Bilirubin dan Lecet #ibujuara
Menyusui, pengalaman yang sungguh merubah diri saya baik secara jasmani dan rohani. Saya yang tidak mempelajari cara menyusui semasa hamil, kesulitan saat latch on. Ya, ini sepenuhnya salah saya. Dan kebodohan saya makin terasa saat anak saya harus dirawat karena bilirubin mendekati angka 20 dan badannya menguning. Rasa bersalah amat menguasai batin saya waktu itu. Menganggap dia kenyang karena dia gampang tertidur padahal baru minum sedikit , sungguh-sungguh menampar hati saya. Saat ia d rumah sakit, saya berjuang demi ASI untuknya. Mempelajari cara kerja ASI, pompa sesuai jam agar ASI keluar maksimal,termasuk mengelola stres. Walau itu yang paling sulit. Dan hasilnya setelah keluar dari RS ia benar-benar tak lagi minum sufor. Meski ternyata masih harus berjuang lagi, kami yang masih kesulitan latch on dihadapkan lagi dengan puting saya yang lecet parah. Mental saya amat ditempa di fase ini. Bayangkan, luka yang saya alami karena menyusui bisa cepat sembuh jika saya terus menyusui. Logika yang terasa ga masuk di akal tapi nyatanya memang begitu. Perih, nyeri dan selalu menitikkan air mata jika saat menyusui datang. Namun memikirkan bahwa hanya ASI yang dibutuhkan bayi saya menguatkan saya untuk terus menyusui. Mental saya sepenuhnya berubah saat menjadi ibu. Tak lagi gampang menyerah seperti dulu. Terlebih saat ia melihat saya sambil menyusu, memberikan senyumnya yang indah setelah selesai. Sungguh seperti cambuk yang membuat saya tak mau menyerah. Terus mencoba sampai benar-benar bisa. Dan saat anak saya sudah bisa menyusui sambil 'akrobat' saya tahu bahwa perjuangan menyusui kami berbuah manis. Para pejuang ASI, tetap semangat, semua proses pasti bisa dilewati dan hasil yang terbaik. 💜💜💜