Về chúng tôiChính sách bảo mậtĐiều khoản sử dụngTiêu chuẩn cộng đồngSơ đồ trang web
Tải app miễn phí của chúng tôi
mama of 3 aktif anak laki-laki
Poligami
Beberapa hari ini terasa seperti mimpi. Berat sekali. Saya menikah dengan suami dengan mengetahui jika dia sudah punya 1 istri dan 1 anak. Dan ingin menikah karena ingin punya keturunan. Saya mau. Saat ini saya telah dikaruniai 3 anak. Saya sering sekali curiga terhadap suami. Insting wanita sangat kuat memang. Bertahun-tahun saya menyimpan kecurigaan jika dia punya istri lain. Banyak bukti namun selalu dielak. Dimulai dari sikap dia yang biasa saja tiap saya melahirkan, terhadap anak-anak juga biasa saja. Tidak terlihat seperti benar-benar menginginkan anak. Pernikahan saya sudah berlangsung selama 8 tahun lebih. Dan Minggu yang lalu saya baru mengetahui suami saya punya istri lain sebelum saya dan yang lebih mengagetkan Agustus kemarin baru saja melahirkan. Dan ternyata mereka sudah punya 8 anak. Saya kaget dan sedih sekali. Kenapa tidak jujur dari awal. Jadi posisi saya adalah yang ke 3. Semua pertanyaan-pertanyaan seperti terjawab. Pertanyaan yang selalu dijawab dengan kebohongan. Istri yang ke 2 memang dia rela dipoligami, dan tau suaminya menikah lagi dengan saya. Istri pertama lain cerita, dia tidak setuju tapi hanya menjalani saja. Saya berpikir kehidupan apa ini? Kenapa bisa seperti ini? Kenapa baru tau setelah 8 tahun? Gila memang. Maaf sampai detik ini saya masih memproses apa yang terjadi. Terimakasih bunda semua untuk komentar dan do'a nya. Semoga bunda semua diberi kebahagiaan dalam berumahtangga. Maaf cerita saya kurang lengkap, karena memang saat itu saya depresi. Alhamdulillah keadaan saya sekarang jauh lebih baik dan saya memutuskan untuk tidak bercerai. Maaf tidak bisa menjawab pertanyaan dikomentar satu per satu. Jadi akan saya jawab disini. Yang dimaksud keturunan adalah anak laki-laki. Karena dua istri sebelumya anaknya perempuan semua. Saat menikah dengan saya istri pertama punya satu anak perempuan dan istri kedua mempunyai empat anak perempuan (hal yang baru saya ketahui). Kasarnya begini saya menikah dengan saya sebagai pancingan untuk mendapat anak laki-laki. Alhamdulillah memang anak pertama dan kedua saya laki-laki. Setelah itu akhirnya istri kedua juga melahirkan anak laki-laki, dua anak laki-laki. Dalam pernikahan dikalangan habaib, kehadiran anak laki-laki sangat penting untuk meneruskan keturunan. Bahkan bukan dikalangan habaib saya sepertinya. Kenapa saya tidak tau? Karena pihak keluarga suami, teman, dan sopir semua kompak tutup mulut. Hanya almarhum mertua yang dulu pernah bilang namun dielak oleh suami. Banyak bukti namun saya memilih untuk percaya kepada suami. Kenapa akhirnya saya mencari tau? Karena saya merasa terbebani secara mental. Saya sering bermimpi. Emosi tidak stabil. Mood swing. Dan saya merasa sering dibandingkan bandingkan dengan orang lain yang saya yakini itu bukan sifat istri pertama. Dalam hal mengurus anak, sikap terhadap suami, kedewasaan, masakan, dan itu menjadi pikiran. Lalu suami belakangan sering salah paham dengan saya. Hal yang menurut saya wajar tapi dipermasalahkan. Hubungan kami juga semakin hambar disini bukan sepenuhnya salah suami tapi saya juga merasa lelah. Saya menikah siri karena tidak ada persetujuan istri-istri sebelum saya. Untuk nafkah lahir batin Alhamdulillah cukup. Karena saya tidak diakui secara sah jadi saya tidak pernah diundang untuk acara keluarga apapun itu. Resiko saya, saya tau. Tiap lebaran saya hanya bersama anak-anak, atau mudik ke rumah orang tua. Saya tidak mengetahui jam kerja suami. Saya kira dia memang sering bermalam di istri pertama. Sebenarnya jika dipikirkan kembali sebenarnya sudah banyak informasi yang saya dapat. Tapi ya itulah kebodohan saya, sudah tau kebenaran tapi masih percaya kebohongan. Saya memang dipoligami, tapi saya tidak sepenuhnya mendukung poligami. Apalagi dengan cara berbohong seperti saya alami sekarang. Dan ya, saya tidak mempunyai beberapa hak sebagai istri, buku nikah misalnya. Poligami itu menyakitkan menurut saya. Secara mental harus kuat. Saran saya sebelum menikah sebaiknya mencari tahu riwayat suami. Membuat perjanjian pranikah di notaris, menyangkut anak, finansial dan jika suami berselingkuh. Semua yang saya alami ini memang sudah takdir saya, tapi saya berharap bunda bunda semua diberi kebahagiaan dalam berumahtangga. Dan ya terimakasih untuk semua dukungannya 🤗