Cerita Program Hamilku
Assalamualaikum, Bunda. Ini cerita tentang program hamil yang BERHASIL! Alhamdulillahhh, kemudian menangis bahagia. Itulah reaksi pertama saya saat tahu saya sedang hamil ?. Saat cerita ini saya tulis, kandungan saya sudah memasuki usia 7 minggu. Banyak teman² yang bertanya bagaimana program hamil yang saya jalani sendiri (bukan promil dokter), kebetulan saya seorang Tenaga Kesehatan yang sekarang memilih di rumah sebagai IRT. Tapi sebagai IRT tidak mengahalangi kita punya kreatifitas kan Bunda, hehe Berawal dari pernikahan saya dan suami pada bulan Januari 2019, kami melakukan serangkaian promil yang direkomendasikan beberapa teman, mulai dari saya harus gini suami harus gitu, posisi bercinta harus gini dan gitu, makan ini makan itu, minum vitamin ini dan itu, dan masih banyak lagi. Kami coba semuanya semampunya dan ditambah ilmu yg saya pelajari sebagai Tenaga Kesehatan. Dari sekian banyak anjuran promil dari teman, saya dan suami setiap bulannya cuma bertahan 2 mingguan karena kurang konsisten dan merasa cepat bosan atau terlalu membebani pikiran. Belum lagi ditambah masalah² kecil yg terjadi awal² pernikahan, adaptasi satu sama lain atau sekedar "oh ternyata aslinya kamu begini ya sayang", butuh kedewasaan satu sama lain, belum lagi memikirkan harus promil, huft! berat awalnya. Nah, saat bulan Juni Juli, satu sama lain mulai kalem dan mulai bisa ngobrol dari hati ke hati untuk promil dengan sungguh². Kami mulai pakai promil racikan sendiri yaitu : "YANG PENTING HAPPY" artinya, makan makanan yg disukai (asal sehat), lakukan hal² yg disukai (liburan berdua), bercinta dengan indah dan happy (apapun posisinya), terbuka satu sama lain tentang apa yg disukai dan tidak disukai, agar psikologi masing² dalam keadaan baik, dan harus KONSISTEN! Ribet ya, Bun? hihi intinya yg bikin happy aja. Saya makan buah anggur merah seminggu bisa 2kg sendiri, suami nyicip doang. Tapi kalau Bunda suka buah lain bebas, yg penting happy ?. Kemudian yang tidak kalah penting dan bahkan menjadi yang terpenting adalah "jadwal bercinta" yang harus memperhatikan masa subur dan ovulasi. Ini sangat penting! Dari awal menikah saya download aplikasi FLO untuk mudah mengetahui kapan masa subur saya (karena males ngitung sendiri, hehe). Jadi di Aplikasi tersebut dijelaskan tanggal² kapan masa subur dan ovulasi(pelepasan sel telur yg matang). Misalnya begini, masa subur saya 2 minggu dari tanggal 1 sampai 14, nah diantara tanggal 1-14 tersebut akan ada tgl masa ovulasi yg ditandai di aplikasi, jadikan ini sebagai acuan sementara. Mengapa sementara? karena masa ovulasi yg sesungguhnya hanya Tuhan yg tau, kita dan aplikasi cuma bisa memperkirakan, maka dari itu saat tgl masa subur dari tgl 1 sampai 14 itu rahim harus selalu punya tabungan sperma. Rata² sperma mati dalam jangka waktu 2x24 jam, jadi berhubungan harus 2 hari sekali, bukan sehari 2x, tapi 2Hari 1kali. Proses matangnya sperma yg baik untuk pembuahan juga terjadi setelah 2 hari. Kembali lagi pada masa subur, misalnya masa subur saya 2 minggu, dari tanggal 1 sampai 14, maka jadwal bercinta tgl 1 (tabungan sperma untuk 2 hari, yaitu tgl 1 dan 2) kemudian bercinta lagi pada tanggal 3 (untuk tabungan sperma 2 hari, yaitu tgl 3 dan 4) dst... intinya 2 hari 1 kali. Ini suami istri harus benar² konsisten, jangan minta nambah frekuensi jumlah bercinta atau malah mengurangi, harus konsisten sama jadwal, toh juga cuma 2 minggu, yang penting saat tgl ovulasi(pelepasan sel telur matang) itu ada sperma yg menyambut. sekedar informasi, saya menstruasi teratur setiap bulan, jadi mudah mengetahui masa subur, suami seorang perokok, tapi selama 2 bulan program (Juni Juli) suami mengurangi rokok, makan makanan sehat, dan perbanyak do'a, krn apalah usaha tanpa do'a ?. Pada bulan juli awal ( sekitar tgl 10) saya mengalami kecelakaan motor, benturan di kepala dan trauma di leher yang mengharuskan saya menggunakan penyangga leher selama 2 minggu. Tapi karena tanggal² tersebut saya sedang subur, saya dan suami pun tetap konsisten menjalani program Jadwal yg sudah disusun, walaupun dalam keadaan sakit (krn saya minta rawat di rumah). Suami awalnya tidak tega melihat kondisi saya sampai berkata ingin saya sehat dulu baru promil lagi, tapi saya kekeh, krn kalau tidak ya harus mengulang siklus 1 bulan lagi, sayang kalau promil dari bulan Juni harus ditunda. Saya dan suami akhirnya tetap melakukan promil yg kami jadwalkan bersama, dalam keadaan sakit pun kami sepakat harus selalu ada tabungan sperma (di rahim) agar sewaktu waktu masa ovulasi datang ada sperma yg menyambut. Sedih sih, karena dalam keadaan sakit masih harus berjuang promil, tapi kami pun tetap semangat dan optimis, saling mendukung satu sama lain, saling menguatkan. Bersyukur punya suami yg alhamdulillah pengertian dan sevisi misi. Kalau mau promil harus konsisten, konsisten dan konsisten, itu kuncinya. Alhamdulillah, pada bulan juli akhir saya coba tespek daaaann...tadaaaaa... garis duaaaaa! Akhirnya, perjuangan yg membuahkan hasil, saya dan suami sangat bahagia dan bersyukur, ini kehamilan pertama, kehamilan yg dinanti nanti, ditambah lagi bulan Juli adalah hari lahir saya, sungguh hadiah kejutan dari Allah. Alhamdulillah. #CeritaHamilTAP