22 Des 2004
Sudah kusiapkan kado kecil berupa bros sederhana yang kukumpulkan dari uang jajanku untuk membeli hadiah pada saat hari ibu.. "Selamat hari ibu, mama" kusodorkan kado itu beserta kupeluk erat mamaku "Kakak jd anak sholehah jd anak mandiri aja udah merupakan kado terindah buat mama nak" ucap mamaku lembut sambil membelai kepalaku. Ya, hari itu hari ibu bertepatan dengan hari kunjungan asramaku. Saat itu aku baru kelas 1 SMP dan sekolah di boarding school atas paksaan mamaku. Saat dipaksa masuk sekolah berasrama aku langsung merasa mama tak menyayangiku, sengaja ingin menjauhkanku dari keluarga. Aku sempat nangis, mogok makan, mogok bicara serta apapun saat itu tapi mama tetap pada pendiriannya.. "Kakak tau kenapa mama masukin kakak ke sekolah asrama? " tanya mamaku tiba2 setelah sekian bulan aku diasrama baru hari ini beliau menjelaskan alasannya. "Karena mama pengen nanti kakak bisa mandiri kalau mama dan ayah gak ada" lanjutnya dengan suara lembut membuatku terdiam. Aku terhenyak tak pernah terbayangkan hal seperti itu akan terjadi, aku ingin mama dan ayah ada terus untukku. Aku menangis saat itu meminta maaf selama ini aku berprasangka buruk kepada mama. "Mama sama ayah sayang sekali sm kakak" kulihat disudut matanya tergenang air mata seakan ada kesedihan tersembunyi disana.. Aku tak merasakan ada firasat apapun, tapi memang sikap kedua orang tuaku hari itu berbeda, lebih banyak memberi nasihat. "Mama sama ayah pulang dulu ya nak, kakak jaga diri baik2, mama yakin kakak bisa mandiri" pelukan erat mama dan ayahku saat itu terasa seperti itu pertemuan terakhir kami. Dan Qadarullah 22 Desember 2004 itu memang pertemuan terakhir kami, kedua orang tuaku berpulang tanggal 26 Desember 2004 dalam tsunami Aceh.. Sampai saat ini masih jelas terasa memori itu, mama adalah malaikat penjagaku bahkan disaat2 terakhir hidup beliau, terima kasih mama, mama selalu jadi panutan kakak :') #CeritaIbuTAP
Full time mom and i proud of it