wali nikah

Bun maaf karena saya non muslim, saya tidak bisa menjelaskan mengenai wali hakim. Tapi jika boleh saya kasih saran, ayo berjuang bun dengan calon suami untuk bertemu ayah dan ibu kalian berdua, mereka mungkin mengucap kata pergi untuk kalian sebetulnya arti kata dari orangtua itu terjemahannya kamu kapok ga melakukan salah? Kamu menyesal dan bertobat ? Bisakah kalian bertanggungjawab menjalani kehidupan, karena sudah menciptakan kehidupan baru dirahim mu? Maaf mgkn saya membuat bunda kecewa dengan komen ini, tapi sepanjang perjalanan saya menikah banyak ujian dan tangtangan yang saya lalui dengan suami, saya yakin semua pernikahan di dunia ini tidak ada yg tidak melalui ujian. Kuncinya jalani prosesnya, jangan biasakan melalui jalan pintas, ingin cepat selesai ingin langsung sampai di tujuan. Sabar dan ikhlas adl kunci rumah tangga bun, sabar itu mencakup caramu menjalani proses step by step tidak langsung cari jalan ninja biar cpt, papa saya selalu bilang tidak ada yg instant di dunia ini bahkan mie instant saja di masak dulu. Pernikahan perlu restu orang tua, berjuang dulu kalian orangtua ingin melihat perjuangan dan proses mu. Menikah itu ibadah yang sakral bun, jika tantanganmu di usir, pulang minta maaf merangkak memohon ampun. Karena ada jalan ninja tapi jalan itu tidak membuat kalian mengerti esensi pernikahan.

syaratnya si perempuan yatim dan tidak ada saudara laki-laki dan wali nasab, ayah nonis, atau anak hasil di luar nikah. itu sih yang aku tau selebihnya harus dan wajib dengan ayah kandung. krn dulu pas aku nikah udh mohon mohon dan ngemis ngemis ke pihak KUA untuk tidak di walikan ayah kandung ttp jawaban mereka selama ayah kandung masih hidup itu tidak bisa lsgsg di walikan dengan wali hakim kecuali sudah dapat izin dari ayah kandung dengan syarat tertentu misalnya jarak atau keberadaab nya tidak di ketahui (hidup atau mati). tapi wali hakim tidak bisa asal menikahkan pasangan yang tidak mendapat restu dan izin dari orang tua dari pihak perempuan . jadi ya ttp harus dapat izin dari ayah kamu. coba kamu datangi lagi keluarga kamu, minta maaf sama mereka krn sudah membuat mereka kecewa, aku tau rasanya gak mudah tapi pikirkan dan lakukan demi anak kamu. sambil berdo'a juga semoga Allah melembutkan hati mereka.

maaf bunda izin sharing, tapi yg saya tau menikah wajib ada wali dari 2 keluarga baik calon pengantin wanita dan calon pengantin pria karena nanti ada syarat N4 yaitu penyataan dari kedua orangtua. soalnya dulu pengalaman temen ku mau nikah ortunya udah pisah dan ayahnya tinggal beda kabupaten cuma udah ga pernah komunikasi karena temenku ini benci bapaknya tapi sama KUA di suruh cari dulu ayahnya sebisa mungkin soalnya selama ayahnya hidup dan bisa dicari gabisa di walikan sama wali hakim. kalau nikah tanpa wali jatuhnya nikah siri dan ga tercatat negara. coba bunda balik ke rumah sama calonnya, minta maaf atas apa yg kalian lakukan dan minta keikhlasan buat menikahkan kalian secara sah di mata agama dan hukum.

Pengalaman menemani sahabat dekat saya yg muslim dan MBA, harus ada surat dari orang tua ayah dari pihak perempuan untuk menyerahkan kewaliannya kepada wali hakim, atau garis keturunan ayah misal : kakak/adik ayah yang sebapak, kakak laki2 bunda TS yang sebapak, adik dari bunda TS yg sebapak. Diluar daripada itu, KUA ga mau. Karena kata penghulu, tanggung jawabnya besar, mengabsahkan perzinahan seumur hidup. Kecuali.. Garis keturunan ayah antah berantah, ayah bunda TS sudah meninggal (itupun mesti dilampirkan surat kematian dan 2 orang saksi kematian), maka bisa di buatkan kuasa oleh KUA untuk memakai wali hakim, untuk kasus seperti yg saya sebutkan, wali hakimnya langsung oleh kepala KUA

Minta tolong saja ke bapak untuk bikin surat pernyataan kalau kamu sudah tidak lagi menjadi bagian dari keluarga, tunjukan surat itu ke KUA. kalau ga bawa bapakmu ke kua dan biarkan diri sendiri yg bilang kalau ga mau jadi wali dan menyerahkan ke wali hakim. Keputusan yg bagus untuk menikah secara agama dan negara, mungkin nanti setelah melahirkan kamu bisa minta ijab ulang.

syaratnya 1 yaitu wali yg sah memasrahkan hak perwaliannya ke wali hakim. dulu pas ijab qabul aku pake wali hakim tp atas persetujuan ayahku. selain itu yg sah pake wali hakim ketika perempuan trsebut yatim piatu dan sudah tidak ada sanak saudara yg bisa menjadi wali. ini setau aku yaa kalo ada bunda2 yg lebih paham mgkn bisa mengkoreksi.

saya ngga tau sih syaratnya apa aja kalau pake wali hakim, cm setau saya yaa, nikahnya ngga bakal sah kalau ternyata masih ada ayah/kakak-adik laki2/kakek/paman/keponakan laki2 dari garis ayah si calon pengantin perempuan yg bisa jadi walinya. daripada ngga sah secara agama/negara, mending mediasi dulu sm keluarganya mbak. semoga cepet ketemu solusinya ya.

Melahirkan dulu aja kak, nanti klo sdh lahir minta bapak jadi wali. Klo bapak g mau biar beliau yg menentukan siapa yg bisa mewakilkannya. Soalnya kan syarat nikah sdh dari sananya begitu. Mau di alibiin bagaimana pun keadaannya emang begitu. Semoga aja pihak laki²nya sabar menunggu dan komitmen denganmu.

maaf bun, sedikit dari saya, setau saya dalam agama islam, jika hamil di luar nikah, seharus nya tunggu bayi nya lahir dulu bun maaf kalo saya salah... namun jika ingin menikah jga.. tidah boleh tidur sekamar, . & harus nikah ulang ketika sudah lahir bayinya.. mohon di koreksi jika salah. 🙏

Surat keterangan dari keluarga bahwa sudah tidak memiliki wali lagi. Aku dulu nikah juga pakai wali hakim nanti mungkin wali hakim akan minta penjelasan terlebih dahulu mengenai wali dari perempuan kemana, dimana dan kenapa gabisa jadi wali menikahnya. Insya Allah wali hakim paham