Menikah dengan tabungan berdua, tanpa merepotkan orang tua

"Beri saya waktu 2 tahun untuk nabung. Dan kalau dalam 2 tahun ini kamu bertemu dgn laki2 yg lbih baik, kamu berhak meninggalkan saya", begitu jawaban si Abang saat saya mengatakan "Kalau serius, silakan buktikan!", kepadanya. Sejak saat itu, laki-laki tersebut mentransfer uang tiap bulannya ke atm yang ia berikan pada saya. Melihat perjuangannya untuk menghalalkan saya, diam2 saya pun menyisihkan gaji saya tiap bulan untuk menabung. Sedikit demi sedikit saya mencicil kebutuhan pernikahan: mas kawin, seserahan, dll. Memasuki tahun kedua, alhamdulillah uang kami cukup untuk menggelar pesta sederhana. Namun, tak dinyana, 3 bulan sebelum pesta, kami dihadapkan pada situasi harus segera keluar dari rumah orang tua dan harus mempersiapkan tempat tinggal pascamenikah nanti. Akhirnya, uang tabungan pernikahan kami pun dialokasikan untuk itu--uang yang untuk biaya pernikahan pun sangat pas-pasan ditambah harus merenovasi rumah peninggalan orang tua-- Ya Robbi, kemana kami harus mencari kekurangan ini... sedangkan untuk meminjam uang di bank kami tak berani karena takut dosa riba yang bertubi2... Ternyata, dibalik kesulitan, selalu ada kemudahan yang IA berikan. DIA memberikan rezeki yang tak disangka-sangka, yang dalam logika manusia tak kan sampai berpikir ke sana. Tak disangka, uang sisa beasiswa pendidikan S2 saya cair, sementara penerima beasiswa lain belum ada yg cair, dan bonus tahunan si Abang pun turun. Subhanallah, tabungan pernikahan kami benar-benar tak bersisa, namun Allah membimbing kami, memberikan kami kemudahan. Di mana ada niat, di situlah ada jalan. Niat awal kami yg tidak mau membebani orang tua untuk biaya pesta pernikahan pun Allah ijabah. Alhamdulillah pesta sederhana pun berjalan lancar tanpa UTANG dan setelah resepsi pun kami sudah bisa bernapas lega menempati rumah yg baru kami renovasi tanpa riba. Perjuangan kami dimulai justru sebelum kami menikah dan saat ini kami tinggal memetik hasilnya. Perjuangan tersebut mengajarkan kami proses bersabar, berjuang, saling percaya, dan menjadi support system satu sama lainnya. #CeritaPernikahan