Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan yang menikah. Begitu pula dengan kami yang telah menikah selama 4 tahun dan belum dikaruniai keturunan. Setelah mengalami kiret 2x ditahun ke 4 pernikahan, saya menjadi semakin sadar bahwa pengetahuan tentang kehamilan dan melahirkan itu perlu. Akhirnya, saya membeli sebuah buku berjudul ‘ Siapa Takut Hamil dan Melahirkan’ karangan Yessie Aprilia. Harapan saya, dengan membaca buku tersebut setidaknya ada tambahan ilmu sebagai bekal hamil suatu saat nanti. Sayangnya, saat itu saya belum mengenal aplikasi theAsianparent sehingga kurang dapat memonitoring perkembangan kehamilan saya. Motivasi saya ternyata berbuah manis. Pertengahan Januari 2018 saya telat datang bulan. Setelah saya cek ternyata garis dua terlihat jelas. Menandakan bahwa saya positif hamil. Rasanya bahagia dan terharu. Akhirnya Allah mempercayakan semua ini kepada saya dan harus saya jaga semampu saya walaupun dengan kondisi yang jauh dari orang tua kandung di Jogja( hamil pertama pengennya deket ortu sendiri). Kenyataannya, saya tinggal di Magelang bersama bapak mertua berusia 70 tahun sedangkan ibu mertua sudah tiada. Suami kerja di Kalimantan dan baru bisa cuti setelah 70 hari kerja selama 14-17 hari cuti. Kebayang semua serba mandiri. Alhamdulillah, karena bersama bayi di dalam perut semua menjadi menyenangkan. Suami setiap hari selalu khawatir. Sampai suatu hari ada paketan datang. Ternyata bantal ibu hamil. Bahagianya dapat bantal yg bnyk pembantu punggung saya ketika hamil. Saya sangat exited dengan kehamilan ini(efek 2x hamil yang berakhir kiret). Takut si jabang bayi kenapa-kenapa, akhirnya saya putuskan untuk cek tiap bulannya ke dokter spesialis kandungan dari awal kehamilan hingga akan melahirkan tetap menggunakan USG. Selain itu, setiap ada waktu senggang melakukan senam ibu hamil atau prenatal gentle yoga, bermain dengan gymball dan balok yoga. Afirmasi diri dan bayi supaya persalinan lancar dan menyenangkan, mendengarkan music classic dan murottal. Hingga persiapan untuk melahirkan sudah disiapkan sejak bulan ke 8. Pakaian bayi yang kami beli hanya 1 paket saja karena pakaian pemberian adek banyak yg masih bagus untuk digunakan kembali. Tinggal beli perlengkapan yang belum ada. Bahkan kado2 untuk dekbay sudah berdatangan pada bulan tersebut. Memang rezeki dekbay alhamdulillah bnyk yg memberikan.Semua persiapan melahirkan sudah saya siapkan saat 8 bulan itupun secara sembunyi-sembunyi. Karena di keluarga suami ada pantangan kalo anak pertama blm boleh ada baju atau apapun yang berbau bayi. Tapi saya nekat dan yakin InshaaAllah tidak apa- apa. Memikirkan bsuk kalau lahiran tanpa persiapan lebih menyedihkan sepertinya. Hari Jumat tanggal 26 oktober 2018, suami mendapat cuti dan sampai di Magelang. Istirahat sejenak di rumah kemudian malam pukul 19.00 WIB kontrol ke dokter karena vitamin harian habis. Ternyata adek bayi pengen ditunggu ayahny saat lahir. Padahal HPL saya masih tgl 2 Nov 2018. Setelah bertemu dengab dokter, beliau menyarankan untuk opname karena sudah pembukaan 2. Benar -benar kaget dan ga percaya karena sudah bukaan 2 tetapi belum merasakan gelombang cinta (red: mules). Akhirnya, Sabtu, 27 Oktober 2018 dokter menyarankan untuk Caesar karena bukaan stagnan dan kondisi denyut jantung bayi lemah setelah di rekam jantung. Sempat sedih, syok dan kecewa. Alhamdulillah direkam ulang denyut jantung adek normal kembali. Saya meminta untuk dilakukan induksi dari infus dahulu. Pukul 09.30 WIB induksi dilakukan dengan menaikkan sedikit demi sedikit volume infus dan menghentikan pemberian induksi pada pukul 13.00 WIB karena gelombang cinta datangnya sudah sangat menyenangkan. Rasanya pengen mengejan tetapi oleh dokter belum dibolehkan. Pukul 14.30 WIB bayi kecil kami lahir. Betapa bahagianya ia hadir diantara kami. Divaluna Myesha Rafani, nama bayi kecil kami. Una dari bayi sudah terlihat sangat aktif dan energic. Terlahir dengan berat 2.7 kg dan panjang 28 cm. Setiap bulannya mengalami pertumbuhan yang menyenangkan meskipun banyak drama yang ia lalui. Sering bahkan hampir tiap hari pada bulan pertama Una selalu gumoh lewat mulut dan hidungnya. Membuat saya khawatir. Tetapi kekhawatiran itu tak berlangsung lama karena di usia 4 bulan ini sudah jarang sekali gumoh dan memiliki berat bada 7.1 kg. Tanpa sengaja melihat iklan dari Instagram tentang aplikasi theAsianparent. Saya tertarik dan langsung mendownloadnya dari playstore. Ternyata sangat menyenangkan bisa tau aplikasi ini. Sharing bersama para bunda dan calon bayi. Mengetahui dan memantau proses tumbuh kembang buah hati bahkan ada reward berupa koin ketika kita ikut serta dalam diskusi , upload foto, polling, dll. Banyak sekali ilmu baru yang saya dapatkan dari theAsianparet sehingga saya tidak perlu khawatir lagi ketika Una begini begitu. Sehat selalu putri kecilku bertumbuh kembanglah bersama bunda dan theAsianparent.#SiapKetemuAnakku
Đọc thêm