Karena Bunda Berharga 11
Kini saya mau cerita 7 hari pasca melahirkan. Karena saya tidak tega sama suami yang sendirian sebegitu repotnya merawat saya, si kecil, dan bapak, maka saya minta suami untuk bawa saya ke Tuban. Kenapa di Tuban? Karena di sana mertua masih utuh dan sehat, banyak saudara yang dekat dan ikhlas bantuin merawat si kecil dan saya. Berbeda dengan keadaan di rumah Mojokerto, Ibu sudah meninggal, Bapak sakit, saudara jauh. Yups, saya dijemput oleh ibu mertua dan kakak-kakak ipar saya. Keadaan ekonomi di keluarga Tuban memang tidak semampu dengan keadaan ekonomi keluarga di Mojokerto. Tapi sebanyak uang yang kita miliki tidak mampu menandingi rukunnya keluarga. Betul atau betul pemirsa? Keluarga Tuban menjemput saya dan si kecil dengan mobil yang disewa oleh ibu mertua. Sesampai di Tuban saya benar-benar senang dan krasan sekali, hilang semua pikiran-pikiran buruk (baby blus). Awalnya yang memandikan baby hanya ibu mertua, tapi perlahan dengan penuh ketelatenan ibu mertua mengajari saya untuk merawat bayi. Lambat laun saya sudah bisa memandikan si kecil sendiri, tapi ibu mertua tetap membantu saya menyiapkan semua kebutuhan dan perlengkapan si kecil. Karena memang saya tidak boleh ibu untuk mengangkat barang-barang berat. Bahkan saya jadi bisa memberi ASI langsung untuk si kecil. Bagaimana caranya? Ibu mertua saya sudah menyiapkan bantal khusus untuk saya memberi ASI. Jadi tidak khawatir pipisnya si kecil nerembes ke perut dan kena luka operasi. Selain ibu mertua ada kakak ipar saya yang setia merawat dan membersihkan luka bekas operasi saya. Pagi-pagi bangun tidur, minum air putih 1 botol besar sudah disiapkan ibu mertua. Tidak hanya minuman, kacang hijau dan cemilan lainnya pagi-pagi sekali sudah siap untuk saya santap, pastinya ibu mertua dong. Kata ibu, "orang menyusui itu harus banyak makan, semalaman disedot sama bayi, pagi-pagi harus sudah makan untuk energinya". Makan pagi, siang, malam juga disiapkan oleh ibu mertua, dan tidak luput dari sayuran yang terdiri dari daun katuk dan kacang-kacangan. Meski ibu mertua bukan termasuk orang yang berlimpah secara ekonomi, tapi beliau selalu berusaha agar saya makan ikan laut dan telur. Selama di Tuban saya tidak boleh menyentuh pekerjaan rumah. Kata ibu tugas saya hanya merawat si kecil dan merawat diri. Bahkan mencuci pakaian saya dan si kecil adalah tugas ibu. MasyaAllah. Sungkan? Pasti. Tapi itulah bentuk sayang mertua saya dan keluarga lainnya. Bahkan saat saya mau balik lagi ke rumah Mojokerto, ibu berpesan agar saya tidak angkat-angkat berat, olahraga ringan saja. Tidak hanya saya yang diberi pesan begitu, suami juga di beri pesan begitu. Hehe. Sehat sehat nggeh di Tuban. #KarenaBundaBerharga