Bun, tolong dimaklumi yah mertuanya.
Beliau sayang dan perhatian padamu dan Si Kecil.
Menurut saya, itu wujud dan cara beliau memperhatikanmu karena pengetahuan yang beliau miliki yah seperti itu.
Beliau sangat mungkin tidak bermaksud buruk, justru mungkin beliau sangat khawatir Bunda atau cucunya sakit.
Dengan pengetahuan yang dimilikinya, beliau berusaha menjaga Bunda dan Si Kecil agar tidak sakit.
Kan itu hal umum yang diketahui ortu jaman dulu, soal ada asi basi kalau ibu kurang makan, soal pantang ini dan itu, soal asi basi kalau ibu habis pergi jauh, dll.
Kita mungkin sudah menambah info dan ilmu sehingga paham kalau sebagian info tersebut tidak benar, tapi mertuamu belum tentu tahu.
Apalagi memang sebagian info dan kepercayaan yang nggak tepat justru masih cukup subur dipercaya kebenarannya, atau jadi kayak tradisi.
Setelah suami kasih info dari dokter, mertua nggak komen lagi kan? Mungkin beliau baru tahu dan semoga mau mengubah persepsinya yah.
Bunda tolong maklumi dan maafkan, demi diri Bunda sendiri. Bunda berhak hidup tenang, damai, tanpa rasa sakit hati. Memaafkan adalah cara terbaik melepaskan rasa sakit hati dari diri kita sendiri. Soalnya kalau sudah bisa memaafkan, mau ingat kejadiannya, atau mungkin ada kejadian berulang, insya Allah kita bisa lebih tenang, tidak sakit hati, dan tidak terusik lagi.
Sabar yah, Bun
ibu cantik