Menurutku, kehamilan adalah sesuatu hal yang membahagiakan. Kabar baik bagi setiap Ibu yang mendambakan seorang anak. Tapi lain cerita jika hamil saat anak pertama masih kecil. Setelah melahirkan anak pertama, aku memang nggak pakai KB. Yaa banyak pertimbangan dalam memilih jarus pakai KB apa. Lagipula kata orang menyusui itu kan KB alami. Jadi tidak terpikirkan untuk pakai KB. Di usia Maryam yang baru menginjak 10 bulan, ternyata Allah kasih lagi aku kesempatan untuk hamil. Tapi kali ini rasanya berbeda. Aku bahagia karena bisa hamil lagi, tapi nggak nyangka bakalan secepat itu. Anak pertamaku masih 10 bulan. Masih harus menyusui, masih kecil, masih butuh aku. Tenang... Kalau aku hamil, artinya Allah percaya sama aku. Percaya kalau aku mampu. Semangat. Suami pun nggak mempermasalahkan kalau aku hamil lagi. Kita bahagia. Kembali menanti kelahiran anak kedua kami. Tapi kebahagiaan ini nggak dirasakan orang lain. Mereka memandang aneh seorang Ibu yang membawa batita dengan perut buncit berisi janin. Setiap kali kontrol ke rumah sakit, pergi berbelanja, jalan-jalan keluar rumah selalu saja ada sedikit celotehan dari orang sekitar "eh hamil lagi? Kan kasian anak pertamanya masih kecil" "hah? Hamil lagi? Doyan amat sih bu bikinnya" "duh kasian banget si kaka masih kecil. Masih harus nyusuin tuh" "egois banget deh jadi Ibu, kan kasian tuh gara-gara Ibu nya hamil lagi, si kaka jadi kehilangan haknya. Hak menyusui. Hak disayang. Hak di gendong" Sedih rasanya denger semua kalimat itu. Semua itu membuat aku merasa sudah melakukan kesalahan besar. Sebuah kesalahan hanya karena aku hamil lagi. Terkadang juga suka nangis sambil terus minta maaf sama anak pertama. "maaf karena ibu hamil lagi" "maaf karena Ibu ga bisa kasih ASI lagi" "maaf, ibu ga bisa gendong kamu lama-lama" Lama kelamaan mulai menyalahkan diri sendiri karena nggak bisa memberi jarak kehamilan. Tapi itu nggak berlangsung lama. Suami selalu menyemangati dan mensupport aku. Meyakinkan kalau anak ini bukan sebuah kesalahan. Anak ini anugerah dari Allah. Nggak kerasa, akupun melahirkan anak kedua. Seorang anak laki-laki. Dia melengkapi kebahagiaan kami. Memang sulit menjaga dan merawat dua anak dengan jarak yang berdekatan. Tapi bukan berarti tidak bisa kan? Alhamdulillah aku bisa melewati setiap harinya. Mungkin capeknya menjadi dua kali lipat. Tapi bukankah bahagianya pun menjadi berlipat ganda?!! Sekarang, komentar orang-orangpun berbeda. "waah enak yaa udah sepasang anaknya" "aku juga mau nih punya anak laki-laki" “jaraknya deketan gini enak yaa capenya sekalian. Nanti tinggal enaknya deh kalo anak-anak udah pada gede" Aaaah senyumin aja deeeeh haha #IbuJuara
Đọc thêm