Anakku Sudah Bersama Nabi Ibrahim #Anencephaly
Muhammad Farij Firdaus ( Fafi ) 19 April 2022 Sebelumnya, saya pernah sharing tentang kehamilan saya di sini. Dan beberapa bunda ada yang bertanya bagaimana kelanjutannya. Selain menjawab pertanyaan dr teman-teman, saya juga ingin mencurahkan seluruh rasa yang ada di hati saya dan menyimpannya disini. Mohon maaf jika tulisan ini berantakan, dan mungkin sulit untuk di mengerti. Singkat cerita setelah USG pertama di beri tahu dokter bahwa janin saya ada kekurangan di bagian kepala dimana tempurung kepalanya tidak terbentuk dengan sempurna. Orang tua mana yg tidak hancur hatinya, buah hati yg di idamkan yg ditunggu tunggu selama ini memiliki kelainan dan diperkirakan tidak akan bertahan hidup setelah dilahirkan. Awalnya saya mencaci diri sendiri, mengutuk diri sendiri bahwasanya saya tidak bisa jadi Ibu yg baik, bahwa saya lah penyebab semua ini terjadi. Keteledoran saya, kebodohan dan ketidaktahuan saya tentang kehamilan. Sehingga mengetahui kehamilan ini ketika UK sdh 3bulan. Saya yang sibuk dgn urusan sendiri tetap bekerja dgn santainya. Karna merasa selama hamil tidak merasakan morning sicks dan sejenisnya dan menganggap semua nya baik-baik saja. Iya, semua yg saya lakukan tidak dibenarkan sama sekali apapun itu alasannya. Tapi dokter selalu menekankan kalau semua ini terjadi atas kehendak Allah SWT. Bahwa saya menjadi orang tua pilihan yg dititipkan anugerah istimewa dr Allah. Yang akhirnya saya tetap memutuskan untuk melanjutkan kehamilan ini meskipun sdh tau resiko apa yg akan saya terima. Meskipun begitu saya tidak diam saja, saya mengikuti semua saran dr Bunda-bunda baik yg ada disini, mulai dari membeli vitamin dr yg murah sampai termahal, ganti dokter, USG di beberapa dokter berkali-kali berharap ada keajaiban untuk bayiku. Berharap salah satu dokter ada yang bilang " semuanya baik-baik saja " . Tapi, sampai UK 37week dan USG terakhir kali hasilnya tetap sama, ya karna sebenarnya pembentukan tempurung kepala terjadi saat 0-3bulan dan jika setelahnya belum terbentuk sempurna artinya sudah terlambat dan tidak ada yg bisa diperbaiki lagi kecuali atas izin Allah. Setiap hari setiap waktu hanya bisa meminta dan berdoa kepada Allah, memohon ampun atas segala dosa yg sudah saya lakukan selama hidup. Meminta salah satu keajaibannya agar diberikan kepada anakku.. Akhirnya saya siap melahirkan di usia kandungan 38week. Mempersiapkan semua nya mulai dr berkas-berkas yg di butuhkan karna kebetulan saya pakai BPJS, keperluan saya dan baby Fafi selama nanti di Rumah Sakit. Ya, meskipun diperkirakan hanya akan bertahan beberapa jam, saya ingin memberikan yg terbaik untuk anakku. Dan yang paling penting adalah mempersiapkan mental untuk mengikhlaskan semuanya bila nantinya hal yg tidak sy inginkan terjadi.. Dan, hari itu pun tiba 19 April 2022 dengan segala persiapan yg ada. Kira-kira Pukul 11 saya memasuki ruang Operasi yang amat dingin, selama itu saya tidak berhenti berdoa dan bersholawat. Entah kenapa mata ini tidak mau terpejam meskipun bius sudah merasuk ketubuh. Mungkin karena sy takut tidak bisa mendengar tangisan bayi saya. Sambil terus berdoa dan mendengar ucapan semangat dari dokter dan perawat. Tidak lama kemudian Fafi anakku berhasil dikeluarkan dengan suara tangisannya meskipun sangat lirihh . Tp terdengar sangat jelas ditelingaku. Saya hanya bisa mendengar tangisannya saja karna langsung dibawa oleh perawat.. Air mata ini benar2 luruh tak henti-hentinya, rasa haru bahagia khawatir benar2 penuh di dada. Sampai keluar dari Ruang Operasi dan bertemu dgn suami dan keluarga, semuanya memberi selamat dan semangat. Tidak ada yg bertanya bagaimana kondisi bayi saya, karena mgkn mereka lebih memilih menjaga perasaan saya. Saya bersyukur berada di tengah2 keluarga yang support dan mengerti saya. Dalam keadaan lemah, saya ingin sekali bertemu Fafi, ingin sekali rasanya memeluknya. Tapi belum di izinkan karna masih dalam observasi. Sehari kemudian, bayi2 dr Ibu2 sebelah dipertemukan dgn Ibunya. Mulai terdengar suara tangisan mereka yg bersahut2an, yang sebelumnya ruangan yg berisi 4 pasien itu sangat sepi sekarang mulai ramai dgn kehadiran bayi-bayi mungil itu. Kecuali, bayiku Fafi. Rasanya sangat sesak, sedikit ada rasa iri mendengar tangisan2 itu. Anakku Masih di Ponek dan belum bisa di kunjungi siapapun selain Ayahnya. Setelah Ayahnya mengunjungi, saya bertanya bagaimana keadaannya, suami hanya tersenyum dan bilang " ade ganteng, ade baik2 saja, sabar ya InsyaAllah kalau ade sdh lebih membaik bisa bertemu " . Hanya bisa mengangguk, dan setelah itu diam, meskipun pikiran ini dipenuhi banyak sekali pertanyaan dan kerinduan.. . . . . . #justsharing #anencephaly
Ibu menyusui