Teringat 12 tahun yang lalu, ketika ku duduk di kelas 3 SD. Pagi itu ibuku membangunkanku untuk berangkat sekolah, saat itu ibuku sedang hamil adikku, dengan lelahnya beliau menyiapkan semua kebutuhanku mulai dari makan, mandi, tas, sepatu, buku2 dll. Biasanya setelah makan ku meminta ibuku untuk menyisir rambutku ikal yang tumbuh sebahu. Ceritanya kemarin baru di belikan kuncir lucu pemberian bapak dengan warna kuning favoritku. Entah apa yang kurasakan saat itu, ketika ibuku mulai menyisir dan mengkucir rambutku itu, hatiku tak terima. Perasaanku selalu ke dua kuncirku itu tak sama tingginya, hingga ibuku mengulanginya untuk beberapa kali. Ku lihat lagi dan lagi tetap saja rasanya kuncirku tak sama tinggi, ibuku masih dengan sabar melayaniku berdiri di dpn kaca sambil meyakinkanku bahwa yang di lakukannya sudah rapi dan sesuai kemauanku. Ibuku bilang aku terlihat cantik sekali saat itu, tapi bagiku tetap saja di depan kaca aku terlihat jelek karena tatanan rambut karya ibuku tadi. Akupun meminta ibuku untuk mengulangnya terus menerus hingga memancing kesabaran ibuku. Saat itu ibuku menangis dengan merobek2 daster yang dikenakannya, sedih rasanya kalau ingat. Ibuku menangis di hadapanku, merasa bahwa aku tak menghormati usahanya, ku ingat benar saat itu ibuku sedang hamil, tentu orang hamil akan merasa capek kalau berdiri terlalu lama melayaniku di depan kaca. Sungguh keterlaluan saat itu diriku dr pukul 06.00 sempe hampir 07.00 blm juga kelar. Saat ibuku menangis aku mulai menyisir rambutku sendiri, merapikannya sebisaku. Saat keluar rumah ibuku dah di atas motor dengan daster sobeknya tadi, pertanda bahwa beliau siap mengantarku sekolah, di jalan beliau hanya terdiam dan terdiam, ku tak tega rasanya. Di kelas aku selalu kepikiran kejadian pagi itu, dan bertekat untuk meminta maaf nanti ketika sampai rumah. Hingga pas aku pulang, ibuku Menyuruhku makan, menghiburku dan melayaniku kembali dengan senyuman. Lega rasanya ibu telah memaafkanku, walaupun aku belum sempat meminta maaf. Aku sangat sayang ibuku, sejak kejadian itu aou selalu berhati2 untuk meminta bantuan ibuku. Aku tak mau ibuku menangis lagi. Kini aku sudah merasakan bahwa orang hamil itu mudah capek, emosi pasti berubah-ubah tiap waktu, butuh istirahat ekstra. Inilah yang di rasakan ibuku dulu. Ibukulah penyemangatku, beliau selalu menasehatiku ketika hamil untuk tidak mudah capek, memang berat cobaan orang hamil, tapi hadiahnya syurga yang tiada di duga-duga. Aminnn semoga menginspirasi bahwa pengorbanan ibu wajib di hargai. #CeritaIbuTAP
Đọc thêm