Hamil anak keenam, bagi saya dan suami adalah kehamilan yang terberat..
Dari mulai divonis kanker payudara, BBJ kurang (Alhamdulillah tapi saat lahir BBJ mencukupi), anak kelima mengalami perdarahan otak, kontraksi tak berkesudahan semenjak trimester kedua, gastritis kambuhan, ditemukan batu empedu yang sudah menutup saluran empedu, sampai akhirnya gagal menjalani persalinan spontan dikarenakan gawat janin..
Tapi bersyukur saya memiliki suami, anak-anak, dan keluarga yang selalu support, sehingga saya bisa melewati setiap detik kehamilan dengan lebih tenang..
Ga hanya saya yang berjuang saat hamil, suami dan para calon kaka pun turut berjuang.. Anak-anak yang biasanya bisa bebas bermanja dengan saya, mereka lebih banyak mengalah, memberi saya waktu untuk beristirahat dan menjalani rangkaian pengobatan.. Suami pun ga kalah dalam berjuang.. Dengan kondisi saya yang serba terbatas, suami rela melepas pekerjaannya untuk merawat saya dan anak-anak..
Meski banyak duka saat kehamilan anak keenam, namun kehamilan anak keenam saya memberi hikmah yang sangat besar untuk keluarga saya.. Kami sekeluarga jadi dapat berkumpul kembali dan menjadi lebih terikat satu sama lain..
#CeritaHamilTAP
Boni Bonitha