Bersyukur usia kandungan sudah memasuki usia 8 minggu, dan si kakak yang sudah berusia 1 tahun 9 bulan.. Tapi saya harus bekerja ke tempat kerja dan keliling bertemu dengan beberapa orang demi biaya hidup dan impian keluarga. Saya tetap bekerja bahkan lembur di tengah pandemi covid 19. Rasanya seperti bertaruh nyawa. Adakah bunda lain yang merasakan hal sama? #bantusharing
Đọc thêmBerjuang Sehat Mental Bersama Si Kecil dan Suami
Belum lama ini saya terdiagnosa bipolar disorder, mild and moderate depression. Ada perkiraan dengan kepribadian borderline. Saya ibu dengan 1 anak usia 21bulan, dan ada jabang bayi di kandungan yang sudah berusia 8 minggu. Sudah lama saya merasakan keanehan diri saya sejak remaja dengan mood yang seperti jet coaster, pernah menyiksa diri dengan menyilet-nyilet tangan, perasaan bersalah yang sangat mendalam. Jika sedang mood baik, saya sangat menggebu-gebu, selayaknya seorang pemimpin yang punya banyak visi dan misi. Ketika terjadi masalah keluarga, th 2007 saya memberanikan diri mencari pertolongan konseling ke psikolog kampus dan dirujuk ke psikolog komunitas lain. Saat itu saya sering kehilangan waktu, tidak bisa mengobtrol emosi tertawa dan menangis tiba-tiba dalam waktu yang cepat. Perjalanan hidup dengan keanehan tersebut masih berlanjut sehingga saya mulai bisa mengontrolnya, saya bisa berkomunitas dan tanpa saya sadari Tuhan membentuk saya menjadi seseorang yang lebih kuat. Saya sudah bisa mengontrol emosi dan mood mulai lebih stabil di usia 30 tahunan. Setelah melahirkan anak pertama saya mengalami hal yang sama seperti dulu, emosi, mood tidak stabil karena kelelahan fisik dan kesiapan menjadi ibu baru. Di satu sisi saya merasa ingin melukai, mengacuhkan anak saya, di satu sisi saya sangat takut kehilangan sehingga setiap hari, setiap waktu saya bergelut dengan percikan pikiran konyol tentang anak saya dan kekhawatiran yang tidak beralasan. Di usia 1 tahunnya si kecil saya kembali mencari pertolongan psikolog, kemudian berinisiatif ke psikiater. Saat ini saya msh dalam masa pengobatan tetapi terpaksa saya hentikan karena kondisi mengandung anak kedua. Seorang teman membantu saya untuk hipnoterapi dan mengikuti kegiatan mind programming cuma-cuma yang hanya ada di dalam komunitas. Apapun saya lakukan untuk tetap sehat dan dapat mengontrol kondisi mental saya. Anak-anak, suami, keluarga, dan mereka yang begitu baik mengasihi saya, adalah motivasi terbesar saya untuk tetap sehat secara mental. Tanpa dukungan mereka, tanpa keyakinan berulang untuk tetap bergantung kepada Tuhan, mungkin saya sudah nekat memilih jalan pintas untuk mengakhiri hidup karena merasa kelelahan. Kiranya para ibu jujur dengan kondisi kesehatan mental diri dan keluarga. Jangan malu konseling ke psikolog atau ke psikiater. Gangguan itu ada, tidak terlihat, dan bisa menjadi bom waktu. Kiranya kita semua senantiasa selalu ingat dalam lindunganNya. Bingung untuk gambar, menulis saja sudah senang.. Terimakasih untuk ruang sharingnya Salam #KesehatanMentalTAP #Bipolar_depression
Đọc thêm