Cerita Pentingnya MengASIhi untuk meberikan ASI untuk bayi
Perjuangan seorang wanita ketika hamil dan melahirkan sangatlah berat.Tidak berhenti sampai disitu, perjuangan mengASIhi pun dimulai. Kesalahan saya ketika hamil anak pertama adalah terlalu fokus pada kehamilan. Walaupun itu penting, tapi kurangnya ilmu tentang menyusui membuatku kewalahan. Walaupun ASI saya bisa langsung keluar, saat itu anakku kurang pandai dalam pelekatan. Berujung badannya panas ketika masuk hari ketiga. Saya berusaha sekuat tenaga untuk bisa memerah ASI saya. Belum lagi anggota keluarga yang selalu memeberi saran untuk memberikan sufor saja. Berkat dukungan dari suami saya masih bisa memberikan ASI untuk anak saya sambil berusaha mencari ilmu tentang menyusui. Tidak berhenti sampai disitu. Sering sekali saya dibandingkan dengan ibu baru lain. Anak saya juga menjadi korbannya. Anak saya sempat sakit. Belum lagi ketika ia masih dalam fase pemulihan, proses menyusui pun terganggu lagi. Akibatnya anakku dehidrasi. Setelah konsultasi dengan dokter anak dan setelah melalui banyak pertimbangan antara kami dan dokter, akhirnya di usianya yang baru lima bulan kami memutuskan untuk pemberian susu formula. Walaupun saya awalnya merasa sedih dan merasa gagal memberikan ASI ekslusif. Aku berusaha ikhlas, setidaknya saya masih bisa melanjutkan untuk mengASIhi meskipun dibantu sufor. Mungkin itu memang sudah ditakdirkan oleh Sang Pencipta. Beberapa bulan kemudian karena terlalu fokus menyusui dan memberikan MPASI saat anak pertama sudah 6 bulan, saya tidak menyadari kalau sedang hamil. Ketika tahu hamil. Rasanya antara senang, sedih, pokoknya semua bercampur jadi satu. Mungkin ini kesempatan yang diberikan Allah SWT untuk bisa mengASIhi kembali. Mulailah saya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang perASIan agar sukses mengASIhi dan untuk berjaga-jaga bila ada yang menegur bisa memberikan jawaban yang cerdas. Minggu kedua setelah melahirkan anak kedua saya mencoba pumping. Hasilnya tidak sesuai harapan. Tapi saya tisak kecewa karena saya sudah mencoba belajar. Saya seorang ibu rumah tangga yang sebisa mungkin untuk tetap bisa memberikan ASI secara langsung. Tujuanku memerah ASI karena saya ingin meningkatkan kualitas maupun kuantitas ASI tersebut. Tekstur ASI terdiri dari foremilk dan hindmilk. Pada saat bayi tidak menyusu dan ASI mengisi payudara ibu, kandungan globuli lemak ASI cenderung menempel sati sama lain serta pada dinding alveoli. Semakin lama bayi tidak menyusu, semakan banyak lemak yang menempel di belakang ductus. Semakin lama bayi tidak menyusu, semakin sedikit lemak yang didapat. Terkadang bayi sudah kenyang minum foremilk sebelum hindmilk dikeluarkan. Untuk mendapatkan lemak yang optimal sebaiknya payudara dikosongkan baik dengan diperah maupun menyusu langsung. (Aimi_Madiun) Tetap semangat bagi bunda-bunda yang sedang berjuang mengASIhi. Ingatlah bahwa seorang wanita yang melahirkan, sesaat setelah placenta keluar dari rahim, saat itulah ASI sudah diproduksi. Tidak ada wanita yang sudah melahirkan tidak bisa mengASIhi dengan alasan ASI kurang, sedikit, jelek dsb. Kecuali jika memang si ibu dalam kondisi medis yang tidak memungkinkan untuk mengASIhi. nb: gambar oertama adalah saat lertama kali pumping. gambar kedua setelah sekitar 5 minggu pumping. Saya tidak terlalu kecewa kog. #PentingnyaMengASIhiTAP
ibu dua anak