Parenting Zaman Now vs Zaman Old
Halo bunda-bunda, saya tergerak menuliskan postingan ini setelah ada kejadian "cucu vs mbah uti" yang baru saja kami alami. langsung merasa ingin sharing dan make sure bahwa yang sy dan suami lakukan kpd anak kami yang berusia 2,5 tahun tidak melewati batas tega kpd anak. mungkin ceritanya agak panjang, bunda2 yang tdk punya waktu berlebih bisa skip aja. jadi gini, sudah semingguan terakhir ini anak saya terbiasa tidur malam dengan jalan-jalan naik motor terlebih dahulu. benar2 setiap hari dan sebagian besar memang di-iyakan oleh org tua saya (kakek neneknya). karena sudah mjd kebiasaan, yg bahkan tidur siangpun baginya kalau bisa juga hrs naik motor dulu. (sebentar, sy jelaskan dulu. disini kondisinya kalau malam sy tinggal dan tidur di rumah org tua sy sendiri. sementara kalau siang, krn sy dan suami kerja, anak kami diasuh oleh kaka ipar dan ibu mertua saya. jadi tiap pagi kami brgkt bareng ke rumah mertua yg tdk jauh. dan ketika sore tiba, anak kami jemput, dan kembali ke rumah org tua saya. no judging ya bunda2. hal ini sudah kami lakukan dg persetujuan semua pihak, dan kami semua enjoy). kami memutuskan utk tdk menempati rumah kami sendiri dulu krn agar anak tdk diasuh org lain. inipun juga krn persetujuan dari kakak ipar untuk ''mancing" krn telah menginginkan anak kedua selama 10 tahun.) oke balik lagi, tibalah malam ini, sy dan suami sepakat utk mengakhiri kecanduan si kecil dari jalan2 naik motor sebelum tidur. dari pagi sudah sy afirmasi dan omong baik2 (krn anak sy sudah lancar bicara dan bs diajak komunikasi 2 arah dan make a deal) kalau malan tiba, bubuknya dikelonin mama, no no naik sepeda. sampai pada akhirnya tadi waktunya tidur pun tiba, spt biasa dia mulai mendekati kakek neneknya utk meminta jalan2. krn aku dan suami sdh bertekad utk pendisiplinan, maka anak kami ajak ke kamar, dan ya, tentu. dia nangis-nangis minta jalan2. di luaran kamar pun tentu terdengar suara ayah ibuku yang meminta agar keinginan cucunya dituruti. tp kami coba kekeuh agar anak tau batasan bahwa kebiasaan tsb tdk baik. dari luar yg terdengar hanyalah raungan dan rengekan si kecil. bahkan ketika suamiku mencoba memperingatkan dg nada yg agak tinggi, dg kalimat "adek, pilih diam atau ayah marah", yg trjd adalah spontanitas dr ibuku yg tdk terima kl cucunya dibiarkan nangis meraung2 dan dikasari (menurutnya). di kmar pun ketika si kecil berontak itu aku coba peluk dia, afirmasi dia pelan2. sampai pd akhirnya sy dan suami membuat perjanjian dg anak "adek, kalau malam ini mau jalan2 boleh, tp janji sm mama dan ayah kalau besok janji ga minta lagi ya. kalau minta bisa jadi ayah marah lagi." yang itu akhirnya diucapkan oleh anakku, janjinya kpd ayahnya. anaknya pun lgsg diam ga nangis lagi trs kita ajak jalan2 sesuai dg kesepakatan yg sudah kami buat td dg si kecil yg mana esok malam juga ada pertanggungjawaban atas janjinya. dan ketika sy dan suami keluar kamar trnyata yg trjd adalah tentu bapak sy tdk terima dg bilang "anak kecil kan ada masanya, jgn dibiarin nangis sampe kaya gitu. turuti aja dulu" dan ibu yg sudah keluar rumah entah kmna dg alasan ga kuat dengerin cucunya nangis sampe kaya gitu. (sy dan suami paham kebiasaan anak itu berubah2. tp kalau utk perihal ini, kami ga mau berlindung dg kata2 itu krn kami ingin memahamkan bahwa kebiasaan tsb adalah kebiasaan yg tdk baik. yg jadi poinnya adalah bunda2 sekalian. kok endingnya spt saya menyakiti hati ibu saya ya, padahal kami tak ada niatan sedikitpun untuk menyakiti anak. yg bahkan sy dan suami pun menyikapi ini tanpa ada emosi dan cekcok. yg trjd malah neneknya (ibuku) ga terima, keluar dr rumah ke rumah org tuanya (kakekku, buyutnya anakku) disana nangis2. aku tau krn aku telepon mbahku. saya yang jadi bingung kenapa ibu saya sampe segitunya. mohon maaf banget ya bunda2 kalau ini sudah sangat amat panjang. terima kasih sudah mendengarkan. #sharing #parentinganak
Đọc thêm