Pengorbanan seorang ibu memang tiada ternilai. perjuangannya untuk hamil, melalui masa kehamilan, melahirkan berlanjut terus membesarkan anak hingga menjadi sukses. saya akhirnya mengerti bagaimana rasanya. awal menikah, saya takut tidak bisa hamil, saya khawatir tidak bisa memberikan keturunan kepada suami saya. namun pekerjaan Tuhan memang luar biasa. Saya hamil sebulan setelah menikah. 2 garis biru memberikan rasa syukur yang tiada ternilai bagi saya dan suami. Tak bisa memendam rasa bahagia, saya pun mengabarkan kepada keluarga. namun bukannya mendapat ucapan selamat, saya diberitahu untuk tidak terlalu senang dulu, dan harusnya tidak boleh terlalu awal mengumbarnya. sedih rasanya. Tapi, tidak mengubah besarnya rasa syukur saya. mual, muntah, dan semuanya saya alami di bulan2 pertama kehamilan saya. Suami saya dengan penuh kasih dan perhatian pun mengerjakan setiap tugas rumah tangga. Saat tepat 2 bulan, saya merasakan kram perut, dan keluar cairan kecoklatan. kami pergi USG, dan bak disambar petir, dokter mengatakan bahwa janin saya tidak ada detak jantungnya lagi dan harus segera di kuret agar bisa hamil lagi. Suami saya saat itu pun langsung kecewa, sedangkan saya seperti tidak tau harus berkomentar apa, jadi hanya mengiyakan saja. Tiba dirumah, saya menangis sejadinya, dan suami malah yang menghibur saya. Kami memutuskan untuk mengambil opsi kedua. Kami pergi ke Kupang, karna saya tinggal di Atambua, kota perbatasan. Kami pergi ke Kupang, dokter disana pun mengatakan persis seperti dokter sebelumnya. Jadi kuret pun dilakukan. Saya sedih, namun saya tau bahwa Tuhan punya rencana yang indah. 3 bulan setelah kuret (bulan September 2019), bulan Desember nya kami memutuskan untuk program lagi. Dan Puji Tuhan, kami merasakan betapa luar biasanya anugerah Tuhan bagi kami. Tepat tanggal 6 Januari 2020 saya positif hamil lagi. Suami dengan begitu hati-hatinya tidak ingin saya melakukan pekerjaan apapun, jadi semua dikerjakannya, dan saya hanya tidur tiduran. Selama 9 bulan, tiba saatnya saya akan melahirkan. Tidak ada tanda2 ingin melahirkan. namun saat saya jalan pagi, pinggang terasa sakit sekali seperti ada kontraksi. Jadi saya memberitahu suami, dan kami pergi ke RS untuk check up, dan ternyata sudah pembukaan 4. Kami diminta untuk segera siap2 untuk proses lahiran. Dari pembukaan 4 ke pembukaan selanjutnya butuh waktu lumayan lama. Kami masuk RS dari jam 1, dan sampai jam 10 malam saya terus merasakan kontraksi. Rasa sakit yg saya rasakan, dapat saya kendalikan sehingga tidak membuat suasana drama. Namun saat bidan mengecek detak jantung bayi, semakin cepat. Mereka ingin melakukan operasi, tetapi saya tidak ingin di operasi, karna sudah pembukaan 8, dan saya masih bisa bertahan dengan sakitnya. Jadi suami diminta untuk tanda tangan pembatalan operasi, dan saya pun dipasang O2. Tepat jam 11 malam, saya merasa seperti ingin buang air besar, dan ternyata itulah saatnya. Bidan membantu saya, saat ingin mengejan, saya merasakan bidan menggunting jalan lahir, padahal saya sudah belajar cara mengejan yang baik. ternyata pinggul saya sempit, jadi harus dibantu dengan cara seperti itu agar tidak robek kemana mana. dan puji Tuhan, anak perempuan saya lahir dengan selamat dengan panjang 50cm dan berat 3,2 kg. Perjuangan belum berakhir disitu. saya masih harus menikmati dijahit berulang kali. rasa sakit melahirkan dapat saya tahan, tapi saat dijahit, rasanya sangat mengerikan. setiap tarikan benang dan tusukan jarum bertubi tubi saya rasakan. tidak terhitung banyaknya jahitan. suami pun menanggung cakaran dan gigitan saya, bahkan ipar saya pun menjadi sasaran pelampiasan saya. dan drama jahit menjahit selesai. setelah keluar dari RS, saya merasakan warna warni menjadi seorang ibu baru. mulai dari awal menyusui, menjaga anak yang jam tidurnya tidak menentu, sampai susahnya buang air, bahkan ketakutan saat buang air besar. duduk susah, berjalan susah, berbaring susah, semuanya tidak nyaman. tapi Puji Tuhan, ini semua saya alami sehingga saya bisa tau bahwa saya butuh Tuhan dalam hidup saya, tanpa Tuhan, pasti saya sudah menyerah, dan tidak sanggup menjalani semua ini. menjadi ibu adalah sebuah pengalaman yang luar biasa. tidak ada yang dapat menggantikan peran seorang ibu. demikian cerita singkat saya yang jadi panjang saat diuraikan ke kata-kata. #ibujuara
Đọc thêm