Caraku Menjaga Kewarasan (Part 4 END): Menulis
Sejak remaja aku punya hobi menulis. Karena hobi membaca berlanjut ingin berkarya. Membuat tulisan seperti buku-buku cerita yang aku baca. Mulai SMP aku menulis puisi. Kelas 10 SMA mulai menulis cerpen yang dimuat di majalah pelajar. Saat kuliah mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia sehingga membuatku makin semangat menulis. Waktu itu mencoba membuat blog dan mengisinya dengan tulisan-tulisanku. Lulus kuliah saat sudah mempunyai smartphone, aku berkesempatan belajar kepenulisan di grup-grup Facebook. Bermacam-macam tulisan aku pelajari. Aku juga rajin mengikuti lomba atau event menulis hingga masuk ke buku antologi yang terbit indie. Bersamaan dengan waktu pernikahan, aku pun berhasil menulis novel dan menerbitkannya secara indie. Dalam pernikahan yang belum ada tanda-tanda kehamilan, aku terus mengisi waktu dengan menulis. Bagiku, semua pikiran dan perasaan bisa tercurahkan dengan menulis sehingga menjadi lega. Permasalahan putus cinta, hingga sudah menikah tetapi belum dikaruniai anak. Semua curahan hatiku berupa tulisan. Hingga aku berhasil menerbitkan beberapa buku solo secara indie, mulai kumpulan cerpen, kumpulan puisi, hingga novel. Dengan hobi membaca dan menulis, aku pun memperoleh job sebagai freelancer editor dan proofreader di penerbit indie pula. Alhamdulillah. Pada tahun ketiga pernikahan, aku diizinkan hamil dan melahirkan anak pertama. Rasa syukurku hingga keluh kesahku yang terkena baby blues, semuanya kutumpahkan lewat tulisan. Baik itu melalui postingan di media sosial maupun ikut lomba menulis. Dengan menulis, batinku menjadi lebih baik, pikiranku lebih tenang. Karena menulis juga berguna sebagai terapi jiwa. Seperti "Kim Ji-Young 1982" yang berupa novel dan filmnya sudah kutonton. Dia seorang ibu yang tertekan. Pada akhirnya kondisi mentalnya membaik dengan menulis. Ya, menulis bisa menjaga kewarasan jiwa. Aku juga berniat menebarkan kebaikan lewat tulisan. Serta menjadikan tulisanku sebagai warisan bila kelak aku telah meninggalkan dunia ini. Aku tidak pandai bicara, maka biarlah tulisanku yang mengisi dunia. Jadi, aku akan terus menulis demi diriku. Jika memang tulisanku bermanfaat bagi orang lain, itu adalah bonus yang luar biasa. Gambar: Pexels #KesehatanMentalTAP #RiskiDiannita
worker on weekdays, writer on weekends, Mama all the time