Gagal dalam pernikahan adalah hal buruk dalam kehidupanku. Apalagi jika sudah memiliki seorang anak. Sempat down dan berpikir ingin sendiri membesarkan si cantik (anak pertamaku). Tetapi jalan Allah itu indah, melalui sebuah reuni SMA, aku menemukan kembali kepercayaan diriku yang sempat hilang karena kegagalan sebelumnya. Rupanya ada seseorang yang dulu pernah dekat saat SMA, ternyata belum menikah. Minder?? pastinya, aku seorang janda dengan 1 anak, sedangkan dia single mapan dan sukses. Tidak berani menyapa apalagi bercengkrama. Sekali lagi, rencana Allah memang Indah, sepulang dari reuni, salah satu teman menanyakan perihal statusku yang rupanya diminta oleh "doi". Tak pernah ku sangka bahwa selama ini perasaannya padaku tidak berubah. Tetapi tetap saja aku merasa tidak pantas untuk "doi", (fyi, pernikahan pertamaku dijodohkan orang tua). Aku Tidak menyangka bahwa status bukanlah halangan untuk menikah. Beberapa bulam setelah "doi" mengetahui bahwa aku bukan lagi istri orang, doi pun datang kerumah, mengajak putriku bermain. Air mata menetes saat melihat begitu tulusnya doi pada putriku. Padahal ayah kandungnya saja tidak seperti itu. Hanya 3 kali bertemu di rumah, kemudian doi meminta budhenya untuk datang kerumah, sempat kaget karena datangnya tiba tiba. 1 bulan kemudian lamaran digelar, dan ditetapkan tanggal pernikahan 2 bulan kemudian. Semua seakan mimpi, aq seorang janda dg 1 anak, menikah dg seorang pemuda yang sempurna (menurutku). Saat ini kami sudah memiliki putra, dan kasih sayangnya ke putri pertama kami tidak berubah sedikitpun. Begitu indahnya rencana Allah. Kadang yang kita anggap tidak mungkin, ternyata bisa menjadi mungkin jika Allah berkehendak. #CeritaPernikahan
Galuh Ayu