanah kita tercinta ini, masih belum terasa perubahannya, kita semua masih beraktivitas seperti biasanya, pedagang masih berjualan, pekerja masih leluasa dengan kegiatannya, anak-anak sekolah masih tertawa dengan teman-temannya, tapi setelah berbulan-bulan berjalan, pandemi ini menampakkan wujud aslinya, semua manusia bisa terkena virusnya. Perlahan toko-toko banyak yg tutup, yang kerja di PHK, anak-anak hanya dirumah saja. Sekarang setelah semua terjadi, harapan ini terus memuncak, saat benar2 saya sendiri terkena dampaknya dari musibah ini, toko berdiri dari 2006 harus tutup karna bangkrut, juga suami kerja di rs, yg tiap hari berdoa agar selalu sehat. Harapan selalu sehat disaat selesai pandemi jadi harapan kita semua. Harapan besar nya adalah bisa mengembalikan keadaan seperti semula, keluar rumah tak memakasi masker, bisa beraktivitas dengan nafas yg lega, anak-anak bisa bermain dan sekolah lagi, orangtua tanpa perlu merasa khawatir, bisa menghirup udara bebasssss 🤗 Semoga harapan ini bukan hanya sekedar halusinasi tapi bisa menjadikan doa yg terkabul agar kita semua bisa senyum ceria kembali ☺ Terlebih berharap sekali anak-anak yg pada usia nya harus meng explore banyak hal bisa lagi buat main dan beredukasi diluar rumah, seperti gambar anak saya lagi main sama dan belajar di luar rumah mengenal berbagai macam binatang. Seru dan asyik bagi bagi anak-anak mengexplor banyak hal harus di tunda dan berdiam diri dirumah saja saat pandemi, semoga harapan ini jadi kenyataan ya buat semua Parents 🤗 #SetelahPandemiBerakhirTAP
Đọc thêmKehamilan Pertama Ku Berakhir Di Kuret, Kenapa?
Pada awalnya, aku hanyalah wanita yang sesudah melakukan pernikahan, lalu honeymoon dan berharap mempunyai buah hati. Kesibukan yang aku jalani dulu sebagai pegawai bank, aku tinggal di Kota Tasikmalaya dan bekerja di daerah Ciawi, yang artinya harus menempuh sekitar setengah sampai satu jam perjalanan. Hari-hari ku berjalan dengan normal, lalu tibalah saatnya "tidak ada pertanda datang bulan". Hati ini teramat gembira, dari hari ke 5 telat datang bulan mencoba untuk selalu bangun lalu memegang test pack, hasilnya masih belum terlihat. Di hari ke 12 telat datang bulan, barulah terlihat hasilnya. Alhamdulillah ada tanda positif hamil. Gembira sekali hati ini terlebih lagi melihat suami yang teramat gembira. Setelah 1 bulan kehamilan, pengalaman pertama untuk ke dokter kandungan, terlihat di usg ada titik kecil, yang Dokter katakan bahwa itu adalah calon janin nya. Aku pun di beri vitamin untuk Ibu hamil. Tapi tiba-tiba seperti tersambar petir di siang bolong. Pada siang hari, aku sedang bekerja seperti biasa melayani nasabah, waktu menunjukan pukul 11, rasanya seperti ingin buang air kecil, tapi betapa terkejutnya saat buang air kecil keluar bercak darah. Aku yang panik meminta izin keluar dari kantor untuk datang ke puskesmas terdekat, masih ingat di benak ku, di antar pakai motor oleh office boy di kantor, setibanya di puskesmas, di arahkan ke ruangan untuk dilihat oleh bidan setempat, setelah bidan memeriksa, lalu bidan berkata "sebaiknya Ibu ke Rumah Sakit saja untuk di USG" karena darahnya agak banyak. Aku bergegas pulang mendadak di siang hari, pulang ke Tasik menggunakan bis. Di dalam bis, ku telepon suami dan ku ceritakan semuanya. Suami panik dan mau menjemput, tapi ku bilang "jangan dijemput, ini diperjalanan naik bis dengan suara pelan menangis". Karena kalau nunggu suami jemput akan butuh waktu lama untuk ke Rumah Sakit. Sesampainya di Tasik, mencari Dokter yang buka praktek pada siang hari. Alhamdulillah menemukan Dokter pertama dengan hasil usg menunjukan kekacauan yang bikin aku nangis tiada henti karena masih teringat olehku Dokter berkata "ini sih janinnya sudah hancur". Tak kuasa ku mendengar ucapan itu, ku mencari second opinion ke Dokter kedua, hasilnya dokter mengatakan "Bu, apakah sering di perjalanan? Karena ini janinnya sudah tidak bisa di selamatkan". Tangisku semakin keras dan semakin ingin mencari opini lain, mendatangi Dokter ke tiga, dan hasilnya masih sama. Tak bisa di selamatkan. Berakhir dengan harus di kuret. Sampai saat ini, hati masih terasa sakit dan merasa itu karena salahku. Pada akhirnya, takdir membawaku untuk resign dari pekerjaan itu tapi bukan karena alasan kehamilan melainkan karena atasanku alias managerku pada saat itu resign dengan alasan pekerjaan yang tidak di ridhoi, aku pun berfikir dan meyakinkan diri bahwa kehamilan pertama ku kemarin adalah jalan agar aku berfikir lebih baik terhadap Pencipta ku. #CeritaKehamilanTAP
Đọc thêmBahan 1 bungkus mie spaghetii 3 potong paha ayam tanpa tulang di cincang 3 buah cabai merah 2 siung bawang putih 3 siung bawang merah Garam secukupnya Lada putih secukupnya Merica sekucupnya 1 lembar daun jeruk Kaldu bubuk rasa ayam secukupnya 2 bungkus saus tomat 2 bungkus saus pedas 1/2 sdm kecap 1 telur ayam Keju secukupnya 4 buah bakso 2 buah nugget Sawi hijau secukupnya. Langkah Rebus ayam yang sudah di cincang, biarkan ayam matang selama sekitar 10-13 menit. Rebus mie spaghetii, bakso dan sawi hijau ditambah garam secukupnya sampai matang selama sekitar 5-7 menit. Haluskan cabai, bawang merah, bawang putih, tambahkan kaldu bubuk rasa ayam, garam, lada putih, merica secukupnya, dan 1 lembar daun jeruk lalu tumis hingga matang. Tambahkan saus tomat, saus pedas dan kecap ke dalam tumisan. Goreng 1 buah telur di ceplok, dan 2 buah nugget. Siapkan mangkuk atau wadah bekal, tuangkan mie spaghetii, ayam cincang, dan bumbu yang sudah ditumis, lalu tambahkan topping telur ceplok, bakso, nugget, sawi hijau dan beri parutan keju di atasnya. Hidangkan selagi hangat seperti gambar di mangkuk. Hidangkan dalam wadah bekal seperti gambar dan bisa di bawa bekal untuk suami. #ResepFavoritPasanganTAP
Đọc thêm