Menyapih Dengan Cinta
Bismillah, Catatan adalah pembelajaran. Dan ini untuk diriku sebagai pengingat diri. Pernah nggak sih mom, orang banyak komentar tentang anak. "Kok kurusan." Udah agak gemuk, "Kok sekarang agak gemuk," "Belum 2 tahun kok disapih," "Kasian loh, disapih kan masih 18 bulan," terus sebulan kemudian, cucunya juga disapih, padahal usianya jauh lebih muda dari anakku. Yaps, itulah omongan orang. Memang nggak akan pernah ada habisnya. Ibarat kata, apa yang dilihat akan asik dinilai daripada nilai apa yang dia alami sendiri. Menyapih di usia yang belum genap 2 tahun juga cukup membuat perang batin dalam hatiku. Ada rasa g tega tapi ada juga rasa bersalah. Karena aku tahu, 2 tahun bukanlah waktu yang lama tapi tidak juga waktu yang hanya sebentar saja. Tapi dengan beberapa faktor pertimbangan, akhirnya aku ridho dan ikhlas untuk melepaskan semua ini. Karena bagiku menyapih bukan hanya anak yang sedih karena kehilangan kenyamanannya, tapi saya juga ikut sendih karena kehilangan banyak hal yang pasti moms semua merasakannya sendiri. Akhirnya saya menjalankan apa yang sudah saya tanamkan. Walau mendadak tapi semua sudah kupersiapkan karena aku memilih untuk menyapihnya secara WWL atau Weaning With Love. Weaning With Love adalah metode menyapih yang dilakukan secara bertahap dan perlahan-lahan. Dan berikut cara saya melakukannya : 1. Komunikasikan sedini mungkin Jadi, sounding ini saya sudah run sejak Ghazza usia 15 bulan mom. Dengan kalimat-kalimat positif dan sederhana. Misalnya, "Mas, nanti kalau udah besar udah nggak nen ummi lagi yah. " Atau " mas, nen nya sampai umur 2 tahun yah. Soalnya mas udah gede nanti minumnya harus pakai gelas." Begitu mom, bisa juga kalimat lainnya yah. 2. Jangan Bohong. Jangan takut-takuti anakmu dengan tipuan silap mata, seperti mengolesi puting dengan lipstik, memplaster, mengolesi kunyit atau lainnya yang akan menimbulkan trauma baginya. Cara ini bisa memengaruhi psikologis anak, membuatnya merasa bersalah karena ia berpikir Anda sakit karena ia menyusu. Nggak mau dong anak menjauhi anda. 3. Jangan Menawarkan, Tapi Jangan Menolak Buat jeda panjang jarak menyusui sedikit demi sedikit. Jangan menawarkannya tapi juga jangan menolak. Kita bisa mempengaruhinya untuk minum air atau aktivitas lain saat dia terbiasa tidur dengan menyusu. Seperti membacakan buku cerita atau bermain permainan sederhana sebelum tidur. 4. Rutin Hipnoterapi Hipnoterapi dilakukan dengan kata-kata positif secara intens diwaktu yang tepat. Biasanya saya melakukannya sesaat setelah dia tertidur. 5. Sabar dan Tega Yap, sabar dan tega untuk jarak yang telah disepakati bersama. Karena setelah semua upaya dilakukan. Saya pribadi menitipkan anak saya beberapa hari di orang tua saya. Tentu ini butuh kerja sama keluarga ya moms. So, diskusikan terlebih dahulu bersama-sama pastinya. Itulah pengalaman menyapih Ghazza yang +- kurang dari satu bulan sukses LEPAS ASI. Alhamdulillah, dan Well kenaikan BB setelah sapih sangat baik dan bagus. Alhamdulillah wasyukurillah. Menyapih, bukanlah proses yang mudah tapi tidak juga sulit. Karena semua butuh proses, kesiapan, ekstra sabar dan juga tenaga bahkan emosi. Tapi balik lagi, kita harus ekstra sabar menghadapi semuanya. With love, _saffaallina_ #sharing #CeritaUmmuGhazza