Kuncinya hanya pasrah aja sama Allah SWT, ga perlu kebanyakan nuntut 😊
Baru bisa sharing proses kelahiran sekarang 🤗. Part I MashaAllahTabarakallah Alhamdulillah, ga henti-hentinya selalu bersyukur apapun itu keadaannya. Setelah sekian lama kami berikhtiar dan berdoa mengenai "Keturunan". Jadi awal ceritanya, kami setiap akhir tahun rutin promil (program kehamilan). Akhir tahun 2016 kami masih santai dan berfikir jalanin dulu saja mengingat saat itu juga suami belum lulus Tugas Belajar dan usia perkawinan baru 6bulan. Akhir tahun 2017 kami mulai promil di salah satu dokter di Solo, disitu kami hanya diberikan vitamin hormon karena di cek ke dua belah pihak (suami istri) dalam keadaan sehat tidak ada permasalahan sama sekali. Naaah awal tahun 2018 suami di pindah tugaskan di Pangkalpinang, otomatis ke hold promil dari dokter yang di Solo. Daan endingnyaa dwaaaRrr gagal diawal Maret ga cocok ditubuh aku, hingga pendarahan dan pergi ke dokter yang ada di Bangka buat cek. "Notes yaa bukan keguguran, memang negative pregnancy test dan negative USG". Akhir tahun 2018 kami berusaha promil lagi dan kali ini di dokter Jakarta, ga kebayang kan doublenya biaya yang dikeluarin untuk akomodasi dan biaya promilnya 🙄, hitung-hitung sekalianlah kami berlibur. Disaat inipun udah gagal lagi karena memang dari promil kami kecapean ditambah estafet ada acara yang seharusnya kami diharuskan untuk istirahat (faktor kecapean dan belum rejekinya). Akhir tahun 2019, dari jauh hari kami booking dokter karena maunya kali ini promil In Vitro Fertilization (IVF) di Bandung, udaa ngumpulin budget buat jalanin di tahun 2020 nanti. Segala upaya kami usahakan dan kami jalani, dan saat sudah sampai Bandung kami dikonfirmasi ulang by phone untuk reschedule jadwal karena dokter yang dibooking tiba-tiba cancel karena beliau mau cuti akhir tahun 😥. Sedih, udaa jauh-jauh hari booking dan registrasi online tapi ga bisa konsultasi dan cek ☹. Bahkan kami rela cari hotel yang terdekat dengan RS tersebut yang kalo jalan kaki hanya 10 menit sampai ☹. Kalo ditanya, "Lah kenapa di Jakarta atau Bandung?" "Karena dari Pangkalpinang ke Jakarta atau Bandung ada direct flight nya, dan kalo di Bangka belum nemu Sp. Og, KFER. Yaa cuma Sp. Og biasa aja doang, kalo ditanya bedanya apa sok atuh googling bae 😴." Pulang rasanya sedih, karena kami belum sempat buat check akhir 2019. Walaupun liburannya jadi panjang di Bandung, yaa itung-itung refreshing dan usaha lagi planning cuti panjang dibulan September 2020 untuk promil tersebut. Memang benar doa itu seperti mengayuh sepeda, diulang-ulang disebut-sebut bisa sampai tujuan dan harapan diijabah sama Allah SWT. Boro-boro renovasi rumah atau beli mobil, hanya untuk kanopi teras, beli lemari dan handle pintu aja aku mikirnya banget-banget sayang duitnya kalo dipake sedangkan buat IVF aja harus nabung selama 2 tahun ini ☹. Alhamdulillah yaAllah, kami hamil alami promil antrian kepercayaan dari Allah SWT. "Kenapa sih ga posting dan share selama kehamilan?", bagi kami yang menunggu selama 4tahunan hal tersebut sangatlah harus dipertimbangkan. Yang pertama, aku ingin menikmati masa-masa kehamilan ini. Merasakan bagaimana nikmatnya perubahan hormon A ke hormon B, perubahan pertumbuhan janin dan yang lainnya. Yang kedua, ga mudah bagi kami untuk posting dan share hal tersebut karena ada beberapa teman hingga saudara kami sendiri yang sampai dengan sekarang belum dikaruniai keturunan sama Allah. Bahkan usia pernikahannya melebihi usia pernikahan kami (diatas 5 tahun). Ga kebayangkan betapa sabarnya mereka untuk menunggu hal indah ini, Empati adalah hal yang sangat penting bagi kami. Di kehamilan ini aku belajar banyak banget mengenai beberapa hal, bersyukur akan keadaan dengan apa saja yang telah Allah SWT berikan. Banyak diluar sana mungkin belum seberuntung kami, Alhamdulillah selama kehamilan ini masih bisa ke pasar seminggu sekali naik motor sendiri sampai usia kandungan 38W3D 😂🤭 walaupun jarak tempuh ga ada 1 KM dari rumah. Karena cukup 5 minggu diawal saja makan diluarnya khawatir tensi tinggi kalo makan diluar mulu 🙈. Ga ada yang namanya muntah-muntah parah, alhamdulillah juga ga ada flek selama kehamilan, hanya sedikit melow saat pengen bikin kroket tapi adonan jadinya perkedel 😂🤣. Part II 11 September 2020 Jadwal kontrol dokter kandungan terakhir kalinya untuk memutuskan tindakan berikutnya di usia kandungan 9bulan 6hari atau 4hari sebelum HPL. Malem kontrol dapet urutan nomor 3, dokter bilang semua kondisi masih bagus dan dikasih waktu maksimal 18 September kalau tidak lahiran juga direkomendasikan buat kelahiran Induksi 🙄 akumaah bodo amat, mau normal atau SC sama aja bagiku. Toh nunggu ni keturunan aja 4tahunan lebih, pasrah aja yang penting sehat selamat dan lancar semuanya. Pulang kontrol, aku dan suami mampirlah beli Burger dan hujan-hujanan naik motor pakai mantol 😂🤣. Sesampainya di rumah, seperti biasanya aku nonton yutub dikamar dan suami main game di ruang tamu. Kami memang beberapa hari ini pisah tidur, karena dikantor suami ada 5 orang positif c*vid. Coba bayangkan, 4hari sebelum lahiran aja dibikin khawatir dengan keadaan tersebut. Alhamdulillahnya swab suami negative, tapi tetap kami pisah tidur juga sih 😅. Jam 00.00 tanggal 12 September aku pamit tidur sama suami, dan sebelum tidur aku sounding ke ni Baby "dek ayo lahiran, udaa waktunya looh, kalo ga lahiran juga nanti disuntik sama pak dokter". Eh bener dong, ga ada 10 menit aku berucap, langsung pecah tu ketuban syuUurr. Aku slow ga panik, panggil-panggil suami buat berangkat ke RS. Hampir 10tahun kenal suami yang pembawaannya selalu tenang dan ga pernah panik, kali ini ga sama sekali. Dia paniknya bukan main padahal akunya biasa bae santay poll 🤣😂. Wong ga ngerasain sakit sama sekali waktu itu. Sesampai RS 00.30 di cek, ternyata udaa bukaan 5,5 menuju ke bukaan 6 🙈 ditanyain perawat apa yang dirasa, dan ku jawab ga ada 😂. Mungkin kalo ga pecah ketuban, aku bisa ngelahirin di kamar. Karena dari bukaan 1 ke 6 aku ga ngerasain apa yang namanya kontraksi asli. Bahkan ga ada lendir darah atau apapun itu kecuali pas di bukaan 9. Yang aku rasa 1-6 itu hanya pegel pinggangnya. Lalu dipindahkanlah kami ke ruang bersalin. Saat diruang bersalin dikasih tau tuh kalo udaa keluar lendir darah sama mau pup artinya mau lahiran. Masih biasa ga ngerasain kontraksi yang cem orang bilang katanya dahyat itu. Kanan kiri pada lahiran teriak-teriak minta ampun 🤭. Aku yang masih slow dan banyak doa sama suami. Ngeluhlah aku, pengen pup dan pas dicek suami udaa keluar darah dan pupnya 🙈 dipanggilkanlah perawat, daan ternyata di cek udaa bukaan 9 dong. Akhirnyaa pukul 03.48 lahirlah putri kecil kami Faliha Olethea Radityo dengan proses lahiran Normal Spontan dan dari datang ke RS sampai lahiran hanya 3jam doang, sore harinya jam 3 udaa diperbolehkan buat pulang. MasyaAllah banget, aku ga pernah namanya menuntut pengen lahiran normal, aku ga pernah menuntut anak harus minum Asi atau ga. Alhamdulillah Allah SWT memberikan kami lahiran Normal Spontan dipermudah dan diselamatkan proses persalinannya dan asi keluar ga ada 24jam setelah lahiran. Allah tau, kami hanya berdua tidak ada keluarga di Bangka. Karena kami tidak mau mengambil resiko mendatangkan orang tua kami yang kemungkinan besar bisa terkena virus c*vid. Intinya lillahi ta'ala aja, percaya sama Allah selalu dikasih jalan yang baik dan lurus. Terima kasih yaAllah, atas nikmat yang Kau berikan dikeluarga kecil kami. Senantiasa mampukan kami untuk menjadi orang tua yang bisa merawat anak dengan baik dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Sehatkan dan panjangkan umur kami bertiga selalu dalam lindunganMu aamiin. Menjadi zombie disetiap malam, daan beberapa hari setelah melahirkan aku mengalami juga yang namanya Baby Blues gegara kepikiran BBLR dedek hanya 2,3 Kg tapi alhamdulillah lahir di usia 39W4D jadi organ tubuh matang kuat 🙈🤭. Kenapa bisa BBLR?? Karena miss perkiraan usg yang selisih 600grm, ga akurat alatnya kudu ganti tuh dokter hahaha 😂. Dan si dedek sudah Puput (tali pusar lepas) di usia dia 3 hari. Sebulan kemudian naik 2 Kg full asi menjadi 4,3 Kg Semoga Allah SWT menyegerakan hal baik dikehidupan pasangan yang menantikan kepercayaan keturunan aamiin 🙏. Dari lahir sampai sekarang aku dan suami merawat dedek berdua diperantauan 🤗. Ohiyaa, kebetulan aku juga mengalami mastitis abses pada usia dede 2bulan. Tapi alhamdulillah sudah sembuh, yang diakibatkan oleh puting yang luka dan masuklah bakteri ke payudara kiri 🙈. Hanya berobat jalan, tanpa tindakan OP karena absesnya bisa keluar sendiri dijalan lain 🤭.
Sedang berjuang