Hallo bunda, telah lahir anak pertama saya tgl 22 juli 2019, berat 3.1 dan panjang 49.
Sekedar cerita pengalaman saya melahirkan anak pertama... saya lahir secara induksi. Obat pertama diberikan jam 11 siang dan dicek lagi jam 3 sore. Dan masih pembukaan 1. Lalu diberi lagi obat kedua.. obat kedua ini membuat saya kontraksi yang sangat menyakitkan. Dan setelah di cek baru pembukaan 2 ke 3 tipis. Dan perawat bilang selaputku tipis. Tapi saya sudah sangat kesakitan. Lalu mertua saya bilang keperawat kalau ketuban saya pecah. Lalu perawat menjemput saya dengan kursi roda menuju ke ruang bersalin. Sampai diruang bersalin di cek pembukaan sudah 7, dan selama perawat menyiapkan peralatan pembukaan sudah lengkap. Iya memang sangat cepat, karena dokter saya sendiri kaget. Karena memperkirakan saya bukaan 7 itu di jam 11 malam. Maka dari itu dokter saya tidak menemani lahiran, karena buka praktek dirumah. Sempat kehabisan nafas bidan bilang kalau detak jantung anak saya melemah karena lama terjepit. Saya kumpulkan kekuatan dan tarik napas panjang, jam 20.03 princessku ini lahir. Tapi sayangnya dia diam tidak menangis. Saya khawatir, namun tak selang berapa lama bidan membawa anak saya dihadapan saya kalau anaknya sudah menangis. Namun perlu di observasi lagi. Dokter saya datang jam set 10 untuk menjahit bekas sobekan. Setelah dijahit menghabiskan 4 benang. Dokter terpaksa membuka kembali jahitan itu karena mencari uterus saya tidak ada takutnya ikut kejahit. Dibuka jahitannya pun tetap tidak menemukan uterus itu, sementara saya sudah sangat kesakitan. Akhirnya saya minta dibius total. Setelah bangun saya bingung banyak selang terpasang ditangan kanan-kiri saya, oksigen kantong darah, infus, pemacu yang diletakkan di tangan kanan, yang berapa menit sekali akan mengembang, detak nadi. Dan suami, ibu , ibu mertua, ayah menangis semua. Hanya ayah mertua yang tidak berani melihat saya. Keesokan harinya ada bidan yang bercerita bahwa dia pusing menangani saya semalam. Karena beliau tidak tau berapa liter darah yang keluar karena pendarahan, beliau juga menyampaikan bahwa HB saya dari 12 turun drastis jadi 2. Ya...karena sebab itulah keluarga menangis. Dokter berkata kalau anatomi tubuh saya berbeda dari orang lain. Bidan juga berkata besok kalau mau punya anak lagi disarankan untuk sesar. Karena tipe tubuh saya berbeda. Dan disitulah saya berpikir bahwa saya diberikan kehidupan kedua lewat persalinan anak saya. Tidak salah princessku ini saya beri nama "abinaya eleanor setiawan" abinaya adalah anak yang penuh semangat, eleanor adalah cahaya, setiawan nama suami. Berharap agar anak ini penuh semangat dan menjadi cahaya ku, karena lewat dia saya punya kehidupan kedua. .hehehe kebanyakan ya bunda saya ceritanya??. Maaf bunda hanya berbagi pengalaman mengenai mukjizat allah yang nyata. Alhamdulillah saya masih diberi kesempatan untuk melakukan kebaikan demi kebaikan.
Salam sehat bunda-bunda..