Berusaha ikhlas meski sulit

9 April 2021 menjadi jumat kelabu bagiku. Dimana aku benar2 harus melepas kehamilanku, melepas pergi anakku yg belum menjadi rejekiku. Di hari sebelumnya, kamis sepulang kerja mendapati cd yg full dg darah. Auto nangis ke suami, dan lgsg ngabari orang tua. Sampai di RS dokter menjelaskan bahwa anakku sudah meninggal. Posisinya sdh turun di dasar rahim, dan bentuk rahimku jg sdh tidak semestinya. Dokter menyarankan untuk kuret demi kebaikanku dan anakku. Pulang dan berdiskusi dg keluarga akhirnya menyepakati untuk kuret di esok paginya. Sorenya berdua dg suami mengubur janin anak kami, dan msh terus2an nangis. Rasanya berat, sungguh. Bahkan sampai hari ini pun masih sering menangis kl keinget ttg kehamilanku. Sering menyalahkan diri sendiri, kenapa aku tidak A, kenapa aku tidak B, seandainya aku tidak A mgkn akan B, dan sebagainya. Ya Allah rasanya sakit sekali 😔😔