Lebaran Berbagi
Lebaran tahun ini pemerintah melarang masyarakatnya untuk mudik, namun menyarankan masyarakatnya tetap berwisata untuk mendorong sektor ekonomi yang sedang sangat lesu. Aku sekeluarga bersyukur, kedua peraturan yang nampak bertolak belakang itu tidak berdampak banyak pada Lebaran kami tahun ini. Sama seperi lebaran tahun sebelumnya, kami tetap berkunjung bersilaturrahmi ke rumah keluarga dan kerabat. Bagaimana tidak, aku dan suami berasal dari kabupaten yang sama, pun keluarga besar kami. Jaraknya paling lintas kecamatan, paling jauh sekitar 10km. Tentu saja, kami tetap menerapkan prokes yang ada mengingat suamiku sempat positif covid awal Februari lalu. Namun hal yang membedakan tahun ini adalah tidak ada baju lebaran dan tidak ada THR yang akan dibagikan kepada sanak saudara. Aku dan suami sama-sama bekerja, kami memiliki anak yang bulan ini sudah berusia satu tahun tiga bulan. Tentu saja, kebutuhan kami belum terlalu banyak dan alhamdulillah tercukupi. Namun, berbeda halnya dengan saudara suami yang berprofesi sebagai buruh serabutan. Tahun ini, anaknya yg kembar masuk sekolah di pondok pesantren yang tentu saja membutuhkan biaya yang tidak sedikit. THR suami kami gunakan untuk membiayayi pendaftaran, baju seragam dan kebutuhan sekolah sikembar. Dan THRku akan kami gunakan untuk kebutuhan2 lebaran nanti. Sebagai istri, tentu saja aku tidak keberatan. Mengingat aku juga punya saudara yang sedang kesulitan ekonomi dikarenakan pandemi. Lebaran tahun ini kami hanya bersilaturrahmi ke tempa2 keluarga dekat tanpa membagikan THR yang tiap tahun sudah jadi tradisi. Pandemi yang sudah 2 tahun lebih kita rasakan ini memiliki dampak yang berlarut-larut. Jika kita memiliki rezeki yang berlebih, alangkah baiknya bagikan kepada keluarga terdekat yang sedang kesulitan. Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat dan bahagia 😊 Yuk, tetap lebaran dengan tetap menerapkan prokes! #LebaranKeluargaTAP #GebyarHadiahManTAP