Aku suka caramu menarik tanganku saat kau menyuruhku berjalan pelan. "Nikmati perjalanan kita. Aku tak masalah meski tak cepat sampai. Asal kau ada di setiap langkah" bisikmu lembut sambil menggengam tanganku dan menaruhnya di dadamu.
Ah... Jantungku serasa meledak waktu itu. Akan tetapi aku lebih suka berpura-pura marah agar tak terlihat murah "Aku emang jalannya gini. Cepet. Kayak cowok. Biar hemat waktu dan hemat tenaga. Kenapa? Gak sukkakk?!"
. "Aku suka kamu. Aku suka konsep kamu tentang waktu yang tak boleh terbuang sia-sia. Aku suka kita"
Kampret. Kenapa kau harus tersenyum dan mengusap kepalaku. Aku kalah. Aku tenggelam dalam matamu. Aku kehilangan diriku. Aku tak lagi ada. Kau satu-satunya.
Setahun berlalu.
People changes. Akupun. Tak ada lagi berjalan cepat. Aku bahkan kesulitan bangun dari tempat tidur. Aku yang dulunya suka loncat kesana kemari kini terseok-seok menahan berat badanku sendiri.
Kamu manusia kejam. Aku tau kau diam-diam menertawaiku saat aku ribut mencari sandaran hanya untuk berdiri. "Kamu sadar gak kalo kamu itu lucu? ".
"Aku? Lucu?. Look what you made me do!. Setelah menjadikanku istri, kau membuatku hamil, dan sekarang tertawa karena aku berubah jadi benar-benar 'putri Solo' yang harus berjalan anggun"
"Tak apa, aku tetap mencintaimu, meski kamu berubah jadi seperti penguin. Aku malah berterima kasih karena kau merelakan perutmu untuk tempat singgah malaikat kecil kita" .
Aku tersipu. Aku selalu lemah dengan senyummu. "Aku sayang kamu. Terima kasih sudah jadi suami sekaligus ayah yang baik. SELAMAT ULANG TAHUN, SAYANG. Semoga Tuhan menghujani kita dengan banyak berkah"
Malang, 18 Januari 2019
#SiapKetemuAnakku