Selamat Jalan Sayang #IBUJUARA
Pernah alami sakit perut seperti menstruasi? Bahkan lebih sakit? Keluar darah namun segar dan tidak sebanyak saat menstruasi? Hari itu, saking tidak kuatnya menahan rasa sakit, akhirnya tumpah juga air mataku. Sejujurnya aku bukan orang yang mudah menangis saat sakit, namun hari itu rasanya berbeda. 17 Juni 2019 Setelah darah yang terus keluar dari daerah kemaluan yang sudah hampir sebulan, akhirnya aku pergi ke rumah sakit, khususnya spesial Dokter Kandungan (Obgyn). Aku pergi ditemani Kakak perempuanku, dikarenakan suamiku masih ada pekerjaan. Ternyata aku mendapat kabar bahagia disertai kebingungan. "Ini hasilnya positif Bu, tapi belum terlihat kantungnya. Atau kita usg transvaginal supaya jelas ya." Kalimat Dokter membuatku bingung. Ini adalah hamil pertamaku dan aku belum mengetahui apa pun tentang hamil. Antara senang dan takut. "Pekan depan datang lagi ya, Bun. Mungkin sudah terlihat kantungnya." 25 Juni 2019 Aku kembali ke rumah sakit yang sama, bedanya sekarang aku datang bersama suamiku. Lagi-lagi aku harus mendapatkan USG Transvaginal yang rasanya sangat luar biasa. Dan kembali jawabannya sama. Tidak terlihat kantungnya dengan hasil tes garis dua. Selalu seperti itu. "Kemungkinannya ada dua, Bu. Yang pertama, keguguran dan yang kedua KET. Tapi sepertinya ini keguguran, jadi saya akan resepkan obat penggugur kandungan." Rasanya lemas seketika, seperti tidak bisa berpikir lagi. Tidak tahu apa yang harus aku katakan. Ini pertama kalinya aku hamil, dan harus mendapat kesedihan yang luar biasa. Dan apa bunda tahu rasanya obat penggugur kandungan itu? Luar biasa. Sakitnya seperti kontraksi. Aku berkali-kali ke kamar mandi dengan darah yang terhs keluar ditambah buang air besar yang encer pun tidak berhenti. 30 Juni 2019 Kepalaku terasa sangat sakit, maghrib itu. Aku berniat untuk tidak peduli dan cuek, namun rasanya mustahil. Kepalaku sakit dengan perutnya yang luar biasa sakitnya. Suamiku sedang sholat maghrib dan aku akhirnya merangkak keluar dari kamar mandi dengan perut yang terus kupegangi. Aku menghubungi ibuku yang tidak jauh rumahnya dari rumahku. Ibuku pun datang dengan perasaan khawatir. Seluruh tubuhku sudah lemas. Bibirku pucat, aku tidak bisa mengatakan apa pun, bahkan untuk minum saja sudah tidak sanggup. Akhirnya aku dilarikan ke rumah sakit, masuk UGD. Singkat cerita, pukul 9 pagi tanggal 1 Juli 2019. Dokter kandungan yang berbeda memeriksaku. Dengan USG Tranvaginal juga, dan jawabannya lebih tidak ingin aku dengar. "Ini KET. Hamil diluar kandungan, tepatnya di tuba fallopi sebelah kanan. Dan harus segera di operasi. Jika masih bisa, indung telurnya masih bisa selamat. Janinnya sudab 5 minggu. Dan ditempat yang salah. Jika bapak setuju, kita operasi pukul 5 sore ini." Aku keluar menggunakan kursi roda, kulihat wajah suamiku yang panik, tidak mengerti apa yang harus ia lakukan sekarang. Ia hanya mampu menggenggam lenganku dengan wajah yang mencoba untuk kuat. Sementara aku tidak mengerti harus bagaimana. Rasanya seperti pikiran kosong, tidak bisa berpikir apa pun. Namun dua kata yang mampu aku keluarkan. "Aku takut..." Pukul 5 sore terasa cepat. Tepat di tanggal 1 Juli 2019. Aku berada di ruang operasi untuk pertama kalinya. Hanya dilapisi baju khusus operasi dengan hawa dingin yang sangat menakutkan. Aku hanya mampu berdoa pada yang Kuasa. Berharap semua berjalan lancar. Dan selamat indung telurku. Kulihat gumpalan darah di sebuah botol plastik. Dia anakku yang baru 5 minggu. Rasanya seperti mimpi, namun rasa sakit setelah operasi tidak seperti mimpi. Sayang, meski kamu baru 5 minggu, namun kamu tetap Mama beri nama. Meski belum bernyawa namun kamu banyak memberi Mama banyak hikmah. Terima kasih, sayangnya Mama. Faza. Selamat jalan sayangku, kamu adalah anak pertama yang mengisi rahim Mama ❤ #ibujuara #ibujuara