Halo bun, mau share sedikit pengalamanku bersalin. Aku melahirkan tanggal 2 sept 2021 jauh melebihi HPL yaitu 22 agustus 2021. Awal kehamilan 6 minggu dokter vonis aku ab iminen karna adanya perdarahan dalam rahim yg menyebabkan flek 3 hari. Aku harus bedrest. Tapi karna saat itu tepat sekali keluarga suami berencana mudik yg memakan waktu 17 jam, aku ikut. Walaupun aku sudah coba berusaha menjelaskan keadaan kandunganku, tetap saja aku harus ikut. Akhirnya aku ikut dengan sejuta perasaan khawatir. Setelah 2 minggu kemudian usg ulang, alhamdulillah Allah memberikan keajaiban dg terdengarnya DJJ ku, semua sehat. Menjelang akhir kehamilan 34 minggu, aku berada dlm situasi bimbang. Kebetulan aku adalah nakes (perawat anak dan bayi) di RS. Saat itu varian delta muncul, satu persatu rekan kerja terpapar covid menyisakan aku sendirian. Membuat bingung. Karna kemungkinan besar aku bisa terpapar bila masih memaksa utk bekerja. Akhirnya dengan bekal cuti 3 bulan, aku ambil cuti awal di kehamilan 35 minggu. Aku berharap usia 38 minggu aku bisa melahirkan dan punya sisa cuti yg cukup. Cuti dimulai, segala keluhan baru mulai muncul. Karena mungkin aku terbiasa bekerja setiap hari jadilah banyak hal drama yg aku rasakan saat tdk banyak beraktivitas. Minggu demi minggu aku lewati sampai akhirnya di HPL. Sama sekali belum ada tanda persalinan. Semua cara sdh aku ikhtiarkan. Jalan pagi dan sore, HB, senam gymball dll. Utun tdk kunjung mengajak lahir. Tapi kondisi janin semua aman kecuali BB nya yg sudah 3.4 kg. Dokter hilang kalau sdh 41 mgg belum lahir pilihannya induksi atau SC. Baiklah aku menunggu UK 41 minggu blm juga mules, aku ikhtiar ke obgyn lain yg pertama dulu aku kontrol. Saran SC karna letak oblig yg menyebabkan tdk kunjung mules itu dan juga ketubanku sdh keruh. Oke baik aku dijadwalkan SC esok harinya. Taaapi perang dimulai... Suami, ibu, mertua tdk ada yg setuju utk aku melakukan SC. Pasti dg alasan klasik "nanti juga mules" atau "jangan percaya dokter" "ibu juga dulu lahirin kamu ketuban sdh ijo" "kalau sc pulihnya lama lho sampai tahunan" Ya Allah, udah jelas jelas aku perawat yg tiap hari kerjaannya rawat bayi sakit karna masalah saat hamil, tapi tetap saja penjelasan ku sia sia. Akhirnya aku batal SC. Aku stress memikirkan utunku apakah bisa sehat mengingat ketuban yg mulai keruh. Uk 41w2d aku kembali usg ke obgyn tempatku bekerja. Hasilnya BB janin ku besar 3.6, lilitan 1x, ketuban sudah keruh, dan lewat HPL. Aku direncanakan SC 2 hari kemudian karna kebetulan lagi lagi kebetulan ruangan operasi di RS tsb sdg diperbaiki. Suami sudah setuju utk SC alhamdulillah, demi utunnya. Tapi tetap ibu dan mertuaku yg masih tdk ridho utk SC. Bagaimana nanti persalinan ku akan lancar kalau mereka sj tdk ridho. Berkali kali aku jelaskan bahwa melahirkan normal ataupun SC beda letak lukanya saja, semua tetap merasakan sakit, yg terpenting sekarang adalah kondisi si utun. Tapi tetaaaap saja mendrama Esok harinya. Subuh. Aku kontraksi. Kontraksi mulai intens 10 menit sekali, nikmat. Sampai jam 5 sore kontraksi tdk teratur, cenderung hilang. Akhirnya aku coba ke bidan utk cek DJJ utunku. Hasilnya pembukaan 1 saran SC cito karna ketuban sudah keruh dan sudah lewat HPL. "Iya saya paham bu bidan, tapi keluarga saya sama sekali tdk paham" pikirku dalam hati. Dirumah, mendrama lagi. Udah mules, stress, bertengkar dg ibu lagi. Akhirnya memutuskan utk pergi ke RS tempatku bekerja karna lebih baik tinggal di RS bisa terus dipantau. Berangkat aku, suami dan ibuku kesana yg memakan waktu 1 jam. Sampai sana pembukaan masih 1 dan teman2 bidan menyaranakn utk pulang dulu saja karna kemungkinan persalinan masih lama (kepala masih tinggi). Akhirnya aku pulang dan tiba dirumah pkl 23. Diperjalanan aku mules setengah mati Pkl 23 kontraksi semakin nikmat, sampai aku teriak karna sakit sekali. Pkl 00 keluar darah dan suami panik, kembali ke RS rasanya tdk mungkin karna waktu tempuh lama. Akhirnya buru2 dia bawa aku ke bidan terdekat. Pkl 00 masuk bukaan 2. "Sudah sakit setengah mati tapi baru nambah bukaan 2???" Ucapanku sdh ngelantur saat itu, aku meminta ke suami utk SC saja karna aku rasa aku tdk akan kuat menahan sakitnya. Pkl 2 aku teriak memaksa bidan memeriksaku, baru bukaan 4.. Rasanya seperti mau mati. Sakit sekali. Pkl 4 aku teriak lagi, bukaan 7. Mau mati Pkl 5 aku dipimpin lahir, disuruh ngeden berkali kali tdk maju karna bayiku besar. Ketubanku cuma ada 2 tetes!!! Bayangkan. 1 jam kemudian kepala keluar, badan masih tertahan dipintu. Lumayan lama. Semua orang panik. Bayiku biru. Pkl 6.15 resmi lahir tanpa tangisan... Mereka panik, aku plongggg. Alhamdulillah akhirnya dia menangis. Bayiku lahir dengan BB 4.2kg. aku tidak menyangka. Besar sekali. Tapi aku tdk dapat jahitan. Lebih tidak menyangka lagi. Keajaiban dari Allah aku terima berkali kali. Alhamdulillah semua terasa lega saat itu. Walaupun miss v ku rasanya seperti disayat sayat. Pkl 17 hari itu juga aku dibolehkan pulang. Perjalanan baru saja dimulai.... #firstbaby
Đọc thêmAdakah bunda disini yg mengalami hal seperti saya. Dari pinggul, bokong, sampe tungkai nyeri. Apalagi dipakai jalan. Dipakai ganti posisi tidur pun nyeri. Nyeri hanya terjadi di kaki sebelah kiri. Membuat gak nyaman dan mengganggu aktivitas.. sholat pun sakit.. apa nyeri ini akan terus ada sampe 9 bulan nanti ya? Semoga cepet sembuh aku#bantusharing
Đọc thêm