Về chúng tôiChính sách bảo mậtĐiều khoản sử dụngTiêu chuẩn cộng đồngSơ đồ trang web
Tải app miễn phí của chúng tôi
Hamil Dan Melahirkan Normal
TIDAK BERMAKSUD BUKA AIB
Di desa saya ada seorang Janda yang sudah 8 tahun ditinggal suami. Nah, tadi kami para ibu hamil melaksanakan Posyandu rutin satu bulan sekali. Ibu bidan bertanya kepada kami. "Apa ibu disini ada yang kenal ibu bernama PM?" Kami menjawab, "Kenal Bu bidan. Kenapa?" "Dia sudah janda ya katanya atau sudah menikah lagi?" "Sudah janda bunda 2 anak, suaminya meninggal 8 tahun yang lalu. Dan belum menikah lagi." "Naudzubillah. Oh iya terima kasih ibu-ibu" . Kemudian teman saya yang lain pulang. Saya masih disitu karena kebetulan saya KADER POSYANDU. Yang tugasnya membantu Bidan saat Posyandu. Kemudian bu Bidan cerita. "Mbak. Bu PM itu sering minta suntik KB. Saya turuti saja karena saya tidak kenal dia. Sudah 3 tahun dia suntik KB di saya. Saya pikir dia punya suami. Saya menyesal dan merasa bersalah. Untuk apa seorang Janda KB? Kan sudah tidak ada suami. Udah 8 tahun lagi suaminya meninggal. Naudzubillah" "Saya tidak bisa berkomentar bu. Saya juga kaget. Beliau janda kok KB. Takutnya dia ada pekerjaan yang Haram. Maaf bu Bidan bukan maksud Suudzon" "Saya juga suudzonnya begitu mbak. Sekarang siapapun yang mau KB harus menunjukkan buku nikah. Dan KTP" "Betul bu." Maaf panjang ceritanya. Menurut bunda bagaimana? Kenapa seorang janda harus KB? Apa masih bisa punya anak?