Anak Saya yg Pertama Full Sufor, Anak Saya yg Kedua Full ASI
Dikaruniai kepercayaan sebagai ibu dari 2 orang batita menjadikan rasa syukur bagi saya. Saat ini Kakak berusia 3 tahun dan Dede berusia 18 bulan. Anak saya yg pertama full sufor. Itu semua karena "kemalasan" saya dalam mencari informasi tentang laktasi. Ketika anak kedua lahir, saya dikaruniai ASI sehingga bisa memberikan ASI eksklusif. Menyusui adalah perjuangan terberat setelah melahirkan sekaligus pengalaman yang amat berharga khususnya buat saya yg sempat gagal ASI untuk anak pertama. Jadi menurut saya ini adalah salah satu pencapaian serta harapan yg terwujud. Berkaca pada pengalaman anak pertama, menyusui memang alami. Namun bukan berarti kita acuh terhadap ilmu laktasi. Banyak faktor serta kemungkinan yg mendukung dan menghambat proses menyusui. Meskipun memiliki berbagai kendala, namun perjuangan harus tetap membara. Setelah gagal ASI untuk anak pertama, saya benar2 belajar untuk bisa mengASIhi anak kedua. Salah satu cara saya adalah memperbanyak ilmu langsung dari narasumber / konselor laktasi yg terpercaya. Dari sejak hamil, hingga sekarang anak kedua saya berusia 16 bulan, saya tetap aktif menyimak seminar laktasi. Maka dari itu, saya sangat ingin bisa memotivasi siapa saja ibu hamil yg sedang mempersiapkan kelahiran. Bahwa ASI itu alami, namun tidak semudah itu Ferguso ?. Harus semangat mencari pengetahuan langsung dari ahlinya. Salah2 kalau hanya dengar kata orang / mitos / saran yg ngasal, kita malah jadi Gagal ASI. Terbukti alhamdulillah dengan ilmu yg didapat, kita menjadi percaya diri dalam mengASIhi. Sehingga proses laktasi berjalan lancar. Insight yg ingin ku sampaikan #Gapapakokma mau anak Sufor atau ASI, keduanya sama sama butuh perjuangan yg terpenting anak tumbuh kembang nya baik.
Đọc thêmIni adalah pengalamanku saat menyambut kelahiran anak pertama kami. Saat itu, kondisi ekonomi keluarga kami belum stabil. Maklum, kami adalah pasangan muda yg baru benar2 merintis sebuah keluarga. Kami berdua sama2 bingung apa saja yg harus dipersiapkan. Di sela sela waktu senggang kami mencoba membuat daftar kebutuhan bayi yg kami contek dari mbah gugel. Ada versi hemat dan ada versi konglomerat. Tentunya kami memilih versi hemat, karena takut apa yg sdh dibeli itu tidak terpakai. Aku pribadi berpikir, nanti setelah lahiran juga akan tau apa saja yg dibutuhkan. Jadi, aku lebih banyak save uang nya untuk setelah lahiran. Hari itupun tiba, aku #SiapKetemuAnakku . Namun, ternyata di klinik tempat aku melahirkan, ada beberapa barang penting yg tidak disediakan. Aku yg sedang merasakan gelombang2 cinta pun mau tidak mau mengkomando suami untuk membeli dan mempersiapkannya. Membeli barang apa, kriteria nya seperti apa, dan pertimbangan lainnya. Walaupun terasa ribet, tapi kami sangat bahagia setelah bertemu dengan putri kecil kami yg bernama Amalia. Pelajaran yg dapat diambil dari kisahku ini, mungkin ada baiknya dalam mempersiapkan barang2 bayi. Bertanya kepada yg sudah berpengalaman, juga menyanyakan fasilitas apa saja yg tersedia di tempat bersalin.
Đọc thêm