Jatuh bangun menyusui saya dimulai sejak awal saya melahirkan Razky. Belum sekakipun saya melihat Razky waktu itu, anak saya terpaksa harus pindah ke RS yang lebih besar karena tidak ada ruang nicu di RS tempat saya melahirkan. Saya yang harus berbeda rumah sakit setiap hari harus memompa asi yang hanya keluar tetes per tetes dan mengirimkannya ke RS tempat Razky di rawat. Sampai di hari ke 3 akhirnya kami berjumpa, asi saya belum juga keluar dengan deras, tapi saya bersikeras untuk terus menyusui. Sampai pada akhirnya dengan izin Allah SWT Razky sembuh dan dapat kugendong untuk yang pertama kali di hari ke-16 perlahan asi saya mulai lebih banyak diproduksi. Ternyata perjuangan tidak berhenti disitu saja, saat itu saya masih menjadi ibu pekerja. Setelah lepas 3 bulan masa cuti saya, saya terpaksa harus meninggalkan Razky untuk bekerja, namun persediaan susu asip saya tidaklah banyak. Orang sekitar saya terus menyarankan agar saya menggunakan sufor sebagai alternatif agar bayi saya tetap dapat asupan dikala asip saya tidak mencukupi. 2 bulan tepatnya saya merasa bimbang akhirnya saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan saya sehingga saya dapat menyusui Razky dengan leluasa. Sungguh proses ini tidaklah mudah, banyak tahapan sulit yang harus dilewati, saat air susu tidak keluar dengan lancar, saat saya harus mengalami mastitis, saat menghadapi nyinyiran orang sekitar, saat menghadapi gigi anak yang baru tumbuh, saat anak lebih senang bermain pada saat proses menyusui ketimbang menyusu dan lain sebagainya. Alhamdulillah proses ini dapat saya lalui, hingga usia Razky 22 bulan hingga Razky tumbuh menjadi anak yang lebih sehat (tidak gampang sakit), pintar dan ceria. Namun proses menyusui ini terpaksa harus dihentikan lebih cepat karena saat itu saya sudah mengandung anak ke 2 dan masuk usia kandungan 4 bulan. Kurang lebih 1 bulan lamanya proses saya menyapih Razky, hampir setiap malam ia harus tidur karena kelelahan menangis. Padahal sudah saya pelajari dan sudah saya praktekkan teori menyapih dengan cinta namun benar, praktek tidak selalu seindah teorinya. Alhamdulillah semua sudah saya lalui, dan saya siap menjalani pengalaman baru untuk menyusui anak ke-2. Salam mengASIhi, #PentingnyaMengASIhiTAP
Đọc thêm