Ummu Umar profile icon
Kim cươngKim cương

Ummu Umar, Indonesia

Kontributor

Giới thiệu Ummu Umar

Ibu satu anak

Bài đăng(74)
Trả lời(753)
Bài viết(0)
 profile icon
Viết phản hồi

Seputar kehidupan... Sudahkah kita bersyukur?

Hidup Ini Terus Bergulir.. Roda kehidupan memang senantiasa bergulir, ada saatnya untuk bahagia dan ada pula waktu-waktu terjatuh dalam duka. Tidak ada yang mengetahui adanya perubahan, kecuali Dzat yang menciptakan kehidupan. Tidak ada seorangpun tahu apa yang bakal terjadi dalam hidup mereka. Manusia memang bisa berharap dan berencana, tapi kadang hidup bergulir ke arah yang tak disangka-sangka. Tak peduli betapa deras airnya, hujan akan selalu berhenti. Setiap tetes air mata dan luka akan mengering. Dan matahari akan selalu terbit dan terbenam setiap harinya, sampai batas waktu yang ditetapkan-Nya. Semua itu hanyalah fase hidup yang akan terlewati seiring dengan waktu. Jangan biarkan gelapnya masa lalu meredupkan cerahnya harapan di esok hari. Hari-hari ini, kita berbahagia. Berbagai sajian dengan olahan daging sapi maupun kambing memenuhi meja makan di dalam rumah. Gule, kare, rawon, soto, sate, atau barangkali mencoba resep baru. Daging sapi ataupun kambing merupakan bentuk ujian atas seorang mukmin. Akankah dia menjadi hamba yang bersyukur atau justru mengkufuri nikmat-Nya. Hal ini juga berlaku pada daging ayam. Dikisahkan, ada seorang laki-laki yang kaya raya. Hidupnya pun dipenuhi dengan kemewahan. Suatu hari, lelaki kaya tersebut sedang menikmati ayam bakar dengan ditemani sang istri tercinta. Tidak terbayangkan betapa lezatnya sajian pada waktu itu. Tiba-tiba terdengar suara ketukan pada pintu rumahnya. Ternyata ada seorang pengemis sedang berdiri mengharap belas kasihan. Lelaki itu pun keluar dan menghardik pengemis tersebut. Mengganggu saja, mungkin itu yang ada di benaknya. Allahul musta'an. Tak berselang lama usai kejadian itu, lelaki kaya tersebut berubah menjadi miskin. Tak hanya itu, dia juga menceraikan istrinya. Demikian berat apa yang dialami wanita itu. Perjalanan rumah tangganya terhenti di persimpangan jalan. Namun begitulah hidup. Di kemudian hari, wanita tadi menikah dengan lelaki lain. Memang tidak mudah untuk memulai hari yang baru. Apalagi saat kemarin kita gagal meraih salah satu impian. Bukan hanya sekedar semangat, namun dibutuhkan tekad baja agar tidak terjebak dalam keputusasaan. Tidak semua kesenangan hidup yang dirasakan, menunjukkan keridhaan Allah. Demikian pula sebaliknya, kesedihan hidup bukan berarti Allah itu murka. Semuanya merupakan ujian yang datang dari-Nya. Wanita itupun melanjutkan fase kehidupannya bersama suaminya yang baru. Suka duka menjadi garam yang menghiasi rumah tangganya. Pada suatu hari, suami istri ini sedang menikmati sajian ayam bakar. Ternyata pintu rumah mereka diketuk oleh seorang pengemis. Sang suami kemudian menyuruh istrinya, ناوليه الدجاجة... "kasih untuknya daging ayam itu!"  Ketika sang istri keluar hendak memberikan ayam bakar tersebut, dia sangat terkejut. Betapa lisannya tak mampu mengeluarkan kata-kata. Hatinya demikian tersentak bak genangan air yang riuh oleh debur ombak. Dengan sisa tenaga yang dimiliki, dia pun menyerahkan ayam yang dibawanya, lalu kembali masuk dengan menitikkan air mata. Wanita ini menangis tersedu-sedu. Sang suami yang dermawan ini pun keheranan dan menanyakan perihal tangisan istrinya. Maka wanita itu menceritakan bahwa pengemis tadi adalah mantan suaminya yang pertama. Sang istri juga mengisahkan kejadian yang pernah dilakukan oleh mantan suaminya ketika menghardik seorang pengemis. Terkejut mendengar penuturan istrinya, lelaki yang kini menjadi suami keduanya pun berkata, والله، أنا ذلك السائل! "Demi Alloh. Akulah si pengemis itu !" Dalam riwayat lain, و أنا -والله- ذلك المسكين الأول! خولني الله نعمته و أهله لقلة شكره. "Dan aku - demi Alloh - adalah si miskin itu (yg dulu diusirnya).  Alloh pindahkan kekayaan sekaligus istrinya untukku gara-gara dia kurang bersyukur." Subhanallah. Tidaklah Allah  menamai diri-Nya dengan al-Hakim -Dzat Yang Mahabijaksana- melainkan karena semua ketentuan-Nya penuh hikmah. Demikian samarnya maksud terjadinya musibah yang menimpa manusia hingga membutuhkan renungan yang lama dan pandangan yang seksama. Demikianlah, hidup ini terus bergulir. Hari ini, kita menangis. Esok hari, kita tertawa. Adakalanya air hujan membasahi permukaan bumi, adakala tanah terpancar terik matahari. Ada kebersamaan, ada pula perpisahan. _Natawakkal 'alallah 'azza wa jalla_. 📘 وفيات الأعيان [١٠٨/٦] 📘 المستطرف [٢٧/١] Dikopas dari tulisan salah satu asatidzah kita di grup Thullab Takhassus Jember Qudama. Baca kisah2 dan renungan2 lainnya di https://www.atsar.id/.. Barokallohu fiikum

Đọc thêm
Seputar kehidupan... Sudahkah kita bersyukur?
 profile icon
Viết phản hồi
 profile icon
Viết phản hồi

Bidan, dokter umum, dokter spesialis anak

Bismillah.. Assalamualaikum.. Selamat pagi bundaa semuaa.. Sebenernya maksudku menulis ini tuh sekedar kaya "ayok kita saling sharing bunda perihal apa aja yg bunda ketahui tentang ^anak sakit sebaiknya di bawa ke bidan, dokter umum, dokter spesialis anak?^, gitu. Aku pribadi si udah baca baca perihal anak sakit yg di bawa ke bidan(yg di media), anak sakit di bawa dokter umum(yg di media juga) kalo anak sakit di bawa ke dsa si udah jelas benernya yaa. Cuman ya ayuk kita sharing2 gitu, biar yg aku tadinya gatau jadi tau lebihhh luas, siapa tau ada bunda2 disini yg mau menambahkan--apa yg udah aku cari tau. Tapi sebelumnya aku mau cerita dulu nii.. Jadi, beberapa waktu lalu anakku--umur 1 tahun 4 bulan-- pilek, alhamdulillah kisaran 3 harian sembuh--perawatan dirumah dan tanpa obat. Tp Qoddarulloh sehari setelah sembuh, anakku kaya sumeng lagi gitu, dan demam, dan hidungnya meler lagi. Hari pertama demam, suhunya masih kisaran 37.5, masih ku rawat di rumah. Lalu saat suhu 38, aku kasih obat, turun tp masih demam. Masih mau makan dan minum. Hari kedua, dari jm 4 subuh,anakku suhunya naik 39, itu posisi udah ku kasih obat dan tetep ku lakukan segala pertolongan pertama rumahan(kompres air hangat, skin to skin, gempur asi, kasih yogurt, kasih minum, intinya biar ttp terhidrasi dan prebiotiknya[yogurt] biar pencernaannya ttp bagus), sempet turun di angka 38. Lalu jam 7 pagi 39 lagi, aku kasih deh obat yg dari dubur(sesuai resep dokter, dulu anakku pernah di resepin itu sama dsa). Dan stuck di 39 smpe jm 12. Ketambah anak udah gamau makan nasi, maunnya ngemil biskuit aja. Aku akhirnya bilang ke suami untuk bawa ke dsa aja. Suami setuju. Lngsung minta temennya yg deket dsa untuk ambil nomor antrian, lalu suami nyari tumpangan mobil. Dokter prakteknya jm 5, kita berangkat jm 4. Sebelum jm 4, sekitar jm setengah 3 tuh bumer dateng. Nanyain udah di kasih obat belum, aku jawab udab. Terus bilang, suruh di bwa ke bidan aja, karena klo di dsa dosis obatnya gede, katanya. Lalu aku bilang ke bumer, kalau bidan itu bukan ranahnya, mentok ya bawa ke puskesmas. Tp karena suami bilang"langsung ke dsa aja" aku ngrasa terdukung hehe, dan bumer juga malah bilangnya mending bawa ke bidan daripada puskesmas. Dan disitu sempet saling berargumen hehehe, agak cekcok dikit. Bumer yg mempertahankan pendapatnya kalau semua anaknya yg sakit selalu dibawa ke bidan. Aku yang mempertahankan pendapatku kalau bidan itu bukan ranahnya untuk mendiagnosa sakit. Alhasil tetep aku yg menang, hehehe. Anakku tetep kubawa ke dsa, dan disana suhunya udah 40.3, akhirnya dokter merujuk anakku untuk dirawat(pemberiam obat penurun demam lewat infus), sekalian cek darah takutnya dbd dan takunya juga kejang. Dan akhirnya anakku di rawat, menginap sehari, tes swab 2 kali karena hasil pertamanya samar. MasyaAllah.. Dan ternyata diagnosanya infeksi tenggorokan, kaya radang gituu. Intinya, demam anakku lngsung turun 3 jam setelah pemberian obat melalui infus, paginya anak udah boleh pulang alhamdulillah. Pelajara bangeeeettt.. Akutuh ga kepikiran perihal radang. Aku malah mikirnya, takut anakku gejala typus(gamau makan, lemes, bab.nya lembek). Tp si emang pas anakku nangis dan buka mulut lebar(wkt lg swab), lidahnya sariawan, dan dalam mulutnya merah gitu. Tp si menurutku tindakanku udah tepat. Dan aku juga maklum dgn bumer, sebenarnya beliau baiiikkk banget, hanya saja beliau kawatir banget dgn cucunya dan beliau melihat kebiasaan orang2 yg selalu sembuh setiap di bawa ke bidan. Tp aku tetep kekeh sama ilmu medis si.. Dan aku juga minta maaf sama bumer karena udah mendebat dan membantahnya.. Panjang banget ceritaku tuhh..jadi buuunn yuuukk sharing2 perihal pengetahuan bunda2 ttg permasalahan di atas.... Buar yg lain juga baca dan akhirnya tauu.. Karenaa, perihal "bidan bukan ranahnya mendiagnosa sakit" tuh aku juga awalnya baca baca di jawaban2 bunda bunda di pertanyaan bunda2 lain yg akhirnya aku nyaritau aja.. Hehe Jadii.. Sharinh sharing yuuuukkkk... Artikel media Kompetensi bidan untuk menangani penyakit anak https://www.alomedika.com/komunitas/topic/kompetensi-bidan-untuk-menangani-penyakit-anak Si Kecil Sakit, Haruskah Langsung Dibawa ke Dokter Spesialis Anak? https://kumparan.com/kumparanmom/si-kecil-sakit-haruskah-langsung-dibawa-ke-dokter-spesialis-anak-1s5KE8ngO0J Anak Sakit, Dibawa ke Dokter Umum atau Spesialis? https://www.motherandbaby.co.id/article/2019/8/39/12855/Anak-Sakit-Dibawa-ke-Dokter-Umum-atau-Spesialis

Đọc thêm
Bidan, dokter umum, dokter spesialis anak
 profile icon
Viết phản hồi